Selasa, 22 Maret 2011

Symfoni 2 1/4


Aku belum mengetahui status Adam saat pertama diturunkan ke bumi
Enggak ada FB pada saat itu
Apa warga negaranya, apa warna kulitnya, apa ajarannya, dan apa agamanya
Mengapa kita berbeda warna kulitnya, jika kita satu garis keturunan
Mengapa kita berbeda ajarannya, jika dia mahaguru dan kita mahasiwanya
Rumitnya sama seperti mana yang lebih dahulu apakah ayam atau telur yang duluan lahir
Membunuh adalah jalan terbaik untuk mempertahankan ideology
Padahal ayam sendiri tidak pernah ambil pusing,
mau telur duluan kek,
atau ayam duluan nek…

Aku baru menyadari sekarang, mengapa Adam diturunkan ke bumi
Karena tempat sebelumnya sempit
Karena hanya Adam yang berteman baik dengan wanita satu-satunya
Karena rasa cemburu syaiton membakar semua yang dilewatinya
Karena Adam terus berkembang biak
Karena keserakahan anak cucu Adam yang tidak memungkinkan untuk berbagi tempat
Untuk membagi dua maka
Siapa yang akan ikut Adam dan siapa yang akan mengikuti syaiton
bumi sebagai penyeleksinya
Mengambil pelajaran sederhana dari keberadaan matahari
Berbagi atau berebut matahari, seperti Agnes mengagapnya sebagai matahariku, Ahmad Albar menjilatinya, bahkan Ebiet G Ade yang berusaha menjaringnya
Begitu rumitnya sehingga Ebiet sendiri bertanya pada rumput yang bergoyang
Katanya, barangkali, “Mungkin alam mulai bosan melihat tingkah kita…”

Aku tidak pernah mengerti “Konsep surga-neraka”
Yang aku pernah tahu
Ada ying ada yang
Ada anak pembawa keberuntungan ada yang membawa kesialan
Ada baik ada buruk
Ada tinggi ada pendek
Ada aku ada Kamu
Sebuah keseimbangan

Aku tidak perlu mengerti Kamu
Aku hanya akan menikmati keberadaan Kamu disini
Aku tak perlu ajaran apapun
Aku hanya mengikuti penciptaan yang Kamu ciptakan
Symphoni yang belum usai dan tak akan jadi pun akan terasa damai
Aku tak pernah mau tahu Kamu
Bukan berasal dari keturunan raja atau penguasa alam mana pun
Aku bersama kamu melihat pada kejadiannya saja
Satu bulan saja pada malam penuh bintang
Selalu temani aku nyanyikan lagu tak pernah jadi ini
Jadikan ini surga buatku
Kedepannya aku yakin harus berbuat apa

Baru aku tahu, mengerti, rasakan,
indahnya bumiku
tak akan mungkin hilang dalam ingatanku
terasa sampai dalam sanubariku
hati nuraniku turut mengiyakan

01022010
Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar