Rabu, 30 Maret 2011

(Hahay Story 029) KURANG WARAS


Ada orang berbaju kumal dan hampir setengah telanjang. Selalu cengar-cengir, rambut gimbal, dan badannya sangat kurus kurang makan. Otaknya berpacu cepat, semua yang dilihatnya seperti menghibur. Ketika melewati fly over, ia berhenti tepat di tengah-tengah jembatan, lalu ia berhenti di tepi pagarnya sambil menikmati kendaraan yang lalu lalang di bawahnya. Dalam fikirannya ia tengah berada di tepi kapal, lalu kendaraan yang berpacu di bawahnya dianggap ikan-ikan. Sepeda Motor dilihatnya seperti ikan-ikan tuna, mobil dianggap lumba-lumba dan hiu, bis dianggapnya paus. Ia memetik daun-daun tumbuhan yang ditanam di pinggir jembatan itu, lalu ia tebarkan ke jalanan dibawahnya, ia berfikir sedang memberi makan ikan-ikan tersebut.
Ketika Okay, Kare dan Kismin sedang melewati jalanan di bawah fly over tersebut, dilihatnya penuh kekhawatiran, takut-takut orang itu terjatuh. Mereka bertiga berhenti dan memperhatikan gerak-gerak orang tersebut.
“Wah orang nekat itu mau apa ya?” Kismin mencoba mendalami fikiran orang tersebut. Kedua temannya hanya diam.
“Apa dia tak punya rasa takut?” Kismin melanjutkan pertanyaan. Kedua temannya mengangguk.
“Apa dia tidak tahu betapa bahayanya berada di pinggir jembatan itu, kalau jatuh langsung mati sih gak pa-pa, tapi kalau jatuh langsung cacat kan bikin repot orang lain??” Kismin melanjutkan pemikirannya. Tapi kali ini kedua temannya melotot kepadanya.
Kare dan Okay melihat orang di atas tadinya penuh was-was tetapi kali ini malah melihat Kismin penuh was-was. Lalu Kare mencoba memberikan pengertian kepada Kismin.
“Kismin... Kismin! Dia itu bukan nekad, dia itu gila. Hanya dia yang tahu apa yang ia fikirkan. Orang gila terkadang mempunyai fikiran yang jauh di atas fikiran kita orang yang waras. Dia sedang menikmati fikirannya dan tersenyum senang. Tak pernah ia fikirankan kesusahan orang lain yang akan mengurus kehidupannya, apalagi kematiannya sendiri.” Sambil menjelaskan Kare manggut-manggut dengan penuh percaya bahwa ia tahu apa yang ada di fikiran orang tersebut.
“Kau tahu Kismin, orang gila itu tak pernah sakit. Buktinya mereka tak pernah berobat, yang ada orang waraslah yang mengajak mereka berobat. Beribadah saja, orang gila mendapat pengecualian dan jalan tol langsung masuk surga.” Kare sambil melirik ke Kismin, kemudian kedua tertawa cekikikan, “ha ha ha ha ha, hi hi hi hi, hu hu hu.”
Sedang asyik tertawa, Kare dan Kismin melirik kepada Okay yang diam saja sedari tadi. Okay yang tadinya menganggukan kepala kali ini ia menggeleng-geleng. Sambil miris ia berkata kepada kedua sahabatnya yang senasib sepekerjaan, sebagai penjual dan kuli di pasar.
“Kalian jangan sesekali mendalami fikiran orang yang tidak waras. Apa yang mereka fikirkan bukan untuk kalian mengerti. Nyatanya kalian juga sudah tertular. Gila itu penyakit menular dan sekarang kalian sudah berfikiran sama dengan dirinya, dan tertawa-tawa sama sepertinya.” Tiba-tiba kedua berhenti tertawa dan menelan ludah.
“Orang kurang waras itu karena sakit ingatan. Dan itu tidak terjadi tiba-tiba. Selama sebelum ia sakit ingatan dia orang waras seperti kita. Selama sebelum hilang ingatannya ia juga beribadah seperti kita. Jikalau saat itu ia melakukan kesalahan dan dosa, tetap saja ia tergolong orang yang salah. Jangan sekali-kali kalian mencoba gila dan mendalami kegilaannya. Selagi masih waras kalian harus menjaga fikiran dan lidah kalian untuk berbuat baik. Fuuuh!” Sambil melepaskan nafas panjang Okay meninggalkan kedua sahabatnya yang masih ternganga melihat dan menonton aksi orang di atas jembatan. Beberapa saat kemudian datang polisi menangkap orang kurang waras tersebut.
   
Ahaaay!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar