Minggu, 27 Maret 2011

(Hahay Story 027) BURUK RUPA


Ketika Mugiduk, seorang buruk rupa, bertanya pada dirinya sendiri, “Dari pada apakah kebaikan yang Tuhan berikan kepada diriku?” Lalu pertanyaan itu di dengar oleh jin yang bertugas menjawab pertanyaan. “Ho ho ho, akulah jin yang bertugas menjawab pertanyaan.” Sambutan yang membuat Mugiduk terkejut dan bergidik melihat dandanan jin yang kolot. Ia lalu mengirimkan tiga orang untuk bertemu Mugiduk. Yang satu sangat tampan, yang satu sangat jelek dan yang satu tak kalah jelek dengannya. Satu per satu, dari ketiganya dipertemukan dengaqn Mugiduk.
Pertama ia bertemu dengan yang sangat tampan. Lalu orang yang sangat tampan itu dengan sopan menyalami Mugiduk. Berusaha rendah diri di hadapan Mugiduk, tetapi malah dibalas dengan senyum sinis dan tatapan penuh amarah. “Apakah anda merasa baikan?” Tanya jin tersebut. “Apanya yang baik? Aku memang jelek, tapi tak usah kau banding-bandingkan aku dengannya!!!” Mugiduk ngambek.
Lalu diutus yang kedua untuk bertemu dengan Mugiduk. Yaitu orang yang tak kalah jeleknya dengan Mugiduk. Kedua bertemu seperti melihat diri di cermin. Kedua tersenyum ramah dan kedua bersalaman dengan sangat akrab, bahkan berpelukan. Jin kembali bertanya kepada Mugiduk dengan pertanyaan pertama, “Apakah anda merasa baikan?” Pertanyaan jin dijawab dengan mimik Mugiduk tersenyum puas dan merasa lebih baik dari sebelumnya. Mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju, bahwa ia tidak sendirian.
Kemudian diutus orang ketiga untuk bertemu Mugiduk. Yaitu orang yang sangat jelek. Ketika orang itu masuk dan bertemu muka. Mugiduk langsung melonjak-lonjak dan berlari-lari ke jalan meninggalkan jin dan ketiga orang utusannya. Ia girang bukan main bertemu dengan orang ketiga ini, karena masih ada orang yang lebih jelek darinya. Mugiduk tidak bertingkah seperti orang yang sangat tampan tadi, yaitu berusaha rendah diri dihadapan orang yang lebih jelek darinya. Hal itu membuat orang ketiga itu menangis tersedu-sedu.
Lalu jin menjelaskan kepada orang ketiga yang sedang menangis itu, “Kalau tampan itu relatif, hanya sudut pandang orang melihatnya. Ada yang jelek dan ada yang tampan, itu tanda keseimbangan agar saling menghargai. Setidaknya engkau telah memberikan kebahagian pada Mugiduk dan melepaskan beban hidupnya.” Seketika orang ketiga itu berhenti menangis. Kemudian orang pertama menepuk bahunya agar kuat dan tabah. Dan orang kedua yang mirip Mugiduk mendatangi orang ketiga dan membisikkan sesuatu. “Kalau tampan itu memang relatif, tapi jelek itu mutlak.” Kemudian orang ketiga itu kembali menangis dan berteriak-teriak pada Tuhan. “Tuhan matikan aku sekarang!”

Ahaaaaay!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar