Kereta
Listrik Gelap
beberapa
gerbongnya kerlap-kerlip remang-remang
diisi
penumpang gelap di dua stasiun terakhir,
menuju
pengadilan atas semua kasus ham, kasus bur, kasus gerrrrrr
untuk
jadi pahlawan kesiangan boleh menghakimi sendiri,
berani
memaki dan tak menjaga bahasa lagi walau dirinya mengaku tinggi dan agung,
sementara
pemegang hukum bermandi keringat di tengah hujan lebat,
kambing
hitam ambil kemudi seperti maling mencari maling,
penumpang
resmi bau keringat bukan keringatnya sendiri,
penyelenggara
tatacara, pemerintah, dan aparat bungkam sambil korupsi kecil-kecilan,
tak
tercuri-ga-i, padahal teman-teman ikut mencuri (gai)
agar
perut tak buncit apalagi tabungan buncit
kereta
penuh sesak bau cukai tembakau dan minyak sawit,
bertambah
sesak dengan penumpang belang dan kambing congek
menuju
stasiun buncit bernama kota
adalah
desa penuh dosa
dimana
polisi dilatih tembak keatas kepala baru kearah
sebenarnya
ini kereta menuju neraka
dimana
gerbong depan berisi para dewan, penguasa hukum dan pengacara
yang
mengerti adil dengan cara tidak adil
penumpang
semakin sesak di stasiun terakhir
yaitu
rakyat pengangkut sayur yang berharap mendapat duduk di kereta kembali arah
tapi
mereka adalah elegi syair Ebiet G Ade
tak
mengerti kereta ini berakhir dimana
asal
ikut tapi kentut jadi catatan khusus
telat
untuk menyadari keburu rusuh untuk meloncat turun
pilihannya
cacat atau mati
sementara
setan pemilik kereta sedang mengundang pemilik modal untuk minum tuak bersama
-o0o-
Menandai hari 27122011
Top
of Formation
Kereta Listrik Gelap.. waahh.. puisinya baguss.. kirim ke pemerintah.. :D
BalasHapuspemerintah nanti nanya sama saya
BalasHapusWani Piro????