Melihat alam dengan serba-serbi
keindahan,
kebesaran,
teratur,
seimbang,
harmonis,
insidjam,
tergertarlah di dalam djiwa kita hendak bertanja:
“Adakah gerangan rahasia disebaliknja?”
Laksana melihat sebuah mahligai
atau istana jang mewah indah berseri
penuh dengan serba kebesaranja
ia kita lihat dari luar
jakinlah kita akan kepandaian dan kepintaran
penjusunnja.
Segala orang jang lalu-lintas dihadapanja
memudji akan keindahan susunannja
jang apik dan rapi
gabungan diantara indah dan mulia
djamal dan djalal.
Jang mengetahui benar akan
kebagusan bentuknja
ialah seseorang arsitek
Jang mengerti benar akan susunanja
jang bermutu seni jang tinggi
ialah seniman
Jang sanggup merangkumkan kata
pudjaan
dan menjanjikannja dengan susunan
kata-kata nan indah
ialah seorang pudjangga
Semua sepakat mengakan:
“Ia indah!”
Adakah apa-apa didalamnja?
Inilah pertanjaan jang timbul
setelah melihat bentuk mahligai itu
Setengahnja berkata
tidak mungkin tidak ada apa-apa
didalamnja
tetapi kita tidak tahu
Apakah apa-apa itu?
dan ditentang mana terletaknja?
Tentu teramat mahal nilai barang
jang tersembunji itu
mahligai ini sendiri tidaklah ada
artinja dan nilanja djika dibandingkan dengan rahasia jang dikandungnja
Orang jang merasa bahwa rahasia itu ada
senantiasa berusaha mentjari apakah dia?
Dimanakah terletaknja?
Dan dia belum puas sebelum maksdunja tertjapai
Tetapi bagi sebagian orang
bukan isinja jang hendak ditjarinja
pemandangannja hanja terbatas kepada keindahan lahir
jang dapat dilihatnja
Dia
tidak menuju isi,
bukan itu niat sengadjanja;
maka meskipun dia masuk kedalam mahligai itu,
meskipun teratjung diudjung hidungnja isi jang amat
berharga itu,
tidaklah dia akan melihatnja,
djangankan akan mendapat.
Datang lagi jang lain
menetapkan sadja sebelum mentjari
bahwa jang dikatakan ada itu sesungguhnya tidak ada
Membuang tempo sadja mentjari
jang tidak ada
adalah menghabiskan usia pada perkara jang tidak ada
faedahnja
Jang ada,
lain tidak,
ialah jang dapat diraba dengan tangan,
dilihat dengan mata,
didengar dengan telinga
Itulah jang benar
dan itulah jang pasti
rahasia jang tersembunji didalam mahligai itu
sesungguhnya tidak ada
karena tidak ada buktinja
itu tjuma tjerita dongeng
Churafat jang kita katakan ada
karena didengar demikian dari
nenek-mojang turun-temurun
Djikalau dia ada, mana dia?
Demikian jang mengatakan tak ada!
Orang jang telah lebih dahulu
pertjaja akan adanja
berlainan pula laku dan tjaranja
mereka mentjari rahasia itu
Kata setengahnja
berkatalah mereka
“bakar kemenjan
batjakan mentera
batjakan djampe
nistjaja rahasia itu akan terbuka”
Kata jang lain
berkatalah mereka
“Peladjarilah sihir
pergunakan tenung
nistjaja terbukalah rahasia itu”
Datang lagi jang lain
berkata mereka
“Tjara dua itu tak akan memberi
hasil
Perkara jang ditjari ialah perkara
rahasia
mentjarinja bukan dengan mata
bukan dengan telinga
dan bukan dengan mentera
tetapi bersihkanlah lebih dahulu
djiwa kita sendiri
didiklah ia dan latihlah
sehingga ia mendjadi halus laksana
kilap katja
Pada djiwa jang halus laksana kilpa
katja itulah
kelak akan hinggap bajangan sesuatu
jang ada dihadapan
kemudian mendjadi lekat
menangkap jang halus ialah dengan
jang halus pula.”
Demi kian
pandangan hidup dua golongan
jang senantiasa ada di serba-serbi
terhadap rahasia jang tersembunji
dibalik alam itu
golongan orang yang kebendaan
dan golongan orang kedjiwaan
Dr Hamka. Djakarta Agustus 1961.
satu lagi milik Buya yang tertinggal
BalasHapusnice poem..
BalasHapus