Sabtu, 21 Januari 2012

“Jalur Air”



Di kejauhan terbias cerita kerlap kerlip cahaya penggoda
dari sanalah asalnya rinduku
dan dari permulaan itu sulit
keberadaan
yang datang itu dekat
aku terlalu dipengaruhi masa
membusuklah aku disini
kemarin sekarang dan esok hari

Apa yang sudah kau lakukan
akan engkau dapati kemenangan tuk memasung ku
menyimpangkan jalan akan tersesat buat ku marah
kau buai aku menuju jalan terjal lembab berbau
kau rasuk aku hutan kayu besi
dan dari cemara di jalur angin aku terpasung
rimbun akasia menghalangi sinar matahari tapi harum bunganya memendam rinduku
perdu dan kabut menutup jalan pulang tak ku tebas
ku biarkan mereka memperlambat langkah ku
jika cinta memanggilmu apa yang akan kau lakukan
kalau aku akan memenuhinya dengan untaian kata-kata indah
akan aku rangkai ribuan bunga lili dan melati

Semakin bersemangat aku untuk kembali
meniti hari dengan janji
aku akan menemukan jalan pulang
di saat janji ku membulat
Tuhan menuntunku pada sebuah mata air
aku teguk, aku masukan dalam botol
mata air kecil mengalir bak air mata
perlahan di antara tanah basah
aku ikuti kemana bergulir mengalir
makin lama makin membawaku ke sungai kecil berair bening
aku ikuti kemana riak itu bergerak
makin lama sungai kecil membesar
aku hanyut dalam derasnya
hingga akhirnya aku tiba di tempat kerinduanku
air telah menghantarkan aku pulang
dimana ayah mewasiatkan amanat
agar aku menduduki alas tak berkursi
dan menjunjung langit tak bertiang
dimana sebuah janji lagi engkau beri sementara engkau sendiri telah kembali ke hadirat Illahi

-o0o-
menandai hari keren 12012012




Tidak ada komentar:

Posting Komentar