Senin, 18 Februari 2013

(Hahay Story 080) Swasta


Dua orang lansia lagi kongko di depan teras wisma jompo. Yang satu lagi membaca berita dengan suara terbata-bata yang satu lagi cukup mendengarkan. Kalau udah hampir habis nafasnya maka mereka bergantian tugas.
"Wah wah wah. Kebetulan ada berita hangat awal tahun ini ni ni. Yaitu, tentang, mengenai, perihal bakal naiknya harga listrik, air minum dan gas. Urusan gas maka Pertamina merilis warta tentang kenaikan gas secara berkala tapi tak tertulis sampai batasannya, mungkin sampai akhir nanti. Atau keburu kita mati. Kau dengar tidaaak?" kata kakek yang membaca.
"Yaaaa. Aku dengar. Kau lanjutkan saja, pasti ada penjelasannya." Kata kakek yang bertugas mendengarkannya.
"Ooooo kheeee. Pertamina menaikan harga gas karena pasokan untuk pemakaian gas masyarakat harganya sudah tidak menguntungkan lagi, dan ini tidak disubsidi oleh pemerintah. Kauuu dengar tidak?" kata kakek yang membacakannya.
"Iya. Aku dengar, aku belum tuli. Tapi kan sekarang gas belum bersaing seperti pompa bensin lainnya, kenapa dia belum untung?" kata kakek yang satu lagi yang bertugas mendengarkannya.
"Tapi tidak ditulis di warta ini berapa keuntungannya!" Kakek yang bertugas membaca coba mencari tau didalam tulisan itu perihal penjelasannya.
"Kalau pemerintah tidak mensubsidi, berarti pertamina itu bukan pemerintah?" tanya kakek yang yang bertugas mendengarkan.
"Yah bukan lah. Pertamina itu swasta, yakni swastanya pemerintah!" kata kakek yang bertugas membaca, sambil kesal. Kemudian ia menggulung kertas warta itu dan memberikan kepada kakek satunya. "Sekarang giliran kau yang baca!"
"Baik. Tapi aku tak mau kau banyak tanya!" sahut kakek yang satu lagi.
"Tapiiii. Kau tadi banyak tanya?"
"Karena aku hanya bisa bertanya, tak bisa menjawab seperti kau!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar