Selasa, 13 Desember 2011

“Puisi Kematian”


Ketika Sondang tak mengejar kondang
karena kau membakar diri
bukan patah hati
tetapi frustasi
urusan cinta orang-orang dewasa
kompleks
tak didengar gak sanggup makar
tak digubris  gak rela nadi diiris
memilih menyalakan api di hati
sampai memberangus jati
harga sabun mengalahkan opera
rame orang kampung gak ngerti ikut ngantri
oplah diam mengalahkan bungkam

Politik itu!  
semakin pol semakin menggelitik
 bukan berarti harus mati kalau terus mendengar kritik
jika cinta negara tak berbalas bukan berarti bablas
jauh beda umbi dengan talas
jangan samakan yang telah berbeda tapi berilah pilihan
jangan diam saja kalau mau emas
kalau itu pilihan emas buatmu Sondang-Sondang

Ketika Sondang tak kunjung tenang
panas datang dari dalam hatinya
membara di depan istana negara
mengertilah politik adalah kepentingan
kamu juga punya kepentingan
justru jangan seperti Munir bungkam
atau Muhammad Hatta yang memilih diam
atau mengalahnya Hamengku Buwono untuk tahta sesungguhnya
bahkan syair Broery tentang Lidah Tak Bertulang tentang janji
bahkan Obie Mesakh dengan Hati Yang Luka beralih irama melayu
bahkan grup Kus Plus mengalahkan golongan Beatles dan keluarga Soe-Soe
lihatlah kepentingannya wahai Sondang
sekarang apa punyamu
begitu marahnya kah?

Atau ngambek dengan jalan bรชte
gue kate orang pendek
bukannya matek karne kere
bercermin di plat mobil anggota DPR
umur belum uzur jangan sampai kufur
DPR tak mikir dapur
MPR gak mungkin mampir
bedakan dulu aduhai Sondang-Sondang
rapatkan barisan dalam sembah Hyang

Bukanlah mudah menarik urat lucu
merekam denyut kehidupan menjadi tawa
mahal harganya merawat jagat
mengerti artinya indah dan asri dari hutan yang gundul
bersama panggilan jiwa yang meletup-letup
dari kesenian para wali rakyat duduk nikmat
mangkir sayhwat ketika wajah berurat
penuh dan sesak membrojoli celah hati

tau gak pentingnya tawa
itu mengapa pelawak bisa kaya
unjuk rasa Warkop dengan karya
itu bukan sekedar tawa
itu
itu!!!!
rasakan dulu duhai Sondang-Sondang lainnya
barulah baca syair mati ketawa cara Rusia

tak pernahkah kalian lihat Sondang tersenyum karena hangat?
tak pernahkah kalian wajah Sondang memerah karena cinta?

Hari ini wapres meneriakan perayaan nUsantara
tanpa Sondang sebagai warganya
hari ini mentri meneriakan hari kesetiakawanan
lagi-lagi tanpa suara lantang Sondang dalam diamnya
teroris atau bukan
penjual terasi atau anak penjual kencur
pegawai yang gak lagi punya gawai
mati bukan solusi
mengkultuskan bunuh diri untuk unjuk gigi
baca dulu buku panduan mati ketawa ala Gus Dur
sampai sakit-sakitan masih mau ngatur
karena ia tau bakal mati juga
tapi ngelantur itu bukan ngawur
dengar bisikan untuk menyatukan perbedaan
Adidaya aja ketawa melihatnya
mengapa orang buta mengatur jalan raya
hanya karena mau belajar nyetir
negara yang sudah punya jalannya
tapi presidennya belum pernah merasakan nyetir sendiri
terlalu banyak bisikan yang menjadi panduan tawa buatnya

Generasi berganti dengan Sephia kekasih gelapnya
virus hepatitis jadi isu kritis mengalahkan Fesbuk dan Tuiter
ambrol jembatan tak menghentikan kita dan Suster Ngesot jalan terus
hal lain dengan pelajar yang tawuran menggeser buruh yang bakar-bakaran
atau matinya penumpang di angkot atau taksi
perampokan emas yang membuat penyelidik mati lemas
pedagang kaki lima jual asahan pisau

Rakyat bukan lagi penonton bahkan ikutan jadi artis
kalau di luar sana artis masuk LSM dikita masuk parlemen
aparat jadi artis dan artis jadi wali rakhayat
karena sorot kamera bikin terlena
di dewan tetap menjaga eksis walau artis tak lagi laris
tapi Sondang mengapa tak dulu mengejar kondang
kalau pun mati akan diperingati

Cermin di rumah Sondang bukan buatan China
Kabur keluar negri jadi trendi pake paspor keponakan sendiri
tapi kumandang Sondang telah sampai keluar angkasa
tetap perlu bungkus yang mengena
Batman aja butuh Robin
Clark Kent cengeng terjebak cinta Lana
Mike Tyson frustasi tak bisa meninju ia menggigit
pagar rumah bertuliskan anjing galak di Bukit Tinggi jadi anjing tawa
iklan rokok pake model bukan para perokok agar rakyat tetap membeli rokok

Mengapa Munir tak butuh Sondang?
jangan mikir kalau sudah kondang!

Rakyat butuh tong sampah yang banyak
bukan larangan membuang sampah sembarangan
jika tidak ada wadah
bukan berarti memilih obat anti nyamuk untuk mengobati hidup
karena dana pengobatan jadi alasan subsidi BBM
jangan melarang mencuri kalau subsidi salah arti
bumi tak lagi dipijak
langit memang tak bisa dijunjung
menerawang di bumi yang terkembang menjadi asbak

Aku sudahi pembicaraan bungkam dengan Sondang Diam
baru kenal kok rasanya telah lama
selamat tidur sobat
agar farises di jidat menjadi terawat bukan jerawat
tersenyumlah kau di tidur indahmu
aku jarang lihat senyummu
aku tak mau yang lain salah arti
bukan mati yang dijunjung tinggi
tapi perjuangan agar yang lain tidak mati

-o0o-
Menandai hari, 14-12-2011, celaka dua belas!
Peramal Purwakarta lagi coba keberuntungan mengalahkan Mamah Lorent
“Mumpung masih kosong,” katanya aji mumpung.

2 komentar: