Minggu, 03 April 2011

SABAR


SEBUAH amarah adalah luapan emosi yang hanya tertuju pada satu alamat, yaitu tempat tujuan rasa marah itu dilabuhkan. Anda bisa meluapkan rasa marah anda dengan melempar atau membuang barang yang terdekat anda. Atau melampiaskan amarahnya pada alamat pipi istri atau suami anda dengan menamparnya. Atau barangkali memukul tembok, menggebrak meja, menyapu lantai, emncuci baju, lari keliling stadion, dan lain sebagainya.
Anjuran untuk orang yang pemarah adalah mau belajar sabar. Mari ikuti sebuah anjuran ini. Anda tidak perlu memanggil seorang penasehat spiritual, atau seorang motivator. Sekarang kita lakukan.
Pelajaran pertama: ambil nafas yang teratur dengan penuh kesabaran, kemudian ambil hape anda dengan penuh kesabaran pula, atau barang kali kertas dan pensil. Kemudian tulis huruf-huruf ini dengan sabar pula. Tulis atau ketiklah dengan sabar: Huruf “S” sebanyak 2x, lanjutkan dengan huruf “A” sebanyak 5X, kemudian disambung dengan huruf “B” sebanyak 10x, langkah selanjutnya huruf “A” sebanyak 50x, disambung lagi dengan huruf “R” sebanyak 100x. Setelah anda berhasil menulis huruf-huruf itu, lalu bacalah dengan penuh rasa sabaaaaar, bacalah sebanyak 150x.
Seandainya setelah anda berhasil membacanya anda yakinkan bahwa anda menghitungnya dengan benar. Lalu anda akan mengetahui kesabaran anda sebatas angka berapa anda berhenti. Kalau memang anda berhasil mencapai angka ke 150x, itu berarti anda belumlah sabar. Untuk menguji kesabaran anda berhasil anda harus mengujikan teori ini kepada orang yang suka memarahi anda. Kalau tidak berhasil juga anda berdua harus memulainya lagi dari awal.
Jika memang belum berhasil juga berarti memang benar kata orang bahwa anda memang pemarah. Anda ngerti gak sih? Anda jangan bikin saya jadi marah! Sabar dong ah! Bisa gak!!!
Ingat baca aturan praktik. Praktikan lah selalu selagi anda marah.  Teori ini belum tentu berhasil karena saya belum pernah membuktikannya. Jika sakit berlanjut jangan berhubungan dengan dokter. . . ahay.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar