Angku
Kinan Bin Cuai jalan melambai
sejak
bertemu dengan ku tak pernah lepas tawanya sampai airmatanya berderai
cih...
tak pernah dia lepas seperti itu
merasa
dirinya merdeka dari derita hidup
ia
merasakan orang yang tertindas itu
selama
ini dialah yang terrendah
dengan
tubuhnya yang kecil
dan
wajah yang lucu
istri
satu-satunya
dari
satu negri ini,
satu
propinsi,
satu
kecamatan,
satu
dusun,
bahkan
satu sekolah,
dan
juga satu tempat kelahiran yaitu dukun beranak dari kampung Kayu
bertubuh
aduhai
istrinya
berbeda umur lebih tua beberapa hari
tak
pernah keluar propinsi
bak
katak dalam tempurung
aku
yang datang luar
baginya
aku tengah menderita kesengsaraan hidup
ha
ha ha ha sapanya sebelum ucapan salam lainnya
dasar
sial itu jadi kewajiban
aku
merasa kesal sekaligus geli
dalam
hatiku sering bergumam
"kakek
ringkih beristri montok ini tak lama lagi juga masuk tanah,
baunya
sudah sama dengan sawah,
aku
ikhlaskan kemerdekaannya atas bawah"
Dia
memberi aku gelar Angku Lebai Nan Lalai
bagiku
ia seorang guru stewar (setengah waras!)
jangan
terlalu serius hidup berdampingannya tapi serius lah dengan petuahnya
seenaknya
memberi gelar bagi kesarjanaan muridnya
gelar
yang setanding dengan orang pulang naik haji, katanya
jangankan
bisa marah
sungkan
saja tidak
apalagi
akur, itu dipantang buatnya
tapi
aku takdim
melazimkan
dengannya si katak dalam tempurung
nasehatnya
jarang senafas dengan alam ku
tenaganya
lebih kuat dari ku
perhatikan!
membajak
sawah sendirian dengan cangkul
mengajak
mencari belalang buat lauk
atau
memetik pucuk pepaya, pucuk ubi, dan pucuk mede
memancing
ikan Badar, hanya Badar yang lain jangan!
mandi
di air dari anak sungai Adat yang berlimpah ikan Patin Hitam Bersungut
dirumahnya
hanya ada photo Suharto-Adam Malik dari jaman orba
punya
tv hitam putih gak pernah dinyalain
sukanya
mendengar radio lokal
kau
bayangkan entengnya hidupnya
ini
sudah internetan
orang
sudah pake parabola
dia
tak mau lihat berita
dari
ku ia hanya mendengar cerita
pun
ia tergelak tawa
bah.....
Semua
cerita ku sedari masih kecil
tentang
ku sewaktu sd
yang
diminta oleh budayawan melayu untuk memanggilnya ayah
darinya
aku belajar silat dan serampang dua belas
lalu
aku disuruh memilih salah satu dari tiga anaknya yang putih molek
aku
takut kawin muda
aku
berhenti
meningkat
remaja aku naik kelas ke smp
seorang
pengajar tentang syair Minang Kabau dan pituah elok
inginkan
aku memanggilnya Apak
lalu
anaknya yang genit mulai gesit
aku
takut pada Apak yang sangar salah arti
aku
cabut
menjelang
dewasa aku tumbuh kumis tipis
guru
ngaji bertangan besi dari budaya Bugis
mengajari
indahnya rohis
anak
gadisnya berurai rambut hitam
cantik
menggelitik buat aku tak konsen
aku
juga kabur
menjelang
masuk kampus
ada
Abah yang nyentrik
mengajari
ilmu klenik dan artistik
anak
gadis Abah berdarah Sunda bertutur indah
menyenandung
lagu cinta
aku
terkesima karena ini sejalan dengan yang Abah ajarkan
tapi
si gadis menolak ku
aku
patah hati lalu pergi
sekarang
di propinsi ini
aku
bertemu Angku sang guru
mengajari
ku ilmu hayat
anaknya
juga amboi indahnya
tapi
Angku menahannya untuk tidak jatuh hati pada ku
sebelum
aku lulus ujiannya
dan
ternyata ...
aku
gagal!
-o0o-
Menandai
hari 01012012
Suka
· · Berhenti Mengikuti Kiriman
Mengenang
mereka di 2011·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar