Rabu, 02 Mei 2012

(Cerita Uyung & Amak) Sesi Berkunjung


Paman Ayub.

Uyung tengah singgah dirumah pamannya di kampung Sungai Rokan, disana ada Anwar yang seumuran dengannya. Paman Ayub adalah saudara almarhum ayahnya. Terdengar alunan lagu Ebit yang membelah-belah udara ruang tamu, membuat Uyung mengantuk. Diikuti Anwar yang mulai mendengar suara alunan lagu dari pita kaset kumpulan lagu hits Ebit terdengar sayup-sayup sampai, keduanya terbius racun ngantuk.
Sedang tenggelam dalam lena, paman Ayub menjaga keduanya agar diajak bincang. Uyung dan Anwar terkejut dan sadar dari lenanya.
"Ado apo ayah?" tanya Anwar.
"Tak de lah..." jawabnya cuai.
"Ahh ayah!"  
"Iye paman, mengejutkan saja. Ayo War kita main di luar saje!" pinta Uyung kesediaan Anwar membawanya keluar untuk bermain.
"Eit eit eit, kejap. Tadi kau panggil Anwar ape?"
"War, paman!"
"Tak boleh macam tu. Anwar tu lebih tue dari engkau. Panggil dio abang."
"Tapi kami ni cume beda beberapa hari saje." Uyung coba protes.
"Tak bisa. Tak bisa. Mau sehari ke, sejam ke, semenit sekalipun dio tetap abang kau. Tak boleh macam tu, namenya kurang adab."
"Baeklah paman."
Tiba-tiba paman menjatuhkan kendi dari nenek dan membiarkannya di lantai.
"Eit eit eit paman! Paman tak boleh macam tu. Kendi itu lebih tue dari paman. Ie ade sebelum paman ade, berarti die lebih tue dari paman. Tak boleh macam tu, namenye kurang adab."
"Aih kau ni nak bedegil!"  
Uyung dan Anwar berlari keluar meninggalkan paman. Kemudian paman menengok ke kanan ke kiri sambil mengangkat kendi.
"Maafkan aku ye, jangan kau bertulah ye... Hiiiiiii!" Paman ngeri sendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar