Senin, 21 Maret 2011

(Hahay Story 015) PAMER PAHA DAN SUSU


JEK JON tukang ojek norak itu tengah ngebut dengan motornya yang butut menuju ibu kota. Memang jarak tempuh dari kota tempat tinggalnya lumayan jauh tapi buat menjajal motor kesayangannya dan buat kesenangannya semua itu ia lalui dengan riang gembira. Berangkat pagi-pagi buta sesampainya di kota sudah siang, ia mencoba memanfaatkan waktu tuk berkeliling dengan motor jeleknya tersebut. Setengah hari sudah ia berputar-putar diatas bannya, laparlah ia.
Singgah di salah satu warteg yang bersih Jon menghabisi sepiring nasi komplit lauk dan sayur. Sambil makan terdengar berita di radio bahwa laporan lalulintas mengabarkan jalan Gatot Subroto saat ini pamer paha. Mendengar berita itu Jon tersedak, kaget ada berita pamer paha Jon menyegerakan diri menyudahi makan siangnya. Setelah membayar ia menyanyakan arah menuju jalan Gatsu. Bergegas ia menuju kesana.
Sesampainya disana ia tak menjumpai satu paha pun yang dipamerkan sepanjang jalan Gatsu tersebut hanya mobil-mobil dan motor, kemacetan sepanjang jalan ini. Jangankan paha ayam, paha kodok pun tidak ada. Merasa kesal sudah dikacangin Jon pun menenangkan diri dengan membeli sebatang rokok di warung ffm (five food market alias  pkl). Sambil menghisap rokok kretek dalam-dalam ia kembali menenangkan diri. Terdengar olehnya berita lalulintas dari radio di warung tersebut. Ada pamer susu di jalan Casablanca. Mendengar berita itu telinganya berdiri, lalu ia menanyakan arah menuju Casablanca.
Dengan kecepatan sedang karena macet, Jon menyalip ke kanan ke kiri. Akhirnya bermodal muka tembok tanya sana tanya sini, sampailah ia di Casablanca. Tapi apa yang ia dapat lagi-lagi hanyalah kemacetan sepanjang jalan Casablanca. Lalu dimana pamer susunya, jangankan susu kambing susu sapi pun tak ada. Dengan kesal Jon merasa sudah dibohongi sekali lagi, sudah susah-susah ia harus menerobos kemacetan tak satu pun pameran itu temui. Lalu ia bertanya pada seseorang yang baru saja turun dari bus kota, dimana ia bisa menyaksikan pamer paha dan susu tersebut. Dengan ringan orang itu menunjuk kemacetan tersebut dan mengatakan, “Inilah pamer paha dan susu itu. Padat merayap tanpa hambatan. Dan padat merayap susul-susulan.” Ahay!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar