Minggu, 30 Oktober 2011

Kami Kedua Orangtuamu

Saat Sudah Tak Muda dan Banyak Meminta
Ayah dan Ibu yang kini telah menua, yang dulu mungkin pernah memperlakukanmu tidak baik, saat ini memperlambat langkahmu, maafkanlah, kau telah tumbuh jadi pemuda yang sangat mudah untuk membalas kami.
Mungkin kami dulu tak sempat mendengarkan keluhanmu, lalu sekarang kami mengatakan hal yang sama berpuluh-puluh kali, jangan hentikan kami dengarkanlah walau hanya untuk sekedar menghibur hati saja.
Mungkin kami dulu keras kepadamu, jangan marahi kami, dan jangan katakan itu memalukan. Tetapi sekarang lihatlah, dirimu jauh lebih dari kami, bermartabat, keras dalam kebaikan, dan memimpin ke arah kebenaran.

Saat Menua
Aku dulu terlalu sering disuruh ibuku membelikan beras dan sembako. Sekarang aku tau artinya uang dan kebutuhan pokok. Aku dulu terlalu sering disuruh ibuku memasak nasi, merebus air, mencuci piring dan bajuku sendiri. Sekarang aku tau mengurus keperluanku sendiri. Aku dulu terlalu sering disuruh ayahku bangun pagi, mandi dan menyapu. Sekarang aku tau disiplin dan kebersihan.
Aku juga terlalu sering disuruh ayahku menyemir sepatu, bermain bola bersama dan menemani ayah ke kantornya. Sekarang aku tau artinya sehat dan berpenampilan baik dalam jawatan.
Aku sekarang tau apa yang orangtuaku ajarkan karena aku melakukan bersama-sama. Lalu aku melihat anakku, makan tinggal makan, tidur tinggal tidur, pulang sekolah langsung masuk kamar, kami mungkin tak sama dalam menikmati kasih sayang orangtua. Dan aku pun bertanya dalam diri sendiri,
"Apakah aku merasa orangtuaku dulu terlalu keras terhadapku atau aku yang terlalu memanjakan anakku?"

Anakku
Dosa besar apa yang aku perbuat terhadap anakku, apabila mereka menganggap kami bukan orangtua yang baik. Berusaha jadi sahabat pun sulit. Jika anak-anakku mengalami kesulitan, yang akan mereka cari adalah sahabat dekat atau teman curhat, yang terkadang menjadi teman senasib dan tak sepengalaman. Akhirnya orangtuamu ini adalah bentuk pengesahan kesalahan teman-temanmu pada orangtuanya sendiri, yang kadang permasalahan kamu bukan yang sama mereka alami.
Sekarang memang jarang ada anak yang mengatakan “aaah” kepada kedua orangtuanya. Akan tetapi banyak cara engkau membantah, dalam mulut berkata iya tetapi tidak pernah engkau lakukan. Pilihanmu yang salah terkadang lebih kau pertahankan daripada mendengar saran kami.
Anakku memang berhak memilih, tetapi kami orangtuamu terlebih dahulu tahu apa itu pilihan-pilihan. Maafkan kami menentang caramu dulu, tapi lihat sekarang, kau lebih bermartabat dan berwawasan.

Pesaing Tangguh
Ayah dan Ibu yang baik. Yang mengasuh dan mendidik anda dan aku sebagai anak yang unggul. Sebenarnya mereka adalah pesaing yang tangguh untuk kamu bisa membuktikan bahwa kamu bisa mengasuh dan mendidik sebaik mereka atau bahkan melebihi mereka.
Bayangkan!!!! Ketika kamu kecil mengatakan hal yang tak mungkin tetapi bagi mereka itu adalah cita-citamu. Lalu kamu mengatakan keinginan besar mu kepada beliau, tetapi mereka menganggap itu adalah amanah yang harus mereka permudahkan jalan bagimu. Lalu kamu bercerita hasrat besar mu pada beliau, tetapi mereka mengorbankan waktu dan hartanya buat mewujudkan dongeng mu itu.
So... Jika mereka bukan pesaing yang tangguh buat kamu, berarti kamu hanya melihat yang baik buat dirimu saja, bukan terbaik buat anakmu dan kakek-neneknya.

Sesuatu
Apabila orang lain mengharapkan sesuatu darimu, itu karena kamu memiliki sesuatu itu. Apabila dirimu sendiri yang merasa lebih, sebenarnya kamu berada dalam kekurangan. Sebaliknya bila dirimu merasa kurang, sebenarnya kamu berada dalam kelebihan. Mengapa orang lain bisa mengharapkanmu sementara kamu masih merasa kurang.
Anakku yang juga jadi sahabatku, pandangan orang lain terkadang melihat dari sisi yang kau anggap lebih itu sebenarnya kurang, juga sebaliknya yang kau anggap kurang itu sebenarnya lebih.
Janganlah kau merendahkan dirimu. Apalagi orang lain merendahkan dirimu. Seteguh apa yang telah kedua orangtuamu ajarkan tentang keimanan, wawasan, martabat dan harkat dirimu sebagai manusia yang baik. Apabila di hatimu telah tumbuh semua itu maka kamu akan melihat keikhlasan kami melepaskan pabila saatnya tiba. Dengarkan kata ini dan ingat sampai kapapun,
“Kami ikhlas melepaskanmu anakku sayang, pergilah...
Apa yang datang dari luar itu hanyalah godaan, kritik, saran, pandangan dan ujian buatmu. Tetapi yang datang dari dalam adalah keteguhanmu, imanmu dan amalan baikmu. Lakukan sesuatu dengan menyebut nama Tuhan mu yang telah menciptakan mu.
Pergilah...” 

-o0o-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar