Senin, 18 Februari 2013

(Hahay Story 077) Turis From Kampung



Seorang turis kampung, Wagimin cukup berbesar hati, mewakili warga dusunnya berpariwisata ke negerinya Fabregas. Dengan rasa takjub bukan kepalang karena memenangi undian jalan-jalan yang diongkosi oleh produk makanan cepat makan yang logonya; "Bisa jadi Tutul, yak yak yak," (itu mah Tukul!). Bukan hanya diongkosi tapi semua ditanggung promotour ini.
Dihari kedua setelah memenuhi stadion sebagai hadiah nonton pertandingan El Clasiko, tour dilanjutkan. Wagimin nonton orang diadu sama banteng, aca Matador. Betapa takjubnya Wagimin dengan kehebatan seorang Matador bisa mengalahkan Banteng yang suka menyeruduk. Wagimin menyangka pasti pantat banteng sudah di kasih balsem, atau matanya dikasih cabe rawit asal Lombok, atau mungkin itu banteng musuh banget sama itu Matador karena permusuhan yang sudah mendarah daging antara keduanya.
Setelah menyaksikan aduan tadi, mereka dipersilakan untuk makan di restoran yang masih di area pertunjukan Matador. Setelah lihat menu, tak satu pun yang dipesan Wagimin. Bukan apa-apa, Wagimin gak ngerti bahasa Spanyol, apalagi bahasa Inggris. Akhirnya Wagimin minta makanan spesial di restoran itu, yang paling mahal, mumpung gratis. Akhirnya makanan spesial pun datang. Dengan lahapnya ia makan. Wagimin merasa puas, betapa lezatnya makanan ini. Kemudian ia bertanya pada pemandu tour, "Makanan apakah yang saya makan ini?"
"Oh ini terpedonya banteng yang baru saja dikalahkan Matador. Makanan ini hanya satu kali saji disetiap pertandingan adu banteng. Anda adalah orang yang beruntung telah memesan menu ini." Katanya guider dari negerinya Wagimin, jadinya ia bisa paham.
"Waaaaw, rasanya lezat sekali. Mak kus." Kata Wagimin.
"Mak kus? Bukannya Mak Nyus?" tanya guide tersebut.
"Bukan. Ini mak kus, makan sampai rakus!"
"Ha ha ha," semua tertawa semua senang.
Sangking senangnya Wagimin ingin mengulangi sensasi ini sekali lagi. Ia berniat esok akan datang kesini lagi dan memesan tempat pada pelayan menu yang sama untuk janji keesokan hari ia pasti datang. Mumpung gratis fikirnya.
Esok harinya Wagimin menepati hasrat. Langsung dipersilakan duduk dan dilayani bak raja. Menu yang diorder pun datang, tapi ukurannya lebih kecil dari yang kemarin. Lalu Wagimin menikmatinya dengan lahap. Tapi Wagimin sangka ukuran kecil ini pasti bantengnya juga kecil. Lalu untuk menebus rasa wa sangka maka Wagimin cari tau.
"Kenapa ukurannya terpedo menu kali ini lebih kecil?"
Guider berbicara dalam bahasa Spanyol dengan Chef dari restauran. Wajahnya tampak pucat mendengar penjelasan Chef. Dengan sedikit bergetar tour guide ini menjelaskan.
"Katanya, kalau yang pertandingan kemarin yang menang adalah sang matador. Dan yang mati kemarin adalah bantengnya. Tetapi hari ini sebaliknya."
Mendengar penjelasan itu sekonyong Wagimin jatuh pingsan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar