Jumat, 19 Agustus 2011

WARAS


Melihat Acara Jon Stewart, pasti anda akan ingat pesan yang selalu ia ingin sampaikan yakni berusaha waraslah. Walaupun itu lucu tetapi ia berusaha menyampaikan sisi lain pandangan umum tentang apa saja. Bagaimana media telah memiliki spot sendiri tentang kewarasan. Menyampaikan berita terkadang membuat yang mendengar, menyaksikan dan membaca teks berjalan di layar kaca tv, membuat orang itu langsung merasa pintar, bahkan lebih pintar dari Ki Joko Bodo.
Itu baru merasa pintar. Atau bahkan pintar-pintaran ala pelarian koruptor. Jangankan anda tergoda untuk kaya setelah menyaksikan sinetron, lalu berlagak pelarian bak koruptor, tetapi anda masih menyaksikan layar kotak berisikan cucian otak. Termasuk otak anda disana. Memang tidak adil bagi saya untuk mengatakan bahwa semua yang disampaikan layar kotak itu tidak bermanfaat, tidak juga berimbang atau berat sebelah.
Seperti ini, di satu sisi berita yang menyampaikan bahwa berpuasa adalah untuk orang yang beriman saja, atau orang yang terpanggil sebagai orang yang beriman lalu ia berpuasa. Iman adalah orang yang yakin dan percaya Allah. Dan ibadah puasa adalah ibadah yang dikhususkan oleh Allah buat hambaNya, karena ibadah puasa adalah ibadah yang sangat rahasia antara hamba dan Allah. Lalu di sisi lainnya upaya orang untuk mempertegas iman orang lain dengan merazia rumah-rumah makan dan lainnya dengan cara sweaping. Lalu anda berada diantara dua pandangan tersebut merasa anda lebih beriman dari orang-orang itu.
Tv memang sangat membuat anda jauh merasa lebih dari apa yang anda rasakan. Melihat orang pintar berbicara lantas anda berkesimpulan sendiri yang jauh lebih pintar dari orang yang berbicara itu. Padahal belum tentu benar. Juga perasaan-perasaan lainnya yang tiba-tiba muncul merasa anda “lebih”. Lihat penyanyi yang menurut anda pas-pasan lantas anda merasa bersuara lebih merdu.
Jangan terlalu serius menanggapi pendapat orang lain. Apalagi yang anda lihat di layar kaca itu. Berusaha waras lah.

2 komentar: