Selasa, 10 Januari 2012

(Cerpas) Gravitasi


Chapter 1


Sejak dulu kita telah diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi dikarenakan orang-orang pada lalai sehingga mereka membuang sampah sembarangan. Negeri yang sesungguhnya telah berbudaya untuk memanfaatkan kekayaan sumber alam ini, telah terlatih sebagai komsumtif belaka, maka untuk me-reduce sangatlah kurang. Terbukti kurangnya penyediaan tempat sampah di tempat-tempat umum, tidak tersedianya panduan pemisahan sampah basah dan kering, atau tidak adanya kesadaran secara pendidikan sosial tentang toleransi bersampah, so maka dari itu alam telah berubah menjadi; “Alam terkembang jadi keranjang sampah.”
Dari taman yang menjadi jantung kota ini tiga sahabat yang terlibat tawuran ini tengah mendapat hukuman sosial dari walikota untuk membersihkan sampah yang ada di sekitar taman kota ini. Jika ada peraturan yang mewajibkan pertukaran pelajar yang berprestasi maka seharusnya juga ada peraturan yang mewajibkan pertukaran pelajar yang bermasalah dengan tawuran dengan pelajar yang menjadi lawan tawurannya. Tapi sangsi sosial ini terasa cukup buat Reihan, Yazid dan Bramahtyo, untuk mengenal artinya menghormati fasilitas publik. Bukan hanya bisa merusak saja sebaiknya juga belajar merawatnya. Dengan dikawal oleh pak Hari dari dinas Sosial mereka dipantau terus secara ketat dan melekat.
Ketiga siswa menengah umum ini memang tak kenal rasa kapok, mereka berusaha kabur dari pengawasan pak Hari. Tapi mereka sesungguhnya belum mengenal siapa pak Hari sebenarnya. Pak Hari adalah bekas preman yang telah bertaubat. Dengan badan yang kurus sebenarnya memang tidak layak dibilang preman, tetapi pak Hari memiliki kemampuan merasuki fikiran dan menghipnotis dari jarak yang lumayan jauh. Maka pak Hari dikenal oleh sesama jawara dengan julukan “master brains”.
Bram sepertinya tidak menikmati pekerjaan sosial membersihkan taman kota ini dari sampah yang bukan karenanya sampah itu ada disitu. Fikirnya mengapa harus ia yang membersihkan. Tapi daripada masuk ke kelas dan belajar maka Bram memilih melaksanakan hukuman ini saja, hitung-hitung makan angin. Bram memang nakal karena malas dan ogah-ogahan, apalagi sejak mengenal Reihan sang otak kerusuhan. Sementara Yazid adalah anak yang moody, kemana kentut berhembus pasti ada Yazid yang mengendus. Ia pasif, hanya ikut-ikutan saja, kemana kedua temannya pergi pasti Yazid akan ikut. Ia tengah bermalas-malasan tanpa mau menggerakkan sedikit pun alat penjepit sampah, karena ia meniru Bram yang malas menggerakkan sapu lidi yang bergagang panjang seperti milik penyihir itu. Dan Reihan sendiri adalah anak cerdas berhati culas karena perlakuan orangtuanya yang kasar terhadapnya membuat ia nakal secara alamiah. Kalau soal pelajaran hitung-berhitung maka Reihan jagonya, ia selalu beradaptasi dengan lingkungan dan berhitung untung-ruginya.
Reihan yang sedari tadi celingak-celinguk menatap ke kanan dan ke kiri, seperti sedang mencari sesuatu. Tangannya pura-pura menyapu tetapi matanya jelalatan, dan fikirannnya berputar kencang seperti sedang memikirkan sesuatu. Pak Hari yang sedari tadi duduk di bangku taman tak berjauhan jarak dari ketiganya, sedang pura-pura tertidur. Matanya tertutup caping anyaman  bambu, terpejam  se 6/8 saja, sisanya memicingkan memperhatikan gerak-gerik tahanannya.
Ketiga anak nakal ini bersyubahat (mengatur taktik licik) dan bermufakat untuk mengelabui pak Hari. Dengan memisahkan diri perlahan-lahan lalu memencar dan kabur. Pak Hari yang duduk santai di bangku taman hanya cengar-cengir mendengar ketiga anak itu berbisik-bisik mengatur taktik. “Kalau kita memencar dengan jarak yang berjauhan dan lari, pasti pak Hari tak akan sanggup menangkap kita. Setuju?” kata Reihan yang coba memimpin akal bulusnya kepada kedua temannya yang menyetujui dengan menganggukan kepala perlahan dan senyum kegirangan. Dalam hitungan ketiga mereka mulai beraksi.
Saat bersamaan ketiga siswa itu melihat kelangit yang mendadak mendung. Dan tiba-tiba dari segala arah mata angin kabut asap kelabu menghampiri taman, seperti mengepung mereka. Ketiganya ketakutan dan berlari ke bangku taman tempat pak Hari tertidur. Mereka bermaksud meminta perlindungan pak Hari tetapi langkah mereka terhenti oleh akar pohon yang menjalar keluar dari tanah menangkap kedua kaki-kaki mereka. Ketiganya serempak berteriak, tetapi aneh suara mereka hilang, ketiganya komat-kamit seperti orang bisu hendak menyampaikan berita penting, tangannya melambai-lambai memanggil pak Hari. Tapi pak Hari nampaknya terlelap pulas. Sementara kabut semakin mendekat dan melahap ketiganya.


Chapter 2

Munculah orang-orang dengan kekuatan aneh, dari mulai bisa menghilang sampai bisa mengendalikan gravitasi. Berawal dari 6 tahun yang lalu, Reihan yang merasa mendapat kekuatan ayahnya. Saat itu beliau sedang berjalan-jalan di TPA sampah (tempat pembuangan akhir), dan melihat kumpulan sampah yang berserakan dan tidak pada tempatnya. Lalu ayahnya mengajarkan Reihan membuang sampah pada tempatnya, ayahnya menunjukan sedikit kekuatan gravitasinya, dengan cara menerbangkan sampah dan menjadikan satu lalu di masukanlah ke dalam tempat sampah tanpa menyentuh sedikit pun sampah-sampah itu. Dan dari saat itu mulailah Reihan belajar untuk menggunakan bakat yang diberikan ayahnya. Ayahnya adalah petugas kebersihan kota, berseragam jingga dan bertopi bertuliskan tangan dari spidol permanent: “ Tukang Jagal” (lanjutan tulisan itu adalah, Jagalah Kebersihan).
Enam tahun kemudian, di saat Reihan dewasa sedang berolahraga di taman, berlari-lari ringan mengelilingi jalan bebatuan diseputaran kebun-kebun bunga. Kebetulan dia melihat ada seseorang yang sedang dibully, yaitu Yazid. Sementara yang sedang membullynya adalah Bram. Entah kenapa langkah kaki Reihan terhenti memperhatikan kedua orang itu. Dalam fikirannya seperti mengenal kedua orang itu, entah dimana dan kapan tepatnya. Fikiran Reihan terus-menerus berusaha mengingatnya. Kemudian ia menghampiri keduanya.
 Yazid yang ingin membuang sampah pada tempatnya tetapi oleh Bram berusaha menghalanginya dengan maksud mengolok-olok. Ia menyuruh Yazid untuk membuang sampah sembarangan, tetapi Yazid tetap menolak dan berusaha membuang sampah miliknya kedalam tempat sampah. Walau akhirnya Bram memberikan jalan agar Yazid melewatinya untuk membuang sampahnya. Bram pun meyilangkan kakinya hingga membuat Yazid limbung hilang keseimbangan dan menabrak tempat sampah yang ada dihadapannya. Saat jatuh bersamaan tempat sampah itu, menjadikan sampah terbuang berhamburan di seputaran bangku taman tersebut.
Karena Reihan merasa titisan tukang Jagal yang tidak bisa melihat sampah sembarangan ia mulai menegur si Bram yang telah mengakibatkan sampah terbuang sembarangan. Reihan mengeluarkan topi jingga lungsuran dari ayahnya dan mengenakannya penuh bangga, lalu ia menghampiri Yazid untuk membantunya memungut sampah tersebut. Dan keduanya mengacuhkan Bram yang tengah panas hati melihat Reihan membantu Yazid membuang sampah yang tadinya terbuang sembarangan.
Akan tetapi tidak disangka bahwa Bram pun punya kekuatan khusus yaitu bisa bergerak secepat kilat, ia seperti menghilang dan tiba-tiba berubah menjadi asap.  Disaat Yazid dan Reihan tengah mengangkat sampah-sampah itu, lalu Bram muncul dihadapan mereka dan menepuk tangan mereka. Lalu bergerak secepat kilat lagi seperti menghilang dari hadapan Yazid dan Reihan. Yazid yang terkejut pun seperti ada yang mendorongnya dari belakang sampai jatuh di tumpukan sampah itu. Reihan diam terpana tidak bisa bergerak, seperti terpukau tak dapat melihat apa-apa tetapi sesuatu telah menepuk tangannya dan mendorong orang yang akan ditolongnya itu.
Reihan yang gemetaran ketakutan berusaha kabur. Ia lari sekuat tenaganya akan tetapi Bram pun dapat mengejar si Reihan dengan kekuatannya. Dan akhirnya Reihan tertangkap lalu diangkat dan dibanting ke tumpukan sampah yang berserakan tadi. Di saat Reihan akan terhempas ia melihat ada badan didepannya yang terlihat ingin menjadikan dirinya alas sebelum tubuh Reihan terhempas, dan ternyata itu Yazid.

Bram melihat Reihan sudah dapat berdiri dan ia langsung melemparkan kaleng bekas minuman ke wajah Bram, lemparannya cukup kencang itu tetapi dengan kecepatan tinggi dapat dengan mudah ia tangkap. Untuk orang yang tidak punya kekuatan sangat tidak mungkin bisa terambil. Tetapi Reihan mulai menyadari kehebatan Bram yang memiliki kecepatan seperti kilat tersebut. Karena Reihan memiliki fikiran yang cerdas maka ia cepat menyimpulkan bahwa kekuatan Bram tidak akan berpengaruh jika ia tidak bisa bersentuhan dengan kerak bumi, alias daratan. Jika Bram ingin berlari maka ia butuh alas tempat ia berpijak.
Maka Reihan yang mendapatkan kekuatan anti gravitasi dapat dengan mudah mengangkat Bram tinggi-tinggi. Dan Bram yang hendak berlari kencang hanya sanggup berlari-lari di awang-awang, seperti layang tergantung tanpa tali. Lalu Reihan mengangkat sampah-sampah itu bertumpuk di ruang udara, melayang-layang bersamaan si Bram yang tak mau diam bergerak terus menerus. Sampah-sampah itu lalu Reihan masukkan kembali ke dalam tempat-tempat sampah yang ada di sekitar taman tersebut.


Chapter 3

Sementara Reihan bekerja memindahkan sampah, Yazid terpana dan menganga melihat kekuatan kedua orang tersebut. Yazid yang sedari tadi tengah berusaha mengembalikan ingatannya, sepertinya ia mengenal betul kedua orang ini, seperti sahabat dari masa lampau. Dan Bram yang melayang-layang di udara tak henti-hentinya bergerak sehingga ia berputar-putar kencang membuat udara di sekitarnya ikut tersedot dalam putarannya. Maka anginpun berhembus kencang dan daun-daun kering mulai terangkat.
Yazid yang sedari tadi berfikir telah mendapatkan ingatnnya kembali. Bahwa kedua orang ini adalah temannya sewaktu sekolah dulu. Karena kepolosan hatinya dan ketulusannya maka Yazid berusaha mendamaikan kedua sahabatnya yang sedang berseteru tersebut. Dan dengan kekuatan psykomedis yang ia miliki lalu berusaha memasukkan ingatan kedalam otak kedua temannya bahwa dengan menghentikan permusuhan dan pertikaian dapat mengembalikan persahabatan mereka. Dengan memegang kepalanya Yazid berusaha mengirimkan energi perubahan ke dalam otak keduanya yang dulu adalah temannya. Tetapi karena keduanya memiliki kemampuan fikir yang lebih dari Yazid maka sulit sekali ditembus.
Sementara angin mulai kencang karena putaran Bram semakin kencang, dan semua sampah yang tadi masuk kedalam tempatnya mulai terangkat dan tersedot ke pusat pusaran angin yaitu tempat Bram berputar. Reihan yang berusaha menahan mulai keletihan. Yazid berfikir bahwa sekarang adalah waktunya untuk menghentikan keduanya, tetapi karena energi kedua temannya sangat kuat maka akan menguras energi Yazid sendiri, atau bahkan juga menguras energi Bram dan Reihan. Maka efeknya jika mereka kekurangan energi dalam tubuhnya akan membuat mereka menjadi tua bangka.
Angin menderu-deru tersedot ke pusaran gerakan Bram. Reihan yang berusaha menghentikan putaran tersebut, melemparkan tempat sampah ke tubuh Bram, tetapi mental kembali. Yazid berkejar-kejaran dengan waktu sebelum kedua temannya saling melukai. Yazid mengerahkan seluruh kemampuannya, sampai rambutnya sedikit sedikit berubah dari hitam menjadi putih karena uban. Begitu juga kepada kedua temannya, seperti mendengar bisikan-bisikan yang Yazid transfer, bahwa untuk menghentikan pertempuran tersebut. Bahwa Reihan dan Bram adalah teman.
Tetapi akal jahat telah menguasai keduanya dan mengacuhkan bisikan-bisikan yang Yazid transfer. Yazid pun mengancam akan menghabisi energi kedua temannya jika tidak mau menghentikan pertikaian. Termasuk energinya sendiri akan terbuang habis untuk melepaskan energi kedua sahabatnya. Tetapi dasar sial kedua sahabatnya menolak ancaman Yazid. Dan akhirnya Yazid terpaksa melakukannya juga. Angin perlahan-lahan mulai mereda. Dan tubuh Bram perlahan-lahan turun. Reihan dan Bram mulai menurun kemampuannya karena otak dan badannya telah kehilangan energinya tersedot oleh kemampuan Yazid.
Sampai akhirnya angin benar-benar berhenti dan tubuh ketiganya terkulai lemah di tanah. Sampah-sampah berserakan dan taman hancur berantakan. Tak ada yang selamat dari sebuah pertikaian, iabarat pepatah, “kalah jadi abu menang jadi arang”. Lalu ketiganya berusaha berdiri pun tidak kuasa lagi. Karena tubuh ketiganya telah menjadi renta dan tua. Rambutnya telah menjadi uban dan otot-ototnya mulai mengendur. Energi Yazid pun terkuras habis hingga tidak mungkin bisa mengembalikan kembali mereka ke tubuh semula. Hanya menyisakan memori di otak mereka bahwa mereka dulu adalah sahabat sewaktu muda. 
 Lalu mereka saling menatap dalam sesal mengapa harus berakhir begini. Perlahan-lahan mata mereka mulai meredup karena tua. Kelelahan yang tiada taranya dan penyesalan telah mereka terima di tubuh tua bangka itu karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain terkulai lemah. Bagaimana pun mereka terlambat menyesali perbuatan mereka, nasi telah jadi bubur. Sebelum ketiga tertidur mereka saling mengucapkan kata maaf dan penyesalannya. Tetapi karena energi yang telah terkuras habis maka mereka pun terlelap sebelum selesai mengungkapkan kata penyesalannya.


Chapter 4

Tiba-tiba hujan deras menerpa wajah ketiga sahabat tersebut. Saat ketiganya terbangun dan menyadari diri bahwa mereka masih berada di taman tersebut. Dan pak Hari tengah berdiri di tengah-tengah mereka. Mereka terkejut melihat pak Hari dan meraba tubuh mereka sendiri, mendapatkan diri mereka masih muda dan segar-bugar tanpa uban. Penjepit sampah dan sapu yang dilemparkan oleh pak Hari mendarat di tubuh Yazid, Bram dan Reihan. “Ayo lanjutkan kerja! Tidur aja dari tadi! Cepaaaat, hari sudah mulai hujan!” hardik pak Hari membangunkan mereka dari tidur.
Ketiganya pun bergegas melanjutkan pekerjaannya dan pak Hari langsung mendekati tempat sampah ke sekitaran mereka bekerja. Sambil di guyur hujan ketiganya tak henti-hentinya terheran-heran dengan apa yang mereka alami. Antara perasaan ngeri bercampur heran. Tetapi mereka terus menyelesaikan hukuman dari pak Walikota ini walau dalam guyuran hujan lebat. Sampai hujan reda mereka belum juga kelar.
Sewaktu mereka ingin pulang, Bram pun berbisik memulai pembicaraan yang tertunda karena ada pak Hari yang mengerikan dirinya. Setelah beristirahat di bawah halte, Bram melirik ke kanan dan ke kiri. Lalu mulai berkata.
“Tadi aku bermimpi ngeri. Aku jadi tua dan menyedihkan.”
“Hah? Maksud mu apa Bram? Apa kau punya kekuatan hebat, bergerak secepat kilat?” tanya Reihan terkejut.
“Hah dari mana kau tau Han?”
“Karena aku juga bermimpi yang sama, aku memiliki kekuatan mampu mengangkat benda tanpa harus menyentuhnya. Dan berakhir oleh kekuatan Yazid yang mengerikan.” Kata Reihan ketakutan. Sementara Yazid hanya diam gemetaran, dan kedua temannya menatap Yazid penuh rasa heran.
“Apa kau juga mimpi yang sama seperti kami?” Tanya Reihan dan Bram serempak?” Lalu ketiganya saling menatap ketakutan sambil menunggu jawaban Yazid.
“Ya, aku juga!” Kata Yazid setengah berteriak.
Tiba-tiba terdengar suara berat dari arah belakang halte, ada pak Hari bertopi caping anyaman bambu menghampiri mereka. “Sedang apa kalian?”
“Huaaaaaaaaa!” Ketiganya kaget dan berteriak ketakutan.
“Ayo kerja lagi. Masih muda sudah istirahat mulu. Nanti aku bikin kalian ubanan dan tua renta baru tau!” Ketiganya saling tatap dan gemetaran. Jangan-jangan selama ini adalah ulahnya pak Hari?
“Ayo kerja!” Hardik pak Hari yang bertubuh kurus dan bermata tirus. Lebih mengerikan dari zombie fikir mereka.
“Yaaaaa pak.” Lalu ketiganya bergegas mengampil sapu dan peralatan lainnya kembali bekerja.


----End-----
10 jan 2012 
Swara Dewangga & Aik Sardie

0-oOo-0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar