Senin, 18 April 2011

BELAJAR


Belajar adalah untuk memudahkan diri menghadapi ujian. Setiap etape hidup adalah ujian, tapi masih saja banyak yang tidak belajar. Kenapa harus buru-buru menyelesaikan ujian kalau nantinya mengulang. Etape hidup bagaikan halte, untuk meneruskan perjalanan ke jenjang berikutnya kita telah mempersiapkan ilmu dan pelajaran hidup agar masuk ke etape berikutnya kita menjadi pintar dan cerdas.
Setiap saat adalah tempat untuk kita belajar. Pernah dengar lagu ini. Belajar diwaktu kecil laksana mengukir diatas batu, belajar diwaktu besar laksana mengukir diatas pasir, belajar sesudah dewasa laksana mengukir diatas air. Belajar itu untuk menaikan derajat dan pengetahuan kita akan hal baik, sementara hasilnya bukan terukur tetapi terukir, semakin dewasa semakin sulit mengukir batasannya. Bingung?
Mario kecil bercanda dengan temannya, "Kasihan orang memiliki gelar yang panjang, prof. DR. Drs. Pailum SH. SE. Dst, yang sampai sekarang masih belajar. Kita aja sudah dapat Surat Tanda Tamat Belajar."
Belajar tak pernah diharuskan untuk anda lulus dengan gelar. Karena gelar itu adalah hal mengenai sudut pandang. Anda mendapat gelar Dokter bukan berarti anda harus bekerja jadi dokter bisa saja anda jadi tentara, gelar itu panggilan tugas dan jabatan adalah pakaian buat amalan agar anda memiliki rasa malu. Masih banyak gelar tanpa harus lulus ujian, anda di beri gelar ayah, ibu, nenek, kakek, pemimpin, hakim, yang berarti panggilan tugas dan pakaian buat anda.
Belajar tak juga harus duduk di bangku sekolah. Etape hidup selain halte dan tempat perhentian sementara, juga tempat belajar yang lebih nyata. Belajar hidup sama artinya anak burung yang belajar terbang, berkicau, dan berlindung dari panas, salju, bahkan guntur. Belajar adalah proses meningkatkan kebaikan dan menghargai kebaikan, karena tanpa proses peningkatan dan penghargaan maka pelajaran akan memusnahkan makhluk lainnya. Ilmu itu untuk menaikan derajat dan bukan untuk merusak.
Keseimbangan alam sudah semakin tak terawat, jumlah burung yang terbang di negeri ini kalah banyak dengan jumlah burung dalam sangkar. Bukankah alam mengajari bahwa keseimbangan itu penting untuk kelestarian hidup itu sendiri. Lalu alam mengajari agar kita sebagai makhluk yang tinggi untuk menjadi kalifah yang adil buat semua makhluk. Menurut cerita Adam datang ke bumi tanpa busana dan senjata, dan makhluk lain sebelum Adam telah menyambut dan mengajarinya bagaimana bertahan hidup dan menutup aurat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar