Senin, 21 Maret 2011

(Hahay Story 001) Salah Perhitungan


Lagi-lagi disaat sekarang aku tertawa terpingkal-pingkal, saat ini yang tersisa dalam perutku cuma angin. Kalau mau diisi nasi juga sudah tidak ada tempat lagi karena sudah penuh terisi dengan angin. Sedari tadi ketawaku belum berhenti. Perutku terguncang, berputar seperti mesin cuci, mengocok angin yang ada dan semakin mengencangkan otot perutku. Lucu sekali tingkahnya, si botak bernama Nurdin, lugu dan memprihatinkan. Betapa tidak demikian, Nurdin tidak bermaksud untuk resign eh malah benar-benar mengundurkan diri.
Begini ceritanya, berawal sebulan yang lalu saat bapak Risman mengajukan surat pengunduran diri ke big boss. Lalu setelah dari ruangan boss Risman tua bercerita di depan kami, kalau ia sempat dijanjikan akan dinaikan jabatan agar tidak mengundurkan diri dari perusahaan ini. Karena pak Risman sudah merasa tua dan tidak sanggup lagi bekerja dibawah tekanan maka ia bersikukuh untuk tetap meninggalkan bossnya dan pergi. Nurdin terkesima mendengar cerita bapak Risman.
Berselang dua minggu kemudian gilirannya Junio yang mengajukan surat pengunduran dirinya ke big boss. Begitu juga setelah keluar dari ruangan boss Nurdin telah menanti di meja Junio untuk menjadi pendengar yang baik. Maka berceritalah Junio, mengabarkan pengalamanannya di ruangan boss. Bahwa dia dijanjikan akan ada kenaikkan gaji tiga kali lipat, juga kenaikan jabatan menggantikan bapak Risman. Tetapi merasa kariernya akan usai diperusahaan ini maka Junio bersikeras untuk tetap meninggalkan boss dan pergi. Di tempat yang baru Junio menerima empat kali lipat lebih besar dan kebebasan berkarya sesuai dengan bakatnya. Nurdin pun kembali terkesima mendengarkan sambil mengangguk-anggukkan kepala botaknya.
Dua minggu setelah Junio giliran Lisa yang mengajukan surat pengunduran diri. Kali ini Lisa mengalami proses yang lama dan panjang. Hampir dua jam ia berada di ruang boss. Setelah keluar dari dalam Lisa mengutarakan pengalamannya kepada Nurdin. Kali ini Lisa dijanjikan kenaikan jabatan, kenaikan gaji, plus mendapat rumah cicilan. Karena Lisa merasa terlanjur sakit hati karena janji tahun lalu belum ditepati maka Lisa berkeras hati untuk meninggalkan bossnya beserta perusahaan yang sudah ia benci. Kemudian Lisa pergi. Nurdin tertegun dengan kebulatan tekad temannya.
Berselang satu hari setelah hari Lisa mengundurkan diri, hari ini Nurdin memberanikan diri untuk membawa surat pengunduran dirinya ke ruangan boss. Dengan kedua tangan yang bergetar Nurdin memberanikan dirinya, mengetuk daun pintu dan masuk ke dalam dan menutup pintu. Suara dari dalam ruangan boss memang tidak terdengar sampai ke luar. Baru saja lima menit pintu ruangan boss terbuka dan terlihat Nurdin sedang memohon-memohon dan tangan boss telihat menunjuk ke arah luar. Nurdin memohon maaf dan tidak akan mengulanginya. Surat pengunduran diri Nurdin untuk pergi telah disetujui boss tetapi Nurdin bersikeras untuk tidak pergi.
“Kamu! Sudah sering absen, sering datang telat, kerjanya lelet! Sekarang juga kamu boleh pergi!” terdengar suara tegas boss menghardik Nurdin.
“Tapi boss, maafkan saya... Saya tidak bermaksud mengundurkan diri boss.” Suara Nurdin terbata-bata.
“Sudahlah pergi saja kamu!” Boss mengeluarkan Nurdin dari ruangannya dan menutup pintunya dengan kesal.
          Lalu dengan perasaan sedih dan galau Nurdin mengemaskan barang-barangnya sambil bercerita kepada kami. Matanya sedikit berkaca-kaca dan juga setengah murka membanting bawaannya ke dalam tas. Dengan suara agak parau ia mulai bercerita.
“Aku tuh gak bermaksud mau resign. Aku cuma mau boss menahan aku untuk tidak pergi dari sini. Dan menawarkan posisi yang sudah kosong, menaikan gaji, dan mendapat cicilan rumah. Kan kalau yang mendapatkan tawaran ketiganya hanya dalam satu surat pengunduran diri. Maka aku gak perlu repot-repot. Hiks hiks.” Nurdin berkepala plontos, berbadan tegap, akhirnya meneteskan air matanya dan pergi.
          Setelah Nurdin pergi kami semua tergelak melepaskan tawa yang sedari tadi kami tahan. Dasar Nurdin terlalu sederhananya ia menyimpulkan kejadian hanya berdasarkan fikiran lugunya saja. Seorang admin yang kerjanya malas-malasan dan selalu mendapat nilai merah, berfikir jika ia menggertak untuk meninggalkan perusahaan ini boss akan menahannya untuk tidak pergi. Yang ada sekarang Nurdin gundul sedang menagisi salah perhitungannya. Hi hi hi, hiks. Kisah ini entah senang entah sedih…. ahay!
12-11-10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar