Jumat, 15 April 2011

(Hahay Story 036) Kurang Waras 2


Saat Okay pulang dari pasar, di tengah perjalanan melewati kolam ikan mas milik pak Sato. Dijumpai olehnya orang gila yang dulu diatas jembatan penyeberangan, tengah asik main dengan pak Sato. Orang gila itu merasa senang memberi makan ikan-ikan lele yang lapar. Pak Sato juga selalu memberikan pakan itu ke tangan orang gila itu untuk ia memberi sendiri makanan itu langsung. Lalu kaki Okay terhenti melihat tontonan kedua orang itu saling berinteraksi. Betapa kagumnya Okay melihat kearifan pak Sato.
Pak Sato, keturunan Jepang, ayahnya adalah pejuang Jepang yang singgah di negeri ini dan menikahi Surinem gadis lokal anak pejuang dari pasukan yang belajar perang sama Jepang, Heiho. Sekarang Sato cuma bapak tua renta pemilik kebun jambu klutuk dan kolam ikan lele, bawal, dan ikan mas. Tetapi anaknya banyak, ada yang jadi TNI, guru dan ada yang jadi pedagang di pasarnya Okay berjualan. 
Bertemunya Okay dengan mereka hanya kebetulan lewat. Lalu Sato memanggil Okay untuk singgah. Tanpa basa-basi Okay pun mengabulkan permintaan sahabat tuanya itu. Mata Okay masih terganggu oleh kehadiran orang kucel dan kurang waras itu, takut-takut ia akan menyerang dirinya. “Jangan takut Okay! Dia hanya gila bukan kriminal. Kenalkan namanya Ogeh.” Begitu Sato menjelaskan, dan menenangkan Okay. Karena menurut Okay orang gila itu tak punya fikiran, tapi menurut Sato orang gila itu hanya tak bisa menggunakan fikiran, maka Sato sering mengarahkan fikiran orang ggila itu dengan kegiatan menyayangi ikan-ikan miliknya. Tapi wajah takut Okay terbaca oleh Ogeh, dan dibalas dengan melotot dan alis matanya naik turun, kemudian tersenyum untuk Okay. Okay membalas senyumnya sekenanya saja.
Berbincang-bincanglah Okay dan Sato, sementara Ogeh menjatuhkan satu per satu pelet berukuran butiran kecil itu membuat ikan lele berebutan. Seperti yang diajarkan Sato, Ogeh sengaja menjatuhkannya perlahan-lahan, supaya makanan pelet tidak mubajir dan ikan tidak terlalu keyang. Ikan lele megap-megap, mulut lele muncul di permukaan air, seperti memanggil-manggil Ogeh untuk menjatuhkan lebih banyak lagi pelet makanan ikan. Okay memperhatikan terus kesenangan Ogeh.
Tak berselang lama datanglah Kare dan Kismin penghuni pasar yang juga baru pulang. Mereka sengaja mampir ke kolam Sato untuk ikut memberi makan ikan-ikan itu. Siang bolong begini pasti ikan-ikan pada lapar. Mereka menyapa Okay yang terlebih dahulu tiba, juga menyapa Ogeh tetapi dia mengacuhkan sapaan kedua orang tersebut. Kemudian keduanya langsung mengambil pelet dan memberi makan ikan-ikan bawal dan ikan-ikan mas pak Sato di kolam yang lainnya.
 Okay kembali tertegun melihat ikan-ikan itu makan dengan lahap, jam makan siang begini melihat ikan-ikan itu makan membuat Okay menelan ludahnya dengan getir. Tanpa disadarinya mulutnya ikut megap-megap. Ikan yang berebut pelet yang jatuh satu persatu dari tangan Ogeh. Pak Sato yang melihat wajah Okay, dia pun tertawa terbahak-bahak. Kismin dan Kare terkejut mendengar tawa pak Sato, lalu mereka menyadari kenapa pak Sato tertawa mereka pun ikut tertawa.
“Kenapa kalian tertawa?” tanya Okay.
“Karena kamu lah Okay!” jawab Sato.
“Katanya kita tak boleh mendalami apa yang ada dalam fikiran Ogeh.” Timpal si Kismin.
“Aku tidak memikirkan si Ogeh itu, tapi aku terlena dengan mulut-mulut ikan lele yang lahap menyantap pelet dari tangan si Ogeh.” Alasan Okay.
“Ooooooo..” jawab Kare dan Kismin serentak.
“Jadi tidak boleh mendalami fikiran Ogeh, tapi kalau fikiran ikan lele boleh?” Kare menimpali lagi. Mendengar ucapan Kare tadi membuat Okay malu, sambil garuk-garuk kepala tiba-tiba perutnya berbunyi. Kukuruyuk. Ternyata Okay lapar.
“Jadi kamu lapar rupanya Okay?” Tanya Sato sambil tersenyum menunjuk-nunjuk perut Okay yang sedang berkokok. Wajah Okay memerah.
“Jujur. Sebenarnya memang iya. Ha ha ha. Makanya aku megap-megap.” Sambil mengikuti gerakan mulut lele begitu juga mulut Okay, megap-megap. Mereka pun serentak tertawa.
Ogeh yang memperhatikan pak Okay megap-megap kemudian ia menghampiri, dengan mengangkat tangannya hendak menjatuhkan pelet. Lalu ia memanggil nama ikan, “Pesut.. ayo pesut, ini makanan mu!” Lalu tangan Okay menampik, dan menyuruh Ogeh menjauh. Serempak yang tertawa lagi.
Kemudian Sato mengundang mereka makan siang bersama di rumah Sato yang tak jauh dari kebun ini. Sambil membawa ikan bawal, ikan lele dan ikan mas, mereka berjalan ke rumah. Rencananya bu Sato akan membakar ikannya. Di tengah jalan Kismin menyela.
“Bukankah Okay pernah bilang kalau penyakit gila itu menular. Jangan-jangan..” belum sempat Kismin menyelesaikan kalimatnya tangan kanan Okay mendarat di kepala Kismin. Dijitak dari belakang Kismin tak sempat mengelak. Lagi-lagi yang lain terbahak.
“Sudah jangan dibahas yang tadi. Sekarang nasib ikan itu akan berada di bawah kuasa kita. Akan aku makan sekenyangnya.” Sambil kesal Okay mendorong Kismin agar jalan lebih cepat sampai.
Ahay....       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar