Rabu, 06 April 2011

(Hahay Story 032) CITRA DAN TYO


Anak dara yang sudah gadis itu menanyakan perihal berdandan dan hal kecantikan pada ibunya. Citra adalah anak perempuan satu-satunya, sebagai ibu, dia merasa bertanggung jawab untuk menjelaskan arti pentingnya berhias diri. Dengan kasih sayang ibunya pun menyanggupi permintaan anak gadisnya dan mendekatinya dengan tatapan syahdu penuh kelembutan.
Lalu ibunya menceritakan sebuah kisah tentang bagaimana asal mulanya wanita berdandan. Kisah yang diceritakan ibunya adalah kisah tentang perempuan-perempuan yang konon jauh sebelum adanya listrik hidup di negri yang pimpin Raja-Raja. Diawali kisah di negri Cina, perempuan-perempuan yang suka menghias diri untuk mencoba keburuntungannya mendapatkan suami. Lalu dilanjutkan kisah perempuan dusun yang tinggal di perdalaman sebuah negri Korea, dusun itu menghidupi kehidupannya dengan bercocok tanam, baik menanam kebutuhan pokok juga menanam berbagai macam bunga.
Dikisahkan ibunya kehidupan sebuah keluarga kecil di Korea itu, tentang seorang perempuan janda yang memiliki anak satu-satunya setelah ditinggal mati oleh suaminya. Janda itu membuka kedai makan-minum untuk para warga dusun atau untuk orang pengembara yang kebetulan singgah. Kecantikan janda itu sudah termahsyur ke dusun lainnya, seperti bunga-bunga yang ditanam di sekitar rumah ibu tersebut.
Anak dari pembuat makanan itu bertanya pada ibunya, “mengapa ibu tidak memilih salah satu dari mereka yang datang ke kedai ibu? Lucu rasanya mendengar ibu mengeluh keluarga kita kecil padahal setiap hari banyak orang yang datang.”
Ibu pemilik kedai makanan dan minuman itu menjawab, “Memiliki anak yang baik adalah anugerah, namun bertemu suami yang baik adalah sesuatu yang langka dan indah. Itulah sebabnya mengapa wanita mengenakan hiasan untuk laki-laki. Ketika laki-laki pilihan itu tertawa maka kau akan merasakan bunga-bunga pun bermekaran, dan bersama desahannya, embun pun jatuh.
          Begitulah ibunda Citra menceritakan banyak kisah tentang wanita yang berhias diri, dari semua wanita asia yang mengenakan hiasan bukan untuk memikat sembarang laki-laki. Tetapi tiba-tiba terdengar sesuatu yang jatuh di balik jendela. Braaak. Bergegas Citra dan ibunda Citra menghampiri dan membuka jendela lebar-lebar. Tampak oleh mereka sosok Tyo yang sedang memegang lututnya yang lecet. Tyo seumuran dengan anaknya, Citra, dan bertempat tinggal bersebelahan dengan rumahnya. Tetangga dekat rupanya sedang mengendap-ngendap dan menguping.
“Ngapain kamu Tyo?” sedari tadi Tyo asyik menguping dan akhirnya ketahuan oleh Citra dan ibunda Citra. Tyo hanya cengar-cengir. Sesekali menghembus luka lecet di lututnya.
“Kau! Jangan sembunyi-bunyi dan mencuri dengar apa yang kami bincangkan tentang rahasia perempuan. Tau kau itu!” Sahut ibunda Citra memarahi Tyo.
Telah lama Tyo yang bersembunyi di balik jendela, tengah asyik menguping bincang-bincang Citra dan ibunya. Merasa ketangkap basah dan malu-malu, Tyo pun menjawab penuh percaya diri.
“Aku kan mau cantik juga, bundaaaaa.”
Gubrak, Citra dan ibunya pingsan.

Ahay....

3 komentar:

  1. keren, kunjungan perdana nih, salam kenal

    BalasHapus
  2. Thanks to Rumah Jahit Aqxa and Blackbox to visit my room.
    Salam kenal juga. Semoga berkenan.

    BalasHapus