Selasa, 22 Maret 2011

“HARGA MATI BUAT HARGA DIRI”


 
Meringkih dalam gelap
Meluncur di tengah galaknya nanar matahari
Berjibaku dalam buaian hujan
Tertatih di sudut-sudut arena
Tergelincir di pertikaian rantai makanan

Mencari arti kehidupan
Mengisi di sela-sela kelucuan anak-anak
Bersembunyi di keramaian amarah penghuni kereta
Tidur tak kenal pukul, entah itu di saat jeda, entah itu saat larut malam
Tak ada sempat, besok telah bergumul kembali dalam pertarungan
Terselip godaan mencuri
Menipu diri sendiri

Dicubit pun membalas mencubit
Bisikan-bisikan : dizalimi atau menzalimi
Terjerembab di lumpur kemunafikan
Berusaha untuk jujur
Bangkit lagi dari jatuh tapi tulang belulang bergetar
Lutut jadi tengkorak berkali-kali melatunkan kepala pundak kaki lutut
Menangisi senandung osteoporosis

Memakai topeng sandiwara keliling kota
Menahan amarah di setiap ketinggalan
Terlupa dalam panggilan iman
Mencatat kekalahan belum sekalipun sempat menang
Merasa kelelahan di tengat injury time
Kerja keras serasa energi dalam
Kecemburuan sosial jadi isu pribadi
Terselingkuhi dan lagu-lagu patah hati

Memfitnah dan menghakimi, baik secara masal atau sendiri saja
Mengakui kekurangan dan kelemahan orang
Terusik berisik pesta pora tetangga
Tak sanggup menjalani esok hari
Mencari arti lain selain kata bunuh diri
Mendengar nasehat inspirator atau motivator
Jengah pulang kembali ke rumah
Mabuk kepayang orkes kampung di pinggir kali
Sekali lagi azan memanggil

Tak peduli indah film yang menggambarkan surgawi
Benar-benar hanya menunggu panggilan Tuhan
Belum juga terbangun dari mimpi buruk
Tertidur dalam lelap yang panjang
Selamat menjalani mimpi kawan

23Nov09, Bekesot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar