Selasa, 22 Maret 2011

Superwarno 3 (Nuansa II - Keseimbangan Pengetahuan Super Warno)


Kemampuan mental yang seimbang menentukan pertahanan fisik untuk seimbang.
Keseimbangan berarti butuh penyeimbang, selalu saja ada ketidaktahuan tentang penyeimbang mental bersifat minimnya ilmu tentang hal tersebut.
Kebutuhan akan penyimbang setiap orang berbeda-beda.

Adanya pergeseran mental pada beberapa orang yang cendrung kearah kebutuhan hal-hal supranatural atau bisikan-bisikan magis semakin terlihat pada orang-orang di negri ini. Semakin banyak pembenaran yang didapatkannya, sesuai dengan perasaannya, sesuai dengan akalnya, juga sesuai petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh hal-hal gaib. Bahkan ada yang membutuhkan tenaga supranatural atau penasehat spiritual itu untuk membangun mentalnya melalui hal-halnya serba gaib dan tak teraba.
Ada beberapa hal orang mencari keseimbangan hidupnya melalui berbagai cara, hal ini mungkin bisa menyentuh hidupnya sesuai keinginan mendasarnya saja. Apabila bagi beberapa orang yang mengerti mengapa seseorang menemui motivator, atau seorang psikiater, tak lain untuk menggerakan alam sadarnya hanya untuk mendapatkan kesadarannya sendiri sesuai sifat yang baik dan bukan menenggelamkannya pada sifat salah.
Karena memang ada kekurangan mental yang tidak di isi penuh saat hidup perlu pemenuhan pendidikan mental dari usia dini. Mengapa? Karena sudah terbiasanya dipenuhi kurikulum pendidikan dasar yang sifatnya ilmu pengetahuan dasar yang bukan diperuntukan pembentukan mental seimbang. Antara lain, mental juara hanya selalu didapat dari kompetisi atau perlombaan, atau mental tangguh didapat dari pertarungan, perkelahian masal, bencana alam, atau menghadapi kemiskinan berkepanjangan.
Ilmu mentalis bukan untuk membuat seorang magiksian menjadi guru ilmu trik memukau untuk merubah orang seketika. Bukan juga kemudian orang bercakap kencang di rumah-rumah, debat kusir,  mengenai kecendrungan membunuh orang dan membunuh diri sendiri yang di pertontonkan di TV, menjadikan bahan acuan ilmu pergeseran mental bagi orang-orang. Atau orang berbondong-bondong mengetik reg spasi magis untuk mendapatkan solusi cepat dan merubah hidup dengan cepat pula. Atau tiba-tiba banyak orang menjadi pintar bicara penyakit mental yang aneh ini tanpa dasar ilmunya.
Ketidakseimbangan mental orang bermacam-macam, ada yang dapat membuat orang tiba-tiba undernalinnya berpacu lebih cepat. Membuat ginjalnya tidak bekerja kurang baik karena kurang minum. Atau tipes karena bernafsu kerja lebih keras dari biasanya. Bahkan stroke karena gula darahnya naik atau karena darah tingginya memuncak hebat. Disebut saja penyakit ketidakseimbangan mental ini sebagai ilmu yang tidak pernah didapat dalam ilmu pengetahuan dasar di sekolah. Lalu kecendrungan mental membentuk sendiri dari pengalaman masing-masing tanpa ada guru.
Kehidupan yang seimbang yang bagaimana yang dibutuhkan? Itu yang saya cari dari diri Super Warno. Saat pertama ia memiliki HP. Hampir setiap saat bila ada waktu ia mengirimkan sms ke ibunya. Isinya hal-hal sepele. Ibu aku lapar. Ibu aku pipis. Hebat benar teknologi ini telah menyeimbangkan perasaan Super Warno. Dia tidak perlu buru-buru pulang untuk memberitahukan ibunya berita gembira bahwa dia sudah makan. Keseimbangan baginya adalah bisa berkomunikasi terus dengan ibunya. Anda tahu jaman pertama kali HP di temukan di negri ini harganya kan selangit. Tapi itu tak ada dalam pengertiannya. Yang ada adalah bagaimana ia bisa tetap berkomunikasi dengan ibunya.
Kepintaran apa yang tidak dimilikinya, saat masih berusia sembilan tahun ia bisa menjawab tanggal berapa yang anda sebutkan, ia akan tahu hari apa itu. Juga hari itu hari pasaran jawanya apa atau tanggalan Islaminya. Saat beranjak SMP ia mampu menjawab akar persamaan sebuah angka yang anda sebutkan. Sampai dua angka dibelakang koma. Hebat bukan.
Anda akan mengira bahwa ada yang membisikan ditelinganya. Karena ia membutuhkan waktu seberapa detik untuk memejamkan matanya sebelum menjawab dengan benar pertanyaan anda. Anda juga akan mengira ia seorang magiksian atau seorang supranatural. Jawabannya adalah karena ia mengerti konsep penanggalan itu atau hafal semua akar persamaan matematika yang rumit. Bahkan bulan purnama akan keluar pada tanggal berapa ia akan tahu. Karena ia Super Warno.
Aku berkenalan dengannya yaitu saat ia pertama kali mendaftarkan diri sebagai mahasiswa baru di kampusku ini. Orang tidak pernah menyangka kalau ia memang anak super. Pengetahuan matematikanya di atas orang-orang seperti aku. Sebagai senior memang selalu arogan pada yuniornya. Itu yang aku pelajari dari senior-seniorku terdahulu.
Hukum di sini buat mahasiswa baru adalah pasal satu senior tidak pernah bersalah. Pasal kedua apabila ada yang senior melakukan kesalahan itu semata-mata adalah karena kesalahan yunior. Pasal ketiga jika memang benar-benar senior melakukan kesalahan maka akan di kembalikan ke pasal satu. Ini yang dinamakan Ospek (orientasi pendidikan) yang diadakan oleh senior-senior untuk menyambut mahasiswa baru. Dengan susah payah aku menjelaskan padanya. Anda tidak akan bisa tahu melihat dari raut mukanya tanda ia mengerti atau tidak. Karena wajahnya selalu datar tanpa mimik apapun. 
Kebenaran itu suatu konsep dan juga suatu kebiasaan. Setiap kali ia mengambil barang di sebuah swalayan atau toko maka ia akan membayar. Begitu juga jika menaiki angkutan umum atau buang air kecil di tempat umum. Tidak ada yang salah baginya dan semuanya menurutku benar bila ia melakukannya sesuai konsepnya. Betapa teguh pendirian seseorang bila bisa menjalani konsep tersebut seperti yang dijalani Super Warno. Jadi jika dia tidak merasa salah, lalu buat apa hukum dengan tiga pasal tadi yang aku jelaskan padanya. Aku seperti senior yang tolol di hadapanannya.
Termasuk ketika ia acara baris-berbaris dari Menwa (jamannya, Resimen Mahasiswa). Semua program yang disediakan buat mahaiswa baru. Ini adalah program hiburan buat senior dari Super Warno. Acara baris-berbaris dijadikannya tontonan terlucu yang pernah aku lihat. Karena Menwa mengesklusifkan dirinya dari mahaiswa baru lainnya. Setiap kali Menwa mengajarkan cara baris-berbaris yang benar akan selalu berakhir pada amarah sang Menwa. Paling tidak, Menwa jadi stress. Bahkan mendekati gila.
Mengapa tidak, setiap kali ia melangkahkan kaki kanan maka tangan kanannya akan maju mengikuti kaki kanannya. Begitu juga dengan langkah kaki kirinya akan diikuti tangan kirinya yang mengayun lurus kaku. Seperti robot saja. Yang membuat lucu adalah Menwa yang mengajarkannya sudah berganti dari satu orang ke orang lainnya tetapi masih saja tetap jalannya seperti robot. Menwa patah hati. Maka ia di beri hak esklusif, lulus dengan cepat dan bersetifikat lulus bertanda tangan Kepala Menwa. Dan ia berhak mengikuti program berikutnya yaitu KBM (Kemah Bakti Mahasiswa).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar