Selasa, 05 Maret 2013

Komsitkom – Teman Bicara


Nenek kesepian sendiri di rumah, karena anak dan cucunya tidak lagi serumah dengannya. Sedangkan kakek selalu sibuk di kebun. Dengan teman-teman seusianya pun mulai berkurang, satu per satu sahabatnya pergi, ada yang ikut anaknya, ada juga yang telah berpulang ke Illahi. Hanya si Ijah teman bicaranya yang rutin menemani. Ijah adalah seorang pekerja cuci gosok pakaian, pekerja harian. Terkadang suka tak datang kalau hujan turun.
          Ijah selalu berkilah tentang apa saja, tapi selalu santai menghadapi perihal apa saja. Ijah selalu punya seribu satu alasan buat apa saja. Itu lah mengapa hidup Ijah mengalir begitu saja seperti daun kering terbawa arus sungai. Entah kenapa tabiatnya begitu. Ijah juga sudah tiga kali kawin cerai.
Meskipun begitu nenek selalu menerima ribuan alasannya. Terlebih jika Ijah ketahuan berbohong, maka lahirlah alasan-alasan, dari yang masuk akal sampai yang tidak masuk akal. Mengapa nenek selalu bisa menerima Ijah? Karena selain Ijah orang yang lugu dan juga nenek butuh teman bicara. Walau yang namanya nenek-nenek, cerita sering berulang-ulang, bahkan cerita yang pernah diceritakan pada Ijah diceritakan kembali seolah Ijah baru pertama kali mendengar ceritanya. Terkadang lagi Ijah hanya cukup mendengarkan cerita nenek, atau pura-pura mendengarkan sambil menyetrika. Tapi hal itu telah membuat nenek sangat terhibur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar