Jalan-jalan
di belantara mall negara
mereka berdua tampak akrab di mata citra
Jurnalistik dan Politik
teman sejawat tak sejalan
bekerja untuk yang bayar
berbau darah kental partai
bukan lagi untuk negara
saling mengangkangi kepentingan publik
menggelitik bukan lagi orang per orang
kode etik berjamaah
mereka yang meretakkan
rakyat juga yang bayar
mereka berdua tampak akrab di mata citra
Jurnalistik dan Politik
teman sejawat tak sejalan
bekerja untuk yang bayar
berbau darah kental partai
bukan lagi untuk negara
saling mengangkangi kepentingan publik
menggelitik bukan lagi orang per orang
kode etik berjamaah
mereka yang meretakkan
rakyat juga yang bayar
Satu
lagi politikus berpolitik tikus
menunggangi kuda-kuda
masing-masing punya warna
yang
dulu: merah, kuning, hijau, dilangit yang biru
si biru memayungi di atas putih kehitaman
ujung payung menyangkut di leher bendahara
sementara
merah dan biru baru berwacana
menusuk
melalui jurnalistik
si merah berhidung putih memilih jadi oposisi
opo sing ngisi
hidung berasap memanas-manasi
politik
tikus mengalahkan politikus
kerah
putih dasi belang-belang agen ganda
dari gedung putih kirim utusan sawo matang
mengalahkan apel Washington dan Malang
belum lagi kiriman itu sampai telah pecah ditengah
jalan
mereka yang memecahkan
rakyat juga yang harus bayar
-o0o-
Catatan akhir tahun
Jakarta di guyur berita
Dari dusun yang dilanda bencana sampai petaka
kerusuhan
Menandai hari, kado, 28122011
bahasa yang tinggi, keren tulisannya..
BalasHapusnice blog..
mohon bantuannya juga untuk berkomentar di sini ;
http://ariefungu.blogspot.com/2011/12/merevisi-uud-1945-mengenai-kewenangan.html
baiklah sob
BalasHapusthanks yah udah singgah
Puisi yg nyentil...untunglah saya bukan politikus.. tapi kenapa saya harus ikut bayar ya? :D
BalasHapusSesekali puisi2nya dikupas dong mas..dibahas maksud perkata biar saya juga bisa belajar bikin puisi bagus kayak ini. Salam
siap mas Nufus, nanti aku buatkan satu kolom buat ngejewantahkan tulisan ini jadi sederhana
BalasHapus