Minggu, 17 Juli 2011

“Sampur”


Bumi pertiwi sedang hamil tua
terjadinya perkawinan terlarang
dua jenis berbeda diantara ada dan tiada

kudeta merangkak
berganti kudeta merangsek
propaganda dan kampanye hitam

juru foto penguasa berita
burung merpati patah kaki malas untuk terbang
berganti menjadi kuli tinta
dikuasai pemilik belati

perang sudah dingin
tak lagi perlu berlumuran darah
mengusai tv dan para pengiriman pesan singkat
sambil bertelanjang dada berenang di danau Angsa
memfitnah bukan lagi dosa terkejam melebihi membunuh

ada anak desa yang pura-pura bodoh
sesungguhnya bodoh
telah mampu merusak harga diri
awalnya cari makan buat organisasi
lalu mengambil alih hati petani
menjadikannya pemimpin
dari usaha menjadi wira

anak-anaknya satria piningit
si singa mangku raja
belantara akal dipenuhi dusta luar negri
mengapa dipanggil mandiri sedangkan nasi masih beli

setiap anak yang terlalu dikritisi
rusak identitasnya
setiap hari ditakut-takuti
jadi mati sendiri
atau malah berani mengayunkan belati ke ibu pertiwi

06072011
Menandai hari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar