Kamis, 27 Oktober 2011

Cerita Uyung & Amak (Sesi Guru Idola)


Uyung tengah menikmati menjadi murid smp, karena di sekolah ini ada guru-guru keren, menurut Uyung dan versi Uyung. Dua orang guru muda, yang pertama guru wanita gaul habiz. Pelajaran biologi dan bagian reproduksi adalah bagian terhebat untuk dibahas. Satu lagi adalah guru sejarah, guru pria muda yang menawan hati. Uyung kadang menempatkan dirinya seolah-olah dirinyalah guru tersebut.  Keduanya seperti penyihir yang mempesona Uyung.
Pertama, guru wanita muda itu membahas perihal mencari pasangan hidup. Ia memberi perbandingan antara profesi Dokter dan Guru, murid-murid dapat memilih pasangan mana yang baik untuknya, apakah Dokter atau Guru (jawabannya pasti sudah bisa tertebak, narsis, dan profesi guru lah yang terbaik, he he he-red).
“Bisakah kalian bedakan antara seorang guru atau seorang dokter yang cocok untuk menjadi pasangan hidup kalian? Tanya guru wanita yang bernama Dewi.
“Enggaak.” Jawab mereka serempak, terpesona oleh kecantikan guru biologinya.
“Apa itu buuu?” Tanya murid-murid penasaran.
“Kalau kalian memilih dokter maka dokter akan selalu mengatakan, ‘Cepat! Cepat! Sudah! Sudah!’, begitulah.” Kata pak Sidik menjelaskan.
“Kalau guru buuuu?” tanya anak-anak serempak.
“Kalau guru selalu mengatakan, ‘Ayu coba lagi, coba lagi! Ayu ulangi lagi, sekali lagi!’, begitulah.”
“Oooooooh.”
-o0o-

Andai saja ada pelajaran sejarah yang sekomplit pak Sidik pasti orang itu beruntung. Seberuntungnya Uyung menemukan idolanya ini. Pak Sidik bukan hanya mengajari sejarah tetapi membuat Uyung tau apa artinya pencarian masa hadapan. Pak Sidik mengajari dengan cara berkisah tentang cerita masa lalu. Kebanyakan cerita pak Sidik tidak ada di buku pelajaran yang Uyung pegang. Apalagi cerita-cerita pak Sidik seperti cerita penuh patriotisme dan semangat tokoh-tokoh yang jarang Uyung dengar dari paman-pamannya.
Uyung bertanya mendadak disaat pak Sidik sedang mengisahkan sejarah perang melawan Belanda.
“Pak, kenapa bapak mengajari kami pelajaran sejarah, yang kebanyakan pelajaran bapak tidak ada di buku kami? Setiap hari hanya cerita dan cerita saja.”
“Uyung. Dengarkan ini. Sejarah adalah kumpulan kisah yang telah dilakukan oleh orang sesepuh kita. Orang yang terdahulu sebelum kau dan murid-murid lainnya dilahirkan. Beda halnya dengan arkeologi. Kalau arkeologi itu lebih cendrung tentang pembuktian sejarah, melalui peneletian, abservasi, penggalian, menemukan fosil atau benda sejarah yang telah terpendam, bahkan harta karun.” Mendengar penjelasan pak Sidik yang panjang lebar membuat Uyung dan kawan-kawan terkesima.
“Lalu kenapa di sekolah ini tidak ada mata pelajaran Arkeologi pak?” tanya Uyung lagi.
“Mungkin karena keterbatasan dana dan tenaga ahli, maka negara ini tidak menganjurkan sekolah SMP tidak begitu penting belajar tentang arkeolog.”
“Tapi pak...” mulut Uyung belum lagi terkatup tiba-tiba pak Sidik menyela.
“Ah sudahlah Uyung, kita pelajari sejarah saja dulu nanti kau yang menjadi Arkeolognya. Bapak dulu juga tak mendapat pelajaran tentang Arkeologi...” kali ini pak Sidik yang tak sempat menyelesaikan ucapannya karena Uyung yang menyela.
“Baeklah pak. Tak ade pertanyaan lagi. Uyung tau sejarah bapak.”
“Kauuuuu....”
Dalam hati pak Sidik bertanya-tanya, “Bocah kecik, tau apa die hah?”  
-o0o-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar