Senin, 21 Maret 2011

(Hahay Story 007) PENDAKI



Hahay story Lagi Dan Lagi. Cerita ini sedari SD selalu aku ceritakan pada kalian, temasuk yang sudah pernah mendengarnya atau yang belum.
Dan sekarang versi lengkapnya.
Ada empat orang pendaki, Komar, Sarimin, Tigre dan White. White adalah seorang pemuda bule Eropa yang suka hidup mengembara, begitu juga Tigre pemuda Afrika yang suka berkelana. Keduanya suka menghabiskan waktu berkeliling dunia jadi baginya tak ada bedanya langit di negeri ini atau di negeri tempat asalnya ia dilahirkan. Sedangkan Komar dan Sarimin adalah pemuda asli dari negeri ini. Komar pemuda yang lebih senior dari Sarimin, jadi dialah pemimpin pendakian ini. Keempatnya masih muda, bertenaga, berfikiran segar dan bersemangat menikmati dunia.
Sambil terus memuja pemandangan alam keempatnya asyik bercerita. Mereka terus berjalan menuju kepuncak gunung. Mereka saling membanggakan diri masing-masing. Komar si pemimpin pendakian ini bercerita, bahwa sepanjang hidupnya telah mencoba semua jenis rokok, baik produksi lokal maupun internasional. “Ha ha ha, aku sudah menyaring asap itu melalui paru-paruku dan mengeluarkan kembali asap dari daun-daun kering itu ke langit. Aku benar-benar menikmatinya.” Walaupun terkadang orangtua dan adik-adiknya kekurangan pangan, tetapi ia selalu ada uang untuk membeli rokok.
Lalu Sarimin menimpali bercerita, bahwa dia telah menikmati semua minuman keras, baik bermerek dan bermutu tinggi, atau tidak bermerek seperti tuak cap tikus dan oplosan. Semua jenis dari produksi lokal sampai internasional. “Ha ha ha, aku sudah berhasil menetralisir semua minuman fregmentasi alam maupun buatan melalui usus-ususku yang kuat ini. Aku tak pernah mabuk sedikitpun.” Walaupun sebenarnya setiap orang mabuk selalu memandang orang lainlah yang mabuk, padahal? Karena kebiasaannya mabuk maka usus-usus Sarimin selalu merasa butuh bahan makanan untuk dicerna. Sarimin yang berperan menggendong logistik sedikit demi sedikit ia memakan persediaan makan.
White ikut bercerita, bahwa ia telah pernah tidur dengan semua jenis perempuan di seluruh dunia. “Lihat tato di badanku ini, setiap wanita yang sudah aku tiduri akan tertulis namanya di tubuhku ini.” Walaupun sebenarnya ia masih memiliki satu orang kekasih yang setia menunggunya pulang dan telah siap untuk dinikahi. White selalu ada cara untuk ingkar dan pergi ke lain hati. Sedangkan Tigre banyak diam dan mengangguk saja, ia tak bercerita apapun selain menjepretkan kameranya ke pemandangan yang indah disetiap tempat yang ia lalui. Kemudian Tigre memperlihatkan semua gambar yang pernah ia abadikan ke dalam albumnya. Semua terkagum-kagum pada keasyikan Tigre. Tigre menceritakan tentang birunya laut atau putihnya awan. Sementara hatinya selalu sepi karena Tigre sejak kecil sudah hidup sebatang kara, yatim piatu tanpa sanak saudara, temanya hanya kamera. Kesepiannya membuat ia tidak pernah merasa butuh pertolongan orang lain dan tak merasa harus menolong orang lain, baginya kesendiriannya adalah takdir. Kedua turis ini telah saling kenal sejak pendakian gunung di India.
Disaat bersamaan jin penunggu hutan merasa geram melihat keangkuhan dan kebohongan mereka. Dan saat mereka memasuki hutan belantara, jin tersebut menutup penglihatan mereka sehingga mereka tak tahu kemana berjalan. Dan jin itu juga menutup jalan keluar dari hutan. Walhasil mereka tersesat dalam hutan tersebut, berputar-putar di tempat yang sama. Mereka terus berjalan, telah seharian mereka berjalan, akhirnya mereka menyadari bahwa mereka tersesat. Komar yang ditunjuk sebagai pemimpin pun tak bisa berbuat banyak selain pasrah. Padahal Komar telah berulangkali mendaki gunung ini.
Ditengah malam dingin di hari kedua mereka mulai menyalahkan ketelodoran Komar, dan ia tak berdaya tidak bisa berdalih, memang mereka telah tersesat. Begitu juga bahan makanan yang mulai menipis, mereka menyalahi Sarimin yang telah menghabiskan sebagian bahan makanan tersebut. Perlahan-lahan mereka mulai saling menyalahi satu dan lainnya. Dan mereka terus bertengkar sampai keesokan harinya. Dan disaat bahan makanan benar-benar habis mereka pun tak punya tenaga lagi untuk bertengkar.
Hari berikutnya. Menyadari kesalahan masing-masing hari itu juga mereka mulai bekerjasama mencari solusi. Tidak ada lagi cerita kehebatan masing-masing tetapi mereka tengah bekerjasama untuk terbebas dari hutan ini. Mereka mulai saling mempercayai satu sama lain, juga berbagi pengalaman tentang survival (bertahan hidup). Mulai dari mencari daun-daun yang bisa dimakan sampai mencari mata air untuk diminum. Disaat itu juga Komar menemukan mata air yang mengalir. Lalu mereka mengikuti mata air tersebut dan sampailah mereka ke tepi danau yang ada di tengah belantara hutan tak bertuan, hanya ada burung-burung dan monyet-monyet. Berbekal mata kail yang dibawa Tigre mereka mulai mengkonsumsi ikan di danau. Mereka bertahan hidup.
Setelah berbulan-bulan hidup di tepi danau, mereka mulai bosan. Usaha mencari jalan keluar dari hutan tak menunjukan hasil. Mereka mulai membangun gubuk. Dalam gubuk itulah mereka mulai bercerita tentang kisah hidup masing-masing yang sesungguhnya. Bahwa ada Komar yang mengabaikan keluarganya sementara ada Tigre yang butuh keluarga. Begitu juga Sarimin yang butuh sentuhan wanita yang tidak pernah ia dapatkan lantaran buruknya kebiasaan hidup suka bermabuk-mabukan berbeda dengan White yang selalu mendapatkan wanita cantik yang ia inginkan. Lalu mereka berjanji jika mereka bisa lolos dari hutan ini mereka akan berbagi peran dan akan memperbaiki kisah hidup mereka masing-masing.
Di malam itu mereka berjanji akan berbuat baik, Komar akan menyayangi keluarganya, Sarimin akan berhenti minum, White akan menikahi gadis yang telah menunggunya dan Tigre hanya diam. Melihat Tigre diam ketiga lalu terharu, kemudian ketiganya berjanji pada Tigre jika mereka lolos dan telah menyelesaikan janji masing-masing mereka akan bertemu Tigre di suatu tempat yang telah dijanjikan. Dan demi Tigre mereka akan membangun sebuah keluarga besar untuk Tigre, mereka menganggap Tigre bagian dari keluarga mereka.
Jin yang kebetulan hadir dalam bincang-bincang pepesan kosong itu merasa iba. Lalu jin membuka kembali mata penglihatan mereka dan jalan keluar dari hutan ini. Keesokan harinya mereka pun lolos dari hutan ini dengan tubuh kurus kering dan rambut gondrong. Mereka dengan gembiranya bisa kembali ke dunia nyata. Karena janji masing-masing lalu mereka berpisah dan akan bertemu lagi di tempat yang telah mereka janjikan setelah janji usai menunaikan janji setahun kemudian.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bertemulah mereka di tempat itu. Tetapi hanya menyisakan Komar, Sarimin dan White, sementara Tigre telah tewas dalam pendakian gunung di Amerika. Lantas berceritalah ketiganya. Diawali Komar yang memulai cerita haru bahwa saat ia pulang kedua orangtuanya telah meninggal dunia dan adik-adiknya entah kemana rimbanya. Lalu Sarimin menimpali bercerita dari atas kursi roda karena sakitnya yang telah akut akibat alcohol ditubuhnya telah merusak bagian organ tubuhnya. Saat ia pulang rasa rindunya pada minuman keras menggila dan tak bisa ia hentikan. Begitu juga White yang mulai terkena penyakit kelamin menceritakan, bahwa saat ia kembali kekasihnya telah menikahi orang lain.
Mereka pun bersulang untuk Tigre. “Berbahagialah kau Tigre! Karena kau batal menjadi keluarga seperti kami. Salut!” saat bersamaan jin yang hadir disitu ikut mengangkat botol anggur memberi salut untuk Tigre.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar