Minggu, 17 April 2011

(Hahay Story 037) PENSIUNAN (CLARK KENT TUA)

Saat di kebun binatang di Amrik-sono, ada seseorang anak kecil yang tergantung dipagar yang dibawahnya sedang menunggu buaya-buaya yang lapar. Anak itu secara tidak diketahui telah memanjat pagar, dan dengan tidak sengaja terpelset dan hampir jatuh masuk kedalam sangkar buaya tersebut. Kebetulan baju anak itu meyangkut di ujung pagar dan buaya-buaya langsung menghampiri. Anak yang tersangkut gelayutan dan menangis-nangis.
Penjaga kebun binatang panik tidak tahu harus berbuat apa. Saat kebetulan ada seorang yang berpengaruh di Negara itu, secara spontan menawarkan uang dan harta yang cukup lumayan besar. Siapa yang berani menolong anak itu maka hadiah yang ia tawarkan dapat ia tunaikan segera. Seorang pria kaya dan anggota parlemen terketuk hatinya untuk menolong dengan caranya.
Tanpa menunggu lama, ada seorang pria tua berkacamata sangat tebal, berkemeja panjang, rambut BBP (berminyak belah pinggir) penuh uban, dan berwajah culun penuh guratan tanda tua. Pria itu sekonyong-konyong menaiki pagar dan menggelantung, kemudian meraih anak itu. Dengan sebelah tangan anak itu dirangkul dan terjun kedalam sangkar buaya. Laparnya buaya tak menunggu lama langsung menyantap kaki pria tersebut. Tapi aneh, seakan terbuat dari baja, kaki pria itu tak mempan oleh gigi-gigi tajam sang buaya. Dengan mudah pria itu menyingkirkan buaya-buaya tersebut untuk memberinya jalan. Sesampainya di atas pria tua culun itu menyerahkan anak tersebut dan menuntut hadiahnya.
Dengan wajah tercengang pria parlemen itu menyaksikan adegan heroik pria itu. Kemudian ia mengeluarkan cheque dan membubuhkan nominal yang luar biasa sebagai hadiahnya. Beberapa orang yang mengenal pria berkacamata dengan lumrah dan wajah yang tak heran, meninggalkan TKP (tempat kejadian perkara) tanpa perasaan salut dan kagum. Sementara pria parlemen itu bertanya-tanya siapa pria ini sebenarnya.
Beberapa waktu kemudian, orang kaya nomor sepuluh di Amerika sedang menikmati angin di puncak gedung miliknya. Sedang enak-enaknya, dari seberang gedung lainnya seseorang berteriak. Orang berkaca mata, rambut klimis, belah pinggir, jas yang dipakai agak kebesaran. Lagi-lagi pria culun itu hadir, tua, ubanan, keriput dan terbatuk-batuk.
Kemudian orang kaya itu meladeni teriakan orang yang tampak culun itu. Terjadi percakapan menarik di antara keduanya. Lalu orang kaya itu merasa letih kalau harus berteriak-teriak maka ia mengundang orang culun itu agar mampir ke gedungnya. Tetapi orang culun itu malah menantang taruhan kalau ia bisa melompat ke gedung milik orang kaya dengan syarat ia mendapatkan imbalan.
“Jadi kau berani melompat kemari?” tanya si orang kaya.
“Kenapa tidak.” Jawabnya.
“Baiklah aku akan memberikan uang yang banyak buatmu.” Orang kaya itu menyetujui tawaran orang culun itu.
“Bagaimana jikalau imbalan yang kau berikan itu kau gandakan?” pria culun itu menantang lagi.
“Siapa takut!” Orang kaya itu yakin pria culun tidak akan mampu melompat ke gedungnya yang berjarak jauh dari gedung satunya.
“Baiklah. Aku akan jalan kaki ke sana tanpa tali. Aku tak usah melompat, aku akan berjalan di udara. Dan sebagai imbalannya, bagaimana kalau perusahaan yang kau punya sebagai imbalannya?” tanya pria culun itu.
“Ha ha ha. Hai pria bodoh, siapa yang bisa berjalan di udara? Dan sejauh ini saja kau belum tentu bisa melompat, apa lagi berjalan tanpa tali. Ha ha ha. Baiklah aku setuju, akan aku siapkan surat-surat dan uang imbalannya.”
Tak lama berselang, tanpa menunggu aba-aba, pria culun itu benar-benar berjalan di udara menyeberang udara. Dengan berjalan santai, sambil memperbaiki posisi kacamata, ia berjalan gemulai lebay. Orang kaya itu terkejut takjub, jantungnya berdebar kencang bukan karena takut orang culun itu akan jatuh tetapi takut kalau semua hartanya lenyap sekejap hanya karena kebodohannya. Sampailah ia di gedung orang kaya nomor sepuluh tersebut. Orang kaya itu masih terkesima, karena sesampainya orang culun ke gedungnya berarti sampailah kemiskinannya. Lalu orang culun itu menandatangani surat-surat dan kemudian berpamitan.
“Baiklah, saya mau kembali ke seberang lagi, disana gedung milik saya juga. Terimakasih atas imbalannya. Dan saya mohon, anda segeralah berkemas-kemas meninggalkan gedung milik saya. Uhuk uhuk uhuk.” Sambil terbatuk-batuk pria tua itu pulang.
Setelah itu ia kembali berjalan di udara menuju seberang gedung yang juga telah menjadi miliknya. Orang kaya itu tak habis fikir dengan apa yang telah ia lakukan. Kemudian ia berteriak kepada pria culun itu.
“Hai! Bagaimana kalau aku bisa mendapatkan kembali punyaku? Aku sanggup melompat ke gedung anda! Sebagai imbalannya kembalikan semua punyaku!” teriakan orang kaya itu seperti di acuhkan oleh pria culun itu. Lalu orang kaya tadi berteriak lagi.
“Hai kau pasti menggunakan trik. Dan aku yakin juga bisa.”
Setelah agak lama merayu orang kaya yang sudah jatuh miskin itu akhirnya mendapat persetujuan dari pria culun itu. Dan dengan imbalan ia mendapatkan kembali miliknya. Maka orang kaya tadi tanpa fikir panjang melompat ke gedung seberang. Tak satu pijakan pun, ia telah melayang jatuh ke daratan.
Orang di bawah tempat jatuhnya orang kaya itu menjadi tempat tontonan. Dan beberapa orang yang mengenal pria culun itu pun dengan lumrah dan wajah pasrah pergi meninggalkan TKP. Orang yang tidak kenal sama pria culun mulai bertanya pada orang-orang yang mengenalnya.
“Siapa sih dia?”
“Oh! Orang itu! Biasa Clark Kent kalau bertaruh suka begitu. Gak lihat-lihat siapa aja korbannya. Orang ini bukan korban yang pertama. Saran saya: Hati-hati kalau anda ingin bertaruh dengannya! Fuuh. Superman kalau sudah pensiun, gini nih, gak ada kerjaan lagi selain bertaruh dan mencari imbalan.”

Ahay….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar