Minggu, 01 Januari 2012

Cerita Uyung dan Amak (Sesi bersama Kakek)


Keriputnya Kakek

Uyung bertanya sama kakek yang sudah keriput. Sedang asyik duduk di kursi goyang di depan teras rumah menikmati angin. Melihat anak dari kemenakannya yang berstatus cucu, sang kakek sangat sayang sama si Uyung.
"Kek, kek, kenap
e wajah kakek nii keriput?"
"Ehhhh sembarangan. Ini bukan keriput,
kata anak sekarang ini cuma mengganti kasing doang!" kata kakek dengan nafas senin kamis. Sebentar-bentar menarik nafas panjang, karena oksigen memburu masuk ke jantung yang udah reot.
"Ohh kirain habis dicuci lupa disetrika."
Uyung langsung ngacir, dibelakang Uyung melayang terompa kayu. Tapi terompa bakiak yang kakek lempar mendarat setengah meter tepat dihadapannya, nafasnya ngos-ngosan gak kuat ngangkat badannya lagi.
"Untung kakek udah tua, kalau enggak udah tanding balap lari. Awas kau Yung, tunggu pembalasan kakek!"
-o0o-

Sekolah Tinggi dan Kacamata Kakek

Uyung sedang asyik makan kripik singkong. Tiba-tiba amaknya nyeletuk seenaknya. Berdiri di belakang Uyung dan membuatnya kaget seperti sedang di kagetkan hantu.

"Yung kau baiknya sekolah yang tinggi. Jangan kayak almarhum ayah kau. Jangan pulak kayak amak kau ini cuma tamantan SR, sekolah rakyat."
"Tapi amak kan setelah lulus amak jadi rakyat. Kalau aku sekolah tinggi, apa nanti kalau aku lulus jadi tinggi?"
“Ah kau Yung, kalau mau tinggi tak usah sekolah tinggi-tinggi, kakek Udi aja tak sekolah badannya sudah tinggi.”
“Tak mau lah mak, macam kakek. Sekolah tak sekolah kakek tetap saje bertingkah sok pintar. Membaca sajo masih tampak sombong, masak kertasnya di jauhkan dari kepalo. Bukannya kalau sudah lamur dan berkacamata sebaiknya tulisannya didekatkan ke mato. Ya ndak mak?”
Amak yang kebingungan garuk-garuk kepala.
“Mungkin kacamatanya rusak kali ya Yung? Atau mungkin kakek lupa cara menggunakan kacamata baca?”

-o0o-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar