Senin, 22 Agustus 2011

“Hanya Yang Benar Saja”


Teguh hubungan kelangit kepada Tuhan
Teguh hubungan kebumi sesama insan
keindahan
duhai peindah-peindah semesta
tanah dipijak langit dijunjung
hilir mudik ombak
terbit tenggelam surya

sekali air gedang sekali tepian berobah
sekali terjadi perang sekali peta bertukar warna
sekali terjadi revolusi sekali bangsa terjajah merdekanya sendiri
sekali yang teraniaya membuka mata sekali pula penindas terjungkir balik

tetapi kesan dari segala
hanya kebangsaan jangka pendek
enak didengar telinga tak jua bertahan lama
bapak melapah daging anak menguyah tulang
giliran anak berganti tahta
latah pilah membayar bencana

bilamana sadarlah jiwa manusia akan Yang Benar saja
dia akan berani revosioner kepada dirinya sendiri
membayar bapak dengan papa nestapa
bukan hanya memaafkannya juga melupakannya

melawan kesempitan itu
yakni program benci yang berlarut-larut
sudut menyudut sundut-bersundut
bertukarlah dengan pendidikan cinta
yang hanya kepada Yang Benar sajalah

Tuhan Sarwa Sekalian Alam
Bangsaku adalah cinta sejemput kecil daripada perikemanusiaan yang luas
hapuskanlah filsafat pertentangan
timbulkanlah filsafat isi mengisi
ilmu pengetahuan apa pun ragamnya
yang hanya Yang Benar saja sebagai Maha Guru
yang memberikan jalan kebenaran

jika permulaan hitungan ialah satu
dimanakah yang satu itu?

Djoerai tjabang soetji tjinta
menegakkan akal diatas khayal
dapatkah engkau anak bangsa mewujudkan zatnya energi?
apakah bedanya pangkalan berfikir agama dengan pangkalan berfikir ilmu?
akal dan fikiran itu sendiri adakah?

Menilik kepada bekasnya
ilmu alam mengakui adanya ether, karena diatasnya tegak ilmu alam
ilmu hayat mengakui adanya energi-tenaga, karena diatasnya tegak ilmu hayat
ilmu kimia mengakui adanya atom-zarrah, karena diatasnya tegak ilmu kimia
tetapi jikalau engkau memungkiri adanya ether, tenaga dan zarrah
engkau hanya menghancurkan ilmunya saja
yang hanya Yang Benar lah kembalinya pertemuan akal dan hati
dimana engkau meletakkan isi dunia hanya pada hati
bukan pada akal budi
karena perceraian diantara keduanya adalah kehancuran tujuan hidup
tidaklah pula keduanya saling mengalahkan
saling menyalahkan
saling dengki
karena kesalahan adalah perpisahan itu sendiri
sesatlah perjalanan akal tanpa tuntunan hati
dan kaburlah perjalanan hati yang terpisah dari akal

23082011
Djakarta, Tandjoeng Doeren
menandai hari

1 komentar:

  1. Merdeka ataoe mati, sudah terhapus dari coretan dinding, gedung tua sudah berganti, merdeka masih dicari

    BalasHapus