Selasa, 05 Maret 2013

Komsitkom – Berebut Doa 1


Pagi itu Mario yang bangun telat, usai begadang tadi malam. Rush hour. Setelah membawa sarapannya dibungkus, lalu melompat masuk ke mobil Teguh, abangnya, yang kebetulan mau berangkat ngantor. Teguh sedang membaca doa di depan setir mobil, tapi Mario mengusiknya.
"Bang, boleh buruan gak? Soalnya gue telat bro." Sambil cengar-cengar memelas. Dibalas senyum sinis abangnya.
"Bra bro, bra bro, bra he....(ups sensor)! Gue lagi berdoa tauk!" nada kesal Teguh hanya dibalas dengan mengangkat bahu tinggi-tinggi dan senyum jeleknya Mario.
Disepanjang jalan lancar-lancar saja, hanya suara Mario memenuhi ruang mobil karena bersenandung. Sampai di pertigaan, ada remaja mengendarai motor menyalip mendadak. Membuat Teguh ikut menginjakan rem mendadak membuat Mario tersentak ke dashboard. Remaja itu sedang membonceng ibunya yang tengah menggendong adiknya masih balita dibalut selimut. Sepertinya adik bayi sedang sakit dan remaja itu sedang terburu-buru. Teguh lalu mengucap syukur tidak terjadi tabrakan yang berbahaya. Tetapi tidak dengan Mario.
"Bang..t! Guob...k luh! Bisa bawa motor gak sih. Naik motor ugal-ugalan. Gak mau minta maaf juga!" Ocehan Mario terhenti karena tiba-tiba Teguh menampar pipinya. Plak!
"Woooi, kenapa luh nampar gue?" wajah Mario memerah bercampur kaget.
"Karena aku lagi ikhtiar." Jawab Teguh kalem.
"Apa maksud luh ikhtiar?" Mario tambah bingung.
"Soalnya gue tadi dengar bisikan supaya diriku menampar bibir dirimu. Dan aku berdoa sebelum berangkat, meminta kemudahan dan keselamatan di perjalanan. Dan juga diberikan kemudahan berikhtiar dalam menyetir mobil ini." Jelas Teguh sambil meneruskan menyetir mobil.
"What the...???" Mario belum bisa terima.
"Lagi pula. Remaja tadi juga berdoa agar cepat sampai ke rumahsakit dengan selamat. Maka dia dimudahkan sampai rumahsakit, walau dengan cara yang tidak selamat, menyalip sana sini, menerobos lampu merah. Sedangkan dirimu? Kamu tidak berdoa apa-apa kan? Makanya sebelum berangkat berdoa, agar di jalan tidak di tegur Tuhan melalui tangan brother mu. Ya kan bro?"
Mario terdiam takut ditampar sekali lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar