Chapter 1
Sejak dulu kita telah
diajarkan untuk membuang sampah pada tempatnya, tetapi dikarenakan orang-orang
pada lalai sehingga mereka membuang sampah sembarangan. Negeri yang
sesungguhnya telah berbudaya untuk memanfaatkan kekayaan sumber alam ini, telah
terlatih sebagai komsumtif belaka, maka untuk me-reduce sangatlah kurang.
Terbukti kurangnya penyediaan tempat sampah di tempat-tempat umum, tidak
tersedianya panduan pemisahan sampah basah dan kering, atau tidak adanya
kesadaran secara pendidikan sosial tentang toleransi bersampah, so maka dari itu alam telah berubah
menjadi; “Alam terkembang jadi keranjang sampah.”
Dari taman yang
menjadi jantung kota ini tiga sahabat yang terlibat tawuran ini tengah mendapat
hukuman sosial dari walikota untuk membersihkan sampah yang ada di sekitar
taman kota ini. Jika ada peraturan yang mewajibkan pertukaran pelajar yang
berprestasi maka seharusnya juga ada peraturan yang mewajibkan pertukaran
pelajar yang bermasalah dengan tawuran dengan pelajar yang menjadi lawan
tawurannya. Tapi sangsi sosial ini terasa cukup buat Reihan, Yazid dan
Bramahtyo, untuk mengenal artinya menghormati fasilitas publik. Bukan hanya
bisa merusak saja sebaiknya juga belajar merawatnya. Dengan dikawal oleh pak
Hari dari dinas Sosial mereka dipantau terus secara ketat dan melekat.
Ketiga siswa
menengah umum ini memang tak kenal rasa kapok, mereka berusaha kabur dari
pengawasan pak Hari. Tapi mereka sesungguhnya belum mengenal siapa pak Hari
sebenarnya. Pak Hari adalah bekas preman yang telah bertaubat. Dengan badan
yang kurus sebenarnya memang tidak layak dibilang preman, tetapi pak Hari
memiliki kemampuan merasuki fikiran dan menghipnotis dari jarak yang lumayan
jauh. Maka pak Hari dikenal oleh sesama jawara dengan julukan “master brains”.
Bram sepertinya tidak
menikmati pekerjaan sosial membersihkan taman kota ini dari sampah yang bukan
karenanya sampah itu ada disitu. Fikirnya mengapa harus ia yang membersihkan. Tapi
daripada masuk ke kelas dan belajar maka Bram memilih melaksanakan hukuman ini
saja, hitung-hitung makan angin. Bram memang nakal karena malas dan
ogah-ogahan, apalagi sejak mengenal Reihan sang otak kerusuhan. Sementara Yazid adalah anak yang moody, kemana kentut berhembus pasti ada
Yazid yang mengendus. Ia pasif, hanya ikut-ikutan saja, kemana kedua temannya
pergi pasti Yazid akan ikut. Ia tengah bermalas-malasan tanpa mau menggerakkan
sedikit pun alat penjepit sampah, karena ia meniru Bram yang malas menggerakkan
sapu lidi yang bergagang panjang seperti milik penyihir itu. Dan Reihan sendiri
adalah anak cerdas berhati culas karena perlakuan orangtuanya yang kasar
terhadapnya membuat ia nakal secara alamiah. Kalau soal pelajaran
hitung-berhitung maka Reihan jagonya, ia selalu beradaptasi dengan lingkungan
dan berhitung untung-ruginya.
Reihan yang sedari tadi
celingak-celinguk menatap ke kanan dan ke kiri, seperti sedang mencari sesuatu.
Tangannya pura-pura menyapu tetapi matanya jelalatan, dan fikirannnya berputar
kencang seperti sedang memikirkan sesuatu. Pak Hari yang sedari tadi duduk di
bangku taman tak berjauhan jarak dari ketiganya, sedang pura-pura tertidur.
Matanya tertutup caping anyaman bambu,
terpejam se 6/8 saja, sisanya
memicingkan memperhatikan gerak-gerik tahanannya.
Ketiga anak
nakal ini bersyubahat (mengatur taktik licik) dan bermufakat untuk mengelabui
pak Hari. Dengan memisahkan diri perlahan-lahan lalu memencar dan kabur. Pak
Hari yang duduk santai di bangku taman hanya cengar-cengir mendengar ketiga
anak itu berbisik-bisik mengatur taktik. “Kalau kita memencar dengan jarak yang
berjauhan dan lari, pasti pak Hari tak akan sanggup menangkap kita. Setuju?”
kata Reihan yang coba memimpin akal bulusnya kepada kedua temannya yang
menyetujui dengan menganggukan kepala perlahan dan senyum kegirangan. Dalam
hitungan ketiga mereka mulai beraksi.
Saat bersamaan
ketiga siswa itu melihat kelangit yang mendadak mendung. Dan tiba-tiba dari
segala arah mata angin kabut asap kelabu menghampiri taman, seperti mengepung
mereka. Ketiganya ketakutan dan berlari ke bangku taman tempat pak Hari
tertidur. Mereka bermaksud meminta perlindungan pak Hari tetapi langkah mereka
terhenti oleh akar pohon yang menjalar keluar dari tanah menangkap kedua
kaki-kaki mereka. Ketiganya serempak berteriak, tetapi aneh suara mereka hilang,
ketiganya komat-kamit seperti orang bisu hendak menyampaikan berita penting,
tangannya melambai-lambai memanggil pak Hari. Tapi pak Hari nampaknya terlelap
pulas. Sementara kabut semakin mendekat dan melahap ketiganya.
Chapter 2
Munculah orang-orang
dengan kekuatan aneh, dari mulai bisa menghilang sampai bisa mengendalikan
gravitasi. Berawal dari 6 tahun yang lalu, Reihan yang merasa mendapat kekuatan
ayahnya. Saat itu beliau sedang berjalan-jalan di TPA sampah (tempat pembuangan
akhir), dan melihat kumpulan sampah yang berserakan dan tidak pada tempatnya.
Lalu ayahnya mengajarkan Reihan membuang sampah pada tempatnya, ayahnya
menunjukan sedikit kekuatan gravitasinya, dengan cara menerbangkan sampah dan
menjadikan satu lalu di masukanlah ke dalam tempat sampah tanpa menyentuh
sedikit pun sampah-sampah itu. Dan dari saat itu mulailah Reihan belajar untuk menggunakan
bakat yang diberikan ayahnya. Ayahnya adalah petugas kebersihan kota,
berseragam jingga dan bertopi bertuliskan tangan dari spidol permanent: “
Tukang Jagal” (lanjutan tulisan itu adalah, Jagalah Kebersihan).
Enam tahun
kemudian, di saat Reihan dewasa sedang berolahraga di taman, berlari-lari
ringan mengelilingi jalan bebatuan diseputaran kebun-kebun bunga. Kebetulan dia melihat ada seseorang yang
sedang dibully, yaitu Yazid. Sementara
yang sedang membullynya adalah Bram.
Entah kenapa langkah kaki Reihan terhenti memperhatikan kedua orang itu. Dalam
fikirannya seperti mengenal kedua orang itu, entah dimana dan kapan tepatnya.
Fikiran Reihan terus-menerus berusaha mengingatnya. Kemudian ia menghampiri
keduanya.
Yazid yang ingin membuang sampah pada
tempatnya tetapi oleh Bram berusaha menghalanginya dengan maksud mengolok-olok.
Ia menyuruh Yazid untuk membuang sampah sembarangan, tetapi Yazid tetap menolak
dan berusaha membuang sampah miliknya kedalam tempat sampah. Walau akhirnya
Bram memberikan jalan agar Yazid melewatinya untuk membuang sampahnya. Bram pun
meyilangkan kakinya hingga membuat Yazid limbung hilang keseimbangan dan
menabrak tempat sampah yang ada dihadapannya. Saat jatuh bersamaan
tempat sampah itu, menjadikan sampah terbuang berhamburan di seputaran bangku
taman tersebut.
Karena Reihan merasa
titisan tukang Jagal yang tidak bisa melihat sampah sembarangan ia mulai
menegur si Bram yang telah mengakibatkan sampah terbuang sembarangan. Reihan mengeluarkan
topi jingga lungsuran dari ayahnya dan mengenakannya penuh bangga, lalu ia menghampiri
Yazid untuk membantunya memungut sampah tersebut. Dan keduanya mengacuhkan Bram
yang tengah panas hati melihat Reihan membantu Yazid membuang sampah yang
tadinya terbuang sembarangan.
Akan tetapi
tidak disangka bahwa Bram pun punya kekuatan khusus yaitu bisa bergerak secepat
kilat, ia seperti menghilang dan tiba-tiba berubah menjadi asap. Disaat Yazid dan Reihan tengah mengangkat
sampah-sampah itu, lalu Bram muncul dihadapan mereka dan menepuk tangan mereka.
Lalu bergerak secepat kilat lagi seperti menghilang dari hadapan Yazid dan Reihan.
Yazid yang terkejut pun seperti ada yang mendorongnya dari belakang sampai
jatuh di tumpukan sampah itu. Reihan diam terpana tidak bisa bergerak, seperti
terpukau tak dapat melihat apa-apa tetapi sesuatu telah menepuk tangannya dan
mendorong orang yang akan ditolongnya itu.
Reihan yang
gemetaran ketakutan berusaha kabur. Ia lari sekuat tenaganya akan tetapi Bram
pun dapat mengejar si Reihan dengan kekuatannya. Dan akhirnya Reihan tertangkap
lalu diangkat dan dibanting ke tumpukan sampah yang berserakan tadi. Di saat
Reihan akan terhempas ia melihat ada badan didepannya yang terlihat ingin menjadikan
dirinya alas sebelum tubuh Reihan terhempas, dan ternyata itu Yazid.
Bram melihat Reihan sudah dapat berdiri dan ia langsung melemparkan kaleng bekas minuman ke wajah Bram, lemparannya cukup kencang itu tetapi dengan kecepatan tinggi dapat dengan mudah ia tangkap. Untuk orang yang tidak punya kekuatan sangat tidak mungkin bisa terambil. Tetapi Reihan mulai menyadari kehebatan Bram yang memiliki kecepatan seperti kilat tersebut. Karena Reihan memiliki fikiran yang cerdas maka ia cepat menyimpulkan bahwa kekuatan Bram tidak akan berpengaruh jika ia tidak bisa bersentuhan dengan kerak bumi, alias daratan. Jika Bram ingin berlari maka ia butuh alas tempat ia berpijak.
Bram melihat Reihan sudah dapat berdiri dan ia langsung melemparkan kaleng bekas minuman ke wajah Bram, lemparannya cukup kencang itu tetapi dengan kecepatan tinggi dapat dengan mudah ia tangkap. Untuk orang yang tidak punya kekuatan sangat tidak mungkin bisa terambil. Tetapi Reihan mulai menyadari kehebatan Bram yang memiliki kecepatan seperti kilat tersebut. Karena Reihan memiliki fikiran yang cerdas maka ia cepat menyimpulkan bahwa kekuatan Bram tidak akan berpengaruh jika ia tidak bisa bersentuhan dengan kerak bumi, alias daratan. Jika Bram ingin berlari maka ia butuh alas tempat ia berpijak.
Maka Reihan yang
mendapatkan kekuatan anti gravitasi dapat dengan mudah mengangkat Bram tinggi-tinggi.
Dan Bram yang hendak berlari kencang hanya sanggup berlari-lari di awang-awang,
seperti layang tergantung tanpa tali. Lalu Reihan mengangkat sampah-sampah itu
bertumpuk di ruang udara, melayang-layang bersamaan si Bram yang tak mau diam
bergerak terus menerus. Sampah-sampah itu lalu Reihan masukkan kembali ke dalam
tempat-tempat sampah yang ada di sekitar taman tersebut.
Chapter 3
Sementara Reihan
bekerja memindahkan sampah, Yazid terpana dan menganga melihat kekuatan kedua
orang tersebut. Yazid yang sedari tadi tengah berusaha mengembalikan
ingatannya, sepertinya ia mengenal betul kedua orang ini, seperti sahabat dari
masa lampau. Dan Bram yang melayang-layang di udara tak henti-hentinya bergerak
sehingga ia berputar-putar kencang membuat udara di sekitarnya ikut tersedot
dalam putarannya. Maka anginpun berhembus kencang dan daun-daun kering mulai
terangkat.
Yazid yang
sedari tadi berfikir telah mendapatkan ingatnnya kembali. Bahwa kedua orang ini
adalah temannya sewaktu sekolah dulu. Karena kepolosan hatinya dan ketulusannya
maka Yazid berusaha mendamaikan kedua sahabatnya yang sedang berseteru
tersebut. Dan dengan kekuatan psykomedis yang ia miliki lalu berusaha
memasukkan ingatan kedalam otak kedua temannya bahwa dengan menghentikan
permusuhan dan pertikaian dapat mengembalikan persahabatan mereka. Dengan
memegang kepalanya Yazid berusaha mengirimkan energi perubahan ke dalam otak
keduanya yang dulu adalah temannya. Tetapi karena keduanya memiliki kemampuan
fikir yang lebih dari Yazid maka sulit sekali ditembus.
Sementara angin
mulai kencang karena putaran Bram semakin kencang, dan semua sampah yang tadi
masuk kedalam tempatnya mulai terangkat dan tersedot ke pusat pusaran angin
yaitu tempat Bram berputar. Reihan yang berusaha menahan mulai keletihan. Yazid
berfikir bahwa sekarang adalah waktunya untuk menghentikan keduanya, tetapi
karena energi kedua temannya sangat kuat maka akan menguras energi Yazid sendiri,
atau bahkan juga menguras energi Bram dan Reihan. Maka efeknya jika mereka
kekurangan energi dalam tubuhnya akan membuat mereka menjadi tua bangka.
Angin
menderu-deru tersedot ke pusaran gerakan Bram. Reihan yang berusaha
menghentikan putaran tersebut, melemparkan tempat sampah ke tubuh Bram, tetapi
mental kembali. Yazid berkejar-kejaran dengan waktu sebelum kedua temannya
saling melukai. Yazid mengerahkan seluruh kemampuannya, sampai rambutnya
sedikit sedikit berubah dari hitam menjadi putih karena uban. Begitu juga
kepada kedua temannya, seperti mendengar bisikan-bisikan yang Yazid transfer,
bahwa untuk menghentikan pertempuran tersebut. Bahwa Reihan dan Bram adalah
teman.
Tetapi akal
jahat telah menguasai keduanya dan mengacuhkan bisikan-bisikan yang Yazid
transfer. Yazid pun mengancam akan menghabisi energi kedua temannya jika tidak
mau menghentikan pertikaian. Termasuk energinya sendiri akan terbuang habis
untuk melepaskan energi kedua sahabatnya. Tetapi dasar sial kedua sahabatnya
menolak ancaman Yazid. Dan akhirnya Yazid terpaksa melakukannya juga. Angin
perlahan-lahan mulai mereda. Dan tubuh Bram perlahan-lahan turun. Reihan dan
Bram mulai menurun kemampuannya karena otak dan badannya telah kehilangan
energinya tersedot oleh kemampuan Yazid.
Sampai akhirnya
angin benar-benar berhenti dan tubuh ketiganya terkulai lemah di tanah.
Sampah-sampah berserakan dan taman hancur berantakan. Tak ada yang selamat dari
sebuah pertikaian, iabarat pepatah, “kalah jadi abu menang jadi arang”. Lalu
ketiganya berusaha berdiri pun tidak kuasa lagi. Karena tubuh ketiganya telah
menjadi renta dan tua. Rambutnya telah menjadi uban dan otot-ototnya mulai
mengendur. Energi Yazid pun terkuras habis hingga tidak mungkin bisa
mengembalikan kembali mereka ke tubuh semula. Hanya menyisakan memori di otak
mereka bahwa mereka dulu adalah sahabat sewaktu muda.
Lalu mereka saling menatap dalam sesal mengapa
harus berakhir begini. Perlahan-lahan mata mereka mulai meredup karena tua.
Kelelahan yang tiada taranya dan penyesalan telah mereka terima di tubuh tua
bangka itu karena tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain terkulai lemah.
Bagaimana pun mereka terlambat menyesali perbuatan mereka, nasi telah jadi
bubur. Sebelum ketiga tertidur mereka saling mengucapkan kata maaf dan penyesalannya.
Tetapi karena energi yang telah terkuras habis maka mereka pun terlelap sebelum
selesai mengungkapkan kata penyesalannya.
Chapter 4
Tiba-tiba hujan
deras menerpa wajah ketiga sahabat tersebut. Saat ketiganya terbangun dan menyadari
diri bahwa mereka masih berada di taman tersebut. Dan pak Hari tengah berdiri
di tengah-tengah mereka. Mereka terkejut melihat pak Hari dan meraba tubuh
mereka sendiri, mendapatkan diri mereka masih muda dan segar-bugar tanpa uban.
Penjepit sampah dan sapu yang dilemparkan oleh pak Hari mendarat di tubuh Yazid,
Bram dan Reihan. “Ayo lanjutkan kerja! Tidur aja dari tadi! Cepaaaat, hari
sudah mulai hujan!” hardik pak Hari membangunkan mereka dari tidur.
Ketiganya pun bergegas
melanjutkan pekerjaannya dan pak Hari langsung mendekati tempat sampah ke sekitaran
mereka bekerja. Sambil di guyur hujan ketiganya tak henti-hentinya
terheran-heran dengan apa yang mereka alami. Antara perasaan ngeri bercampur
heran. Tetapi mereka terus menyelesaikan hukuman dari pak Walikota ini walau
dalam guyuran hujan lebat. Sampai hujan reda mereka belum juga kelar.
Sewaktu mereka ingin pulang, Bram pun
berbisik memulai pembicaraan yang tertunda karena ada pak Hari yang
mengerikan dirinya. Setelah beristirahat di bawah halte, Bram melirik ke kanan
dan ke kiri. Lalu mulai berkata.
“Tadi aku bermimpi ngeri. Aku jadi
tua dan menyedihkan.”
“Hah?
Maksud mu apa Bram? Apa kau punya kekuatan hebat, bergerak secepat kilat?”
tanya Reihan terkejut.
“Hah
dari mana kau tau Han?”
“Karena
aku juga bermimpi yang sama, aku memiliki kekuatan mampu mengangkat benda tanpa
harus menyentuhnya. Dan berakhir oleh kekuatan Yazid yang mengerikan.” Kata
Reihan ketakutan. Sementara Yazid hanya diam gemetaran, dan kedua temannya
menatap Yazid penuh rasa heran.
“Apa kau juga mimpi yang sama
seperti kami?” Tanya Reihan dan Bram serempak?” Lalu ketiganya saling menatap
ketakutan sambil menunggu jawaban Yazid.
“Ya, aku juga!” Kata Yazid setengah
berteriak.
Tiba-tiba terdengar suara berat
dari arah belakang halte, ada pak Hari bertopi caping anyaman bambu menghampiri
mereka. “Sedang apa
kalian?”
“Huaaaaaaaaa!”
Ketiganya kaget dan berteriak ketakutan.
“Ayo
kerja lagi. Masih muda sudah istirahat mulu. Nanti aku bikin kalian ubanan dan
tua renta baru tau!” Ketiganya saling tatap dan gemetaran. Jangan-jangan selama
ini adalah ulahnya pak Hari?
“Ayo kerja!” Hardik pak Hari yang
bertubuh kurus dan bermata tirus. Lebih mengerikan dari zombie fikir mereka.
“Yaaaaa pak.” Lalu ketiganya
bergegas mengampil sapu dan peralatan lainnya kembali bekerja.
----End-----
10 jan 2012
0-oOo-0
Tidak ada komentar:
Posting Komentar