Selasa, 05 Maret 2013

Komsitkom – Berebut Doa 2


Ratna seorang remaja, anak dari seorang ibu pedagang warung kopi dan ayah seorang supir bajaj. Tinggal di sekitar stasiun kereta. Setiap malam ibunda berdoa agar anaknya mendapatkan usaha yang lebih baik daripada dirinya yang tidak bisa tulis baca. Juga doa-doa ayahnya agar anaknya mendapat kemudahan dalam segala perihal. Begitu juga Ratna selalu berdoa meminta kesempatan baik.
Setelah menamatkan SMA kerabat ayahnya menawarkan Ratna bekerja di pabrik boneka, pabrik baru dibangun dekat pinggiran kota. Betapa senangnya hati Ratna mendapatkan kesempatan bekerja, setelah bersyukur mendapat kesempatan menamatkan sekolah dengan predikat siswa biasa-biasa saja.
Sepanjang hidup sebelum berangkat ke pabrik Ratna tetap berdoa agar ibu bapaknya diberikan panjang umur supaya dapat menikmati kesempatan yang diberikan Tuhan pada dirinya.
Suatu hari, teman seniornya di pabrik mengajarinya tentang berdagang. Lalu ia mencoba berdagang kreditan. Memang usahanya begitu-begitu saja. Tapi ia tak kenal lelah terus belajar dari kekeliruannya. Pada saat ia telah merasa mampu untuk mengembangkan usahanya datanglah kesempatan itu, pabrik dimana ia bekerja melelang sebagian boneka yang gagal produksi. Ia dan teman seniornya memberanikan diri memborong boneka-boneka tersebut. Dengan keahlian membuat boneka yang ia pelajari, maka boneka-boneka tersebut disulap menjadi lebih baik, setelah melalui proses perbaikan disana sini.
Kejutan yang indah buat Ratna, hasil penjualan bonekanya di luar dugaannya. Berkat kebaikan dan kerendahan hatinya semua kerabat mau membeli boneka-boneka miliknya. Dan dengan modal sekecil-kecilnya ia pun mendapat durian runtuh. Kemudian ia memberanikan diri keluar dari karyawan pabrik untuk menawarkan diri sebagai pembeli tetap boneka hasil dari pabrik itu. Kesempatan itu datang lagi, pabrik menyetujui kesepakatan Ratna. Dan ia pun mulai memiliki karyawannya sendiri.
Seketika, pada acara keluarga, Ratna bertemu Karna yang masih sepupu. Karna berkeluh kesah tentang kesarjanaannya yang belum laku diterima kerja dimana pun. Lalu Ratna menawarkan Karna bekerja dengannya, sebagai sarjana ahli hitung keuangan maka ia dipekerjakan sebagai akuntan.
Berselang beberapa waktu Karna selalu mengeluhkan tentang pekerjaan dan upahnya. Sampai suatu saat berita itu sampai ke telinga Ratna. Lalu Ratna memanggil Karna untuk mendiskusikannya. Wal hasil Ratna belum sanggup memperkerjakan Karna lagi, maka keduanya memutuskan hubungan kerja.
Dalam hari-hari penganggurannya, Karna berdoa pada Tuhan. "Tuhan kenapa kau tidak berikan aku kemudahan dan kesempatan seperti Ratna? Dia cuma tamatan SMA dan anak orang susah pula. Ayo dong Tuhan!"
Dalam isak tangis ia berdoa, lalu malaikat disebelahnya berbisik, "Sudah dikasih kesempatan dan kemudahan tapi tak dipergunakan dengan baik. Ada kesempatannya dan ada ilmunya, tapi kesempatan itu jadi sia-sia. Sementara orang lain yang tidak punya ilmunya masih mau menerima kesempatan buruk sekalipun."
Lalu setan disebelah lainnya berbisik, "Udeeh, jangan dengerin dia. Emang Tuhan aja gak kasih kesempatan paling mudah buat dirimu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar