Keriputnya Kakek
Uyung bertanya
sama kakek yang sudah keriput. Sedang asyik duduk di kursi goyang di depan teras
rumah menikmati angin. Melihat anak dari kemenakannya yang berstatus cucu, sang
kakek sangat sayang sama si Uyung.
"Kek, kek, kenape wajah kakek nii keriput?"
"Ehhhh sembarangan. Ini bukan keriput, kata anak sekarang ini cuma mengganti kasing doang!" kata kakek dengan nafas senin kamis. Sebentar-bentar menarik nafas panjang, karena oksigen memburu masuk ke jantung yang udah reot.
"Ohh kirain habis dicuci lupa disetrika."
"Kek, kek, kenape wajah kakek nii keriput?"
"Ehhhh sembarangan. Ini bukan keriput, kata anak sekarang ini cuma mengganti kasing doang!" kata kakek dengan nafas senin kamis. Sebentar-bentar menarik nafas panjang, karena oksigen memburu masuk ke jantung yang udah reot.
"Ohh kirain habis dicuci lupa disetrika."
Uyung
langsung ngacir, dibelakang Uyung melayang terompa kayu. Tapi terompa bakiak yang
kakek lempar mendarat setengah meter tepat dihadapannya, nafasnya ngos-ngosan
gak kuat ngangkat badannya lagi.
"Untung kakek udah tua, kalau enggak udah tanding balap lari. Awas kau Yung, tunggu pembalasan kakek!"
"Untung kakek udah tua, kalau enggak udah tanding balap lari. Awas kau Yung, tunggu pembalasan kakek!"
-o0o-
Sekolah Tinggi dan Kacamata Kakek
Uyung sedang asyik makan kripik
singkong. Tiba-tiba amaknya nyeletuk seenaknya. Berdiri di
belakang Uyung dan membuatnya kaget seperti sedang di kagetkan hantu.
"Yung kau baiknya sekolah yang tinggi. Jangan kayak almarhum ayah kau. Jangan pulak kayak amak kau ini cuma tamantan SR, sekolah rakyat."
"Tapi amak kan setelah lulus amak jadi rakyat. Kalau aku sekolah tinggi, apa nanti kalau aku lulus jadi tinggi?"
“Ah kau Yung, kalau mau tinggi tak usah sekolah
tinggi-tinggi, kakek Udi aja tak sekolah badannya sudah tinggi.”
“Tak mau lah mak, macam kakek. Sekolah
tak sekolah kakek tetap saje bertingkah sok pintar. Membaca sajo masih tampak
sombong, masak kertasnya di jauhkan dari kepalo. Bukannya kalau sudah lamur dan
berkacamata sebaiknya tulisannya didekatkan ke mato. Ya ndak mak?”
Amak yang kebingungan garuk-garuk
kepala.
“Mungkin kacamatanya rusak kali ya
Yung? Atau mungkin kakek lupa cara menggunakan kacamata baca?”
-o0o-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar