Kamis, 29 September 2011

(Hahay Story 058) Anjing & Kucing


Dua binatang ini, anjing kampung dan kucing rumahan, tengah asyik menikmati siang, berjalan berdua sambil berkelakar. Sementara binatang lain menatapnya heran. Si tikus coklat yang kebetulan memeperhatikan ikut bertanya dalam hati, “sejak kapan tuh dua binatang akrab yah?”

Si anjing mengajak kucing mengunjungi museum menengok nenek moyang mereka yang sudah tinggal tulang belulang. Sambil berputar-putar kucing bertanya pada anjing yang kelihatan lebih pintar dari dirinya.
“Jing, kenapa fosil binatang purbanya hanya sedikit, di museum ini hanya ada tulang si Dino dan Buaya doang?” Tanya si kucing penasaran.
“Ohhh itu ceritanya dulu, sewaktu jaman nabi Nuh, tidak semua binatang yang terpilih untuk menaiki bahteranya. Jadi fosil ini adalah tulang dari binatang yang terpilih menaiki bahtera kapal nabi Nuh.” Ceritanya si anjing.
“Oooooooh gitu yah?” Kucing coba mengerti.
“Iya. Ini agar kita menghormati perjuangan nenek moyang kita dan binatang lainnya yang terpilih. Ngerti lu Cing?” Kucing mengangguk tanda mengerti. Anjing menjelaskan dengan kepala menengadah, mengangkat bahunya tinggi-tinggi, lidahnya sesekali menjulur dan ekornya berkibas ke kanan kiri.
“Oh itu sebabnya, mengapa fosil itu hanya satu tuk mewakili semua generasinya yang telah punah. Bukan begitu Jing?” Si anjing menjawab dengan menganggukkan kepalanya saja.

Setelah menjenguk nenek moyangnya, mereka melanjutkan perjalanan menikmati senja. Di perjalanan itu kucing menemukan barisan semut, lalu ia berhenti sejenak memperhatikan barisan semut itu. Dan setiap semut bertemu dengan semut lain selalu mendekatkan kepalanya, sepertinya berbicara bisik-bisik, sepertinya mereka hendak merahasiakan sesuatu. Anjing yang telah jalan mendahului, lalu berhenti dan berbalik kembali menuju sahabatnya kucing yang diam terkesima dengan semut-semut itu.
“Ada apa bro?” Anjing menegur sahabatnya.
“Ini loh, Jing. Kenapa semut-semut itu setiap saling bertemu, selalu melekatkan kepalanya dan saling berbisik-bisik?” si kucing penasaran.
“Ayo. Sambil jalan nanti aku ceritakan mengapa mereka saling berbisik-bisik.” Lalu keduanya melanjutkan perjalanan.
“Ayo Jing. Ceritakanlah padaku.” Kucing memohon.
“Oh oke. Hal itu terjadi sewaktu para binatang yang terpilih itu berebut menaiki bahteranya nabi Nuh. Maka oleh itu beliau memberikan pesyaratan, bagi siapa saja yang diperuntukan dan berkepentingan menaiki bahtera ini maka harus menanggalkan alat kelaminnya, dan baru dapat diambil kembali setelah kapal berlabuh. Di saat berlabuh itulah semut jantan tidak kebagian alat kelaminnya yang telah diambil oleh cacing, sehingga sampai saat ini cacing berkelamin ganda. Ngerti lu Cing?”
“Lalu apa yang mereka bisikan Jing?”
“Sampai saat ini mereka masih mencari. Mereka setiap bertemu bertanya satu sama lainnya, ‘udah ketemu belom?’ Begitulah. Itulah mengapa sampai saat ini ratu semut selalu bertelur tanpa harus dibuahi.”
“Ooooooooh gitu yah?”
“Iya. Pokoke begitu. Ngerti gak lu?” Ekor si anjing berkibas semakin kencang menyombongkan pengetahuannya.  

Mereka melanjutkan jalan-jalannya, rencananya mau lihat sun set di pantai. Di tengah perjalanan si kucing minta diri untuk buang hajat.
“Jing. Aku mau buang hajat bentar.”
“Gih sono Cing!”
Setelah usai buang hajat seperti biasa kucing mengubur kotoran dengan tanah. Anjing memperhatikan dengan fikiran bertanya-tanya. Selesai kucing melaksanakan tugas, mereka melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba anjing bertanya.
“Cing, Cing. Udah lama nih gue mau tanya. Kenapa sih kalau buang hajat, lu selalu aja nguburin tokai lu?”
“Oh. Kita harus jaga kebersihan bro!”
“Oh oke deh. Lu kan kucing rumahan.”
“Lah elu sendiri Jing, kalo gue lihat, setiap buang air selalu mengangkat kaki satu. Emangnya kenapa harus begitu Jing?”
“Cing. Cing. Gaya itu penting bro!”
-o-

Rabu, 28 September 2011

(Hahay Story 057) Terbawa Dan Tertinggal


Dua orang santri berkain sarung hendak menyeberang kali. Di tepian tampak oleh mereka seorang gadis telanjang bulat tengah hanyut dan menjerit minta tolong. Santri Ahmid menutup matanya sambil berucap astaga dan memohon ampun pada Tuhan atas kekhilafannya. Sementara santri Badun melompat kedalam sungai dan berenang meraih gadis tersebut.
Ketika ia berenang kain sarung dan surbannya ikut hanyut di air deras. Tetapi ia mengabaikannya dan tetap berenang meraih gadis tersebut. Alangkah beruntungnya gadis tersebut dapat Badun selamatkan sementara Ahmid mengintip dari balik jemarinya yang menutupi kedua matanya.
Sesampainya di tepian, badun menggotong gadis tersebut, tentu saja kedua tangannya menyentuh bagian tubuh gadis itu, membuat Ahmid malu dan memalingkan wajahnya. Sementara Badun hanya mengenakan baju koko dan celana pendek saja, pakaian lainnya hanyut bersama air sungai. Setelah selamat lalu Badun berdiri di debelah Ahmid membelakangi gadis tersebut.
"Ahmid! Serahkan kain sarung dan surbanmu!" Perintah Badun.
"Aku tak mau!" Bantah si Ahmid yang membalikkan badannya.
"Cepatlah! Nanti kau akan aku lempar ke sumur dalam!" Badun memaksa.
"Ah kau! Mana ada sumur di tepian kali begini. Aku tak mau!" Ahmid bersikeras.
"Jangan sampai aku meminta Tuhan menciptakan sumur disini, dan aku minta yang sangat dalam, sampai-sampai kau tidak bisa keluar lagi!" Badun pun berang. Dalam hati Ahmid menggerutu dengan sikap Badun yang membawa-bawa Tuhan dalam perihal ini.
"Baiklah! Baiklah! Nih ambil!" Ahmid menanggalkan sarung dan surbannya, lalu melemparkannya ke arah Badun tanpa melihat kebelakang. Lalu badun menyerahkan pada gadis tersebut juga tanpa melihat kebelakang. Gadis itu memakainya menutupi badannya, seraya berkata, "terima kasih telah menyelamatkan nyawaku."
"Apakah kau bisa pulang sendiri? Atau perlu kami hantarkan?" Tanya Badun.
"Apakah kalian berkenan?" Jawab gadis tersebut dengan pertanyaan ajakan.
"Gila kau Badun! Nanti akan jadi fitnah kalau orang melihat kita membawa anak gadis dengan celana pendek begini. Sementara sarung dan surbanku ada dipakai di tubuhnya?" Ahmid mulai khawatir dengan sikap Badun.
"Tenanglah kau Ahmid, aku sudah meminta sama Tuhan agar engkau terhindar fitnah. Juga aku meminta agar gadis ini selamat sampai rumahnya. Dan itu harus aku kerjakan karena aku sudah memintanya." Badun menjelaskan, Ahmid mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, dan gadis itu tersenyum lega.
Maka berjalanlah mereka bertiga, Badun dan Ahmid berjalan di depan sementara gadis itu dibelakangnya sambil menunjukan arah. Sesuai dengan doa Badun maka selamatlah gadis itu sampai tujuan dan sepanjang jalan mereka tak menemukan seseorang pun yang bisa menimbulkan fitnah buatnya.
Setelah menghantarkan gadis itu mereka pun bergegas pulang. Sepanjang jalan Ahmid memandangi Badun, tak ada satu kata pun yang keluar dari mulutnya perihal gadis itu. Lama kelamaan Ahmid tak tahan untuk bertanya.
"Hai Badun apa perasaan engkau telah melihat tubuh gadis itu, apalagi sampai engkau menggendongnya dan menyentuh beberapa bagian tubuhnya?"
"Gadis yang manakah?"
"Gadis yang bertubuh mungil, bertelanjang bulat, dan kulitnya putih!" Si Ahmid menerangkan dengan nada sedikit kesal. Dengan tersenyum Badun menjawab.
"Itulah kau Ahmid, memandangnya sebagai sesuatu membuatmu tergoda dengan pandangan luarnya. Aku juga tak merasa membawanya, ketika aku menghantarnya pulang, aku juga sudah meninggalkan semua ingatanku tentangnya di sana. Jadi jangan kau ingatkan aku lagi tentang kejadian itu!"
Ahay…!

Kamis, 15 September 2011

(Hahay Story 056) SEBUAH DONGENG KECIL TENTANG ANAK KECIL


Meskipun kebaikan kecil itu telah lama dilakukan bersama dan nyaman di posisi itu, tetapi meninggalkannya untuk kebaikan yang lebih besar adalah bentuk resolusi terbaik. Karena kebaikan besar akan melingkupi kebaikan kecil-kecil lainnya. Hijrahnya Nabi Muhammad melakukan hijrah, pindah ke Madinah, untuk meninggalkan keburukan terhadap dirinya yang dilakukan sebangsanya, juga untuk meninggalkan kesedihan karena ditinggal wafat pamannya.
Dua hal yang berbeda, yakni meninggalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan untuk melangkah ke masa hadapan yang jauh lebih baik dari yang kita harap-harapkan. Menurut Yoshichi, saat jarum jam dinding berputar ke kiri, orang akan menganggapnya rusak dan membuangnya. Manusia pun tidak boleh menengok ke belakang, terus maju dan maju, melangkah ke depan! Meninggalkan tempat kerja, meninggalkan sekolah dan kampus, meninggalkan kampung halaman, terlalu banyak sudah yang aku tinggalkan.
Hidup itu terlalu “Menarik”, setidaknya buatku demikian. Daripada pasrah akan hidup lebih baik selalu mencoba hal yang bodoh. Karena aku baru menyadari semua hal yang bodoh aku lakukan di masa lalu itu telah membuatku tersenyum sampai hari nanti aku mati. Terlalu banyak, banyak sekali, kebodohan yang disengaja mau pun yang tidak disengaja (yakni bodoh benaran, betul-betul bodoh).
Yang tidak sengaja bodoh yaitu saat menjatuhkan kelereng di depan pintu aula kelas, lalu secara bersamaan cewek yang aku taksir lewat, terpeleset dan jatuh dipelukan. Dia marah besar kepadaku, tetapi aku merasa tersanjung dan bersyukur pada Tuhan atas rahmatNya dan jawaban sebuah doa.
Atau kelakuan bodoh betulan. Yakni setelah sepuluh tahun kemudian aku bertemunya lagi. Bukan kata-kata sanjungan yang keluar dari mulutku tetapi malah kata ejekan tentangnya masa kecil dulu, hal yang membuatnya malu. Kemudian dia pergi dan tak pernah menampakkan lubang hidungnya lagi, sampai suatu saat orang bule menciptakan “Facebook”, aku dapat melihat lubang hidungnya lagi, zoom in zoom out berkali-kali.
Kemarau ini. Panas yang berkepanjangan ini menilik dari dua tahun lalu, kemungkinan akan lebih panjang lagi. Dapat diprediksi dari musim penghujan tahun lalu yang hampir 12 bulan. Seharusnya pemerintah sudah tahu dan bisa memprediksinya. Ada Untungnya, berhentilah mengeluh "panaas" atau "hujaaan". Musim panas berhutang budi pada musim penghujan, demikian juga sebaliknya. Bukankah sekecilnya nyamuk ada manfaatnya, begitu juga panas dan hujan. Buatku kehadiran kau saat kecil adalah penyedap rasa yang menyempurnakan sajian. Tetapi aku selalu mengeluhkannya. Kenapa kau bukan jodohku. Kalau Anang Ashanty sanggup menyanyikan duet, “Jodohku... mau ku dirimu..” Kalau aku bisa nyanyi solo saja sudah untung.  
Kelewatan. Jika tempat tempuh yang kita tuju sudah kelewatan maka kita dapat memutar arah dan kembali, tetapi tidak untuk waktu yang telah terlewati. Walaupun kita kembali ke tempat yang sama tetapi saat indah bersama sewaktu kecil dulu sudah tidak sama lagi.  Betapa bahagianya masa kanak-kanak, remaja dan bersekolah. Apakah anak-anak dan remaja sekarang menyadari betapa bahagianya masa-masa saat bersama teman-teman dan bersekolah. Tentu semua terlewati dengan datar-datar saja, sampai saat nanti mereka tumbuh menua dan menyadari betapa banyak waktu yang terlewati begitu saja tanpa dapat ditarik kembali. Lalu berkata tenang dan setengah berbisik, "Kangen juga kembali ke sekolah."
Di sekolah ku, dahulu! Aku suka tempat itu. Aku suka pelajaran itu. Aku suka olahraga itu. Tetapi semua tidak penting, terpenting saat itu adalah aku suka kamu. Tak peduli kamu tidak suka akan kehadiran ku. Aku terlalu banyak menjahili dirimu, terlebih saat pertama kali kau mengenakan bh. Tanpa sengaja aku memutuskan tali bh milikmu dan aku berhasil ditampar kepala sekolah. Semua itu karena salah tingkah ku yang berlebihan dan kelewatan.
Berjuta mimpi-mimpi yang ku ciptakan saat itu. Aku sedari kecil memimpikan kehadiran ayah (maklum aku sudah yatim sejak penghujung SD). Atau mimpi jadi insinyur (melihat hebatnya MC Gyfer). Atau mimpi jadi penulis (seperti Steven S, yang menulis cerita hebat tentang anak-anak). Atau mimpi jadi petualang sejati (seperti Indiana Jones). Begitu banyak mimpiku. Kalau pun semua mimpi itu tidaklah terkabul, bagaimana pun juga cuma mimpi. Bukankah mimpi tak harus kita beli, cukup menengadahkan tangan ke langit, meminta pada yang Maha Kuasa, sedikit usaha yang terus-menerus, sambil menunggu kepastian jawaban Tuhan.
Diantara berjuta-juta mimpi-mimpi anak-anak yang di kirim ke langit, sebagian besar adalah milik ku. Aku juga sangat memimpikan dapat terus bersama dia. Baik itu dalam wujud anak-anak, remaja, atau pun dewasa. Bayangkan semua mimpi itu berurut semenjak aku masih di taman kanak-kanak. Tapi Tuhan mengerti maksud baik dari doa dan mimpi-mimpi orang lain yang tidak menghendaki hal itu terjadi. Jumlah mereka lebih banyak, sedangkan aku sendirian.
Tetapi semakin lama semakin aku menua, semakin tipis kemungkinan hal itu terwujud. Aku bukan tipe orang yang tidak sabar. Aku terus menantikan hal itu terwujud. Walau pun akhirnya Tuhan mengabulkannya bukan di dunia ini lagi, tapi mungkin di dunia paralel, atau dunia maya yang di isi oleh para perentas komputer.
Mengurangi kenikmatan. Semakin bertambah umur maka semakin berkurang kemampuan fisik, tetapi tekad dan semangat tetap bertambah. Ada nasehat dari paman ku, “3G” yang harus dikurangkan dari makanan dan minuman:
1.    Gula, mengurangi manisnya karena nanti diabet.
2.    Garam, mengurangi asinnya karena nanti darting.
3.    Gurih, mengurangi penyedapnya seperti mecin, lada, atau penyedap buatan lainnya.
Dan ada “4G” lainnya yang menyusul:
1.    Gendut, hindari gendut karena orang gendut sangat jarang sekali memenangi persaingan perebutan jodoh, apalagi buruk penampilan dan buruk rupa. Alangkah baiknya jika baik budi tetapi ganteng.
2.    Gembel, hindari miskin dan ketidakmampuan financial, karena orang kaya jauh lebih terpandang dari pada miskin yang jarang dipandang.
3.    Gaptek, alias gagap tenknologi, bodoh atau kurang canggih terhadap kemajuan jaman.
4.    Gayus, alias koruptor, alias gaya makyus tapi rakus, selain dosa dan masuk neraka, juga sangat tidak baik hidup rakus.
Kelewat Mewah.  "Di dunia ini, banyak orang yang meski sakit tidak mau mati. Bunuh diri sungguh kelewat mewah," begitu menurut Yoshichi Shimada. Mengumpulkan sebuah kemewahan hidup, yang dipunguti hari per hari, baru akan terwujud pabila saat semua sudah dapat dirasakan, dicicipi, dinikmati dan kemudian dibuang kembali kedalam safety-tank. Kemewahan yang mewah bila semua yang kita makan bisa kita buang kembali esok hari. Tidak menyakitkan. Bayangkan anda belum pup sejak bayi.
Kesederhanaan adalah hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Tetapi selain itu aku menyisihkan dia diantara makanan dan kehidupanku. Aku selalu menyempatkan diri sebelum menyantap makanan yang ada dihadapanku dengan sebait doa agar suatu saat aku bisa makan semeja dengan dirimu. Tetapi lagi-lagi, doa kalian dan dirinya telah mengalahkan doa-doaku. 
Ahaaaayyaya.
-O-