Senin, 18 Februari 2013

"Tak Usah Risau R.I"


Jiwa yang tenang pada jasat yang risau
berakhir membisu
risaunya beku mencair diriuhnya pelawat
RI bukan seperti Mawar yang korban perkosaan tetap hidup melawan trajik
RI gadis usia belasan belum usai sekolah dasar
RI juga bukan seperti Melati yang sempat melapor sampai ke kepala republik
RI gadis bungkam membawa luka lahir dan batin dalam visum dokter

Ketika cerita sedih selangkangan RI terkuak ke langit
semua berdatangan
gubernur dari profinsi tetangga, datang!
camat dari kecematan sebelah, datang!
lurah dari desa yang agak jauh, datang!
rt dan rw pastinya datang gak mau kalah sama rt dan rw kampung sebelah
karena wartawan datang
jeprat jepret
kameramen juga pasti datang
sayangnya rame-rame sesaat ini tak terungkap
terbawa diam bersama RI bungkam
risaulah risalah

RI tak gentanyangan layaknya sundel bolong
paranormal tak ada yang berani bicara
pelaku masih sembunyi dalam rumah kardus
polisi juga belum selesai cuci tangan
rekontruksi sunyi
jangkrik pun tak sudi bernyanyi
bendera setengah tiang tak berkibar
karena RI hanya gadis yang sebulan terakhir mengambil jalan sunyi
bapaknya dan pulungan, masuk tv
ibunya tak mau disorot
sorotan sebenarnya buat siapa?
para pendatang?
atau pada pencari kebenaran yang menantang?
para pelayat?
atau pada RI dan jasad?
para penonton?
atau pada tuntun?

seminggu berlalu
krik krik krik
suara jangkrik mulai memenuhi langit lagi
setelah malamnya sunyi sekali
hujan rinai yang menyedihkan

-o0o-
menandai hari 140113

Tidak ada komentar:

Posting Komentar