“Bledeugsiak”

putus sambung
tinggal puntung

nyala mati
buang nyalain lagi

tarik lepas
asap buas

tak peduli sekeliling
yang penting linting

uang uang sendiri
pusing pusing sendiri

belum habis se dus
belum mampus

badan tambah tinggi
bahu duluan yang meninggi

badan gak ke urus
gak makan sampai kurus

dari kretek ramuan madura
sampai ketek cewek pantura

sepuntung menemani linglung
stres tinggi fikiran melambung

semua orang pasti mati
tapi dia tetap menemani

dari secangkir kopi
sampai botol wisky

kecanduan nikotin
dicampur alkohol dan kafein

bukan teman jika tak berasap
justru aku yang khilaf
tidak mengabarkan kegembiraan lain
membunuh sepi bukan berarti mati
masih banyak istri lain
ayo kembali seperti bayi
ganti rokok dengan asi (air susu istri)

-o0o-
menandai hari, panjanduabelas