Kamis, 24 Maret 2011

(Hahay Story 025) Kapling dan Booking

Apakah lagi itu? Atau apakah anda pernah mendengar istilah tempat yang bisa disewakan atau bahkan bisa dibeli? Yang ini adalah tempat di surga. Sepercaya aapa anda tentang surga seperti percayanya Alip. Alip merasa sudah memiliki kapling di surga dan siap ia bagi-bagikan berupa sertifikat bagi orang-orang yang ia pilih layak masuk surga.
Dengan berpakaian layaknya penghuni surga ia pun mulai turun ke khalayak ramai untuk membagikan sertifikatnya. Setibanya di pinggiran dusun ia menjumpai Gogon Gondrong yang taat beribadah. Gogon adalah orang yang tidak berilmu tapi taat beribadah. Setelah berdialog panjang lebar, Alip mulai meminta pada Tuhan agar Gogon diperbolehkan menerima sebagian kapling surga miliknya. “Hai Gogon tau kah engkau bahwa tempat di surga itu telah penuh dan Tuhan hanya menyediakan sedikit saja buat orang-orang yang benar-benar takwa padaNya. Karena aku melihat ketaatanmu maka aku telah meminta pada Tuhan agar engkau menerima sebagian surga milikku,” begitu katanya.
Begitu girangnya Gogon dalam hatinya berkata, ”Oh itu yang kuharapkan dari Mu oh Tuhanku.” Serasa telah memiliki surga Gogon pun menyalami kebaikan Alip. Betapa ringannya ia menjalani hidup telah merasa ibadahnya diterima dan tak perlu lagi ia bertekun ria dan menjalani semuanya dengan santai saja. Alip pun menepuk tangannya bermaksud membersihkan debu. Dan ia melanjutkan perjalanan. Gogon lengkap ibadahnya setelah merasa sudah memiliki kapling.
Sesampainya Alip di dusun tetangga ia bertemu Timbul Pesek. Timbul adalah orang yang beribadah setengah-setengah, kata orang ibadahnya hangat-hangat taik ayam hanya beribadah sesaat pada momen-momen dibutuhkannya. Dan bangsatnya seperti gertak sambal, sudah tahu pedas masih dimakan, sudah tahu dosa tetapi masih dilakukannya. Karena berbuat dosa tidak membuat dirinya tampak telah berdosa. Andaikata, sekali berbuat dosa lalu jidatnya jadi jenong kayak ikan Lohan pasti ia akan tobat berbuat dosa. Timbul adalah orang berilmu setengah-setengah dan beramal setengah-setengah. Semua serba tanggung.
Bertemunya Alip dan Timbul sama seperti pertemuan pertama terjadi dialogh dan kemudian ditutup dengan doa. Alip meminta ampunan dosa-dosa yang telah diperbuat Timbul. “Hai Timbul tau kah engkau bahwa tempat di surga itu telah penuh dan Tuhan hanya menyediakan sedikit saja buat orang-orang yang benar-benar takwa padaNya. Karena aku melihat kebaikan engkau lebih banyak dari keburukan engkau maka aku hendak memberikan sebagian surga milikku untukmu.”
Timbul berterimakasih sekenanya saja dan tersenyum sinis., sepertinya ia tidak membutuhkan surga. “Hai ahli surga, jikalau engkau memang telah memiliki tempat di surga, aku hanya memohon pada Tuhan dengan sedikit tempat saja. Seandainya surga itu telah penuh izinkan aku berdiri di pintunya saja”, begitu menurut Timbul. Lalu keduanya saling bersalaman. Alip melanjutkan perjalanannya menuju ke tempat lain.
Sesampainya di dusun satunya lagi ia bertemu Tasman Gundul. Tasman adalah orang yang berilmu tetapi tidak pernah beribadah. Saat Alip menjumpainya ia tengah meminum arak dan mabuk-mabukan. Melihatnya Alip lalu murka. Dan tidak ada dialogh lalu Alip berdoa di hadapan Tasman. “Wahai manusia, semoga Tuhan mu mengampuni dosa-dosa mu!”
Tasman terkejut dan melotot melihat perlakuan Alip padanya. ”Kurang ajar! Engkau kira aku tidak Tuhan!!” lalu Tasman tanpa ba bi bu ia mengambil sebongkah batu dan memukul kepala Alip. Alip mati seketika tanpa sempat menanyakan mengapa. Ahay

Tidak ada komentar:

Posting Komentar