Senin, 21 Maret 2011

TAHU ISI TAHU

Tahu isi, isi Tahu, Tahu dalam Tahu


       Tiba-tiba anda harus menghadapi waktu yang terus berjalan dengan sendirian tanpa seorang suami dan tahu-tahu anda sudah pulang ke rumah ibu anda untuk mengasuh anak anda sebagai single parent. Tiba-tiba saja anak anak minta dinikahin dan tahu-tahu anda sadar akan mendapat menantu. Ini adalah bentuk kesadaran yang tiba-tiba dan tahu-tahu, tanpa perencanaan dan tanpa kesadaran penuh, tapi wajar dan pernah anda lakukan sebelumnya sewaktu dulu.Tiba-tiba anda hamil, tahu-tahu anda kaya, tiba-tiba anda sakit, tahu-tahu pasangan hidup anda sudah tiada, tiba-tiba anda sendiri yang meninggal dan kamilah yang tahu-tahu menyadari anda telah tiada sedangkan anda sendiri tidak perlu tahu lagi.
       Semua ini berdasarkan pandangan mata dan pendengaran aku terhadap sesuatu yang selalu mengejutkan hidup. Pencerahan yang sifatnya mendadak atau memang sudah pernah mendapatkan pencerahan sebelumnya tapi lupa bahwa itu telah pernah terjadi dan hanya kebetulan itu terjadi sekali  lagi. Tapi selalu saja ada yang tiba-tiba dan tahu-tahu.
       Seperti makan tahu isi, kita bisa saja tahu kalau dalamnya pasti berisi sayuran wortel dan kawan-kawannya. Tapi suatu waktu aku terkejut saat menguyah satu gigitan tahu isi yang tiba-tiba ternyata tak ada isinya sama sekali. Atau tepatnya tahu itu belum diisi sayuran, hanya tahu biasa tanpa yang belum sempat diisi. Secara refleks biasa kemudian aku menatap tahu yang belum diisi itu ternyata didalamnya yang lembut itu juga tahu. Tahu isi tahu. Kesadaran yang berkembang.
       Tahu tahu aku menyadari, bahwa aku terlalu mengharapkan semua tahu isi yang dijual itu selalu berisi sayuran wortel, toge dan daun bawang, tetapi ternyata selama ini tahu itu isinya juga tahu. 
        Seperti halnya aku sebagai anak yatim, aku merantau di negeri orang tanpa sanak saudara, aku menumpang hidup di negeri orang. Tetapi aku selalu merasa bahwa aku selalu dilindungi, semua anak yatim itu dilindungi sang Maha Pencipta. Nyatanya saat aku lapar tiba-tiba saja ada yang mentraktir aku makan, ketika aku kesepian tahu-tahu saja ada yang mau mengajakku jalan-jalan dan menikmati malam penuh sinar rembulan. Mengapa aku begitu percaya, karena aku sudah mebuktikannya, saat aku menginginkan sate entah dari mana tiba-tiba ada yang membawakan aku sebungkus sate. He hehe hehe.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar