Saat Sudah Tak Muda dan Banyak Meminta
Ayah
dan Ibu yang kini telah menua, yang dulu mungkin pernah memperlakukanmu tidak
baik, saat ini memperlambat langkahmu, maafkanlah, kau telah tumbuh jadi pemuda
yang sangat mudah untuk membalas kami.
Mungkin
kami dulu tak sempat mendengarkan keluhanmu, lalu sekarang kami mengatakan hal
yang sama berpuluh-puluh kali, jangan hentikan kami dengarkanlah walau hanya
untuk sekedar menghibur hati saja.
Mungkin kami dulu keras kepadamu, jangan marahi kami, dan
jangan katakan itu memalukan. Tetapi sekarang lihatlah, dirimu jauh
lebih dari kami, bermartabat, keras dalam kebaikan, dan memimpin ke arah
kebenaran.
Saat Menua
Aku dulu terlalu sering disuruh ibuku membelikan beras
dan sembako. Sekarang aku tau artinya uang dan kebutuhan pokok. Aku dulu
terlalu sering disuruh ibuku memasak nasi, merebus air, mencuci piring dan
bajuku sendiri. Sekarang aku tau mengurus keperluanku sendiri. Aku dulu terlalu
sering disuruh ayahku bangun pagi, mandi dan menyapu. Sekarang aku tau disiplin
dan kebersihan.
Aku juga terlalu sering disuruh ayahku menyemir sepatu, bermain bola bersama dan menemani ayah ke kantornya. Sekarang aku tau artinya sehat dan berpenampilan baik dalam jawatan.
Aku juga terlalu sering disuruh ayahku menyemir sepatu, bermain bola bersama dan menemani ayah ke kantornya. Sekarang aku tau artinya sehat dan berpenampilan baik dalam jawatan.
Aku sekarang tau apa yang orangtuaku ajarkan karena aku
melakukan bersama-sama. Lalu aku melihat anakku, makan tinggal makan, tidur
tinggal tidur, pulang sekolah langsung masuk kamar, kami mungkin tak sama dalam
menikmati kasih sayang orangtua. Dan aku pun bertanya dalam diri sendiri,
"Apakah aku merasa orangtuaku dulu terlalu keras terhadapku atau aku
yang terlalu memanjakan anakku?"
Anakku
Dosa besar apa yang aku perbuat terhadap anakku, apabila
mereka menganggap kami bukan orangtua yang baik. Berusaha jadi sahabat pun
sulit. Jika anak-anakku mengalami kesulitan, yang akan mereka cari adalah
sahabat dekat atau teman curhat, yang terkadang menjadi teman senasib dan tak
sepengalaman. Akhirnya orangtuamu ini adalah bentuk pengesahan kesalahan
teman-temanmu pada orangtuanya sendiri, yang kadang permasalahan kamu bukan
yang sama mereka alami.
Sekarang memang jarang ada anak yang mengatakan “aaah”
kepada kedua orangtuanya. Akan tetapi banyak cara engkau membantah, dalam mulut
berkata iya tetapi tidak pernah engkau lakukan. Pilihanmu yang salah terkadang
lebih kau pertahankan daripada mendengar saran kami.
Anakku memang berhak memilih, tetapi kami orangtuamu
terlebih dahulu tahu apa itu pilihan-pilihan. Maafkan kami menentang caramu
dulu, tapi lihat sekarang, kau lebih bermartabat dan berwawasan.
Pesaing Tangguh
Ayah
dan Ibu yang baik. Yang mengasuh dan
mendidik anda dan aku sebagai anak yang unggul. Sebenarnya mereka adalah
pesaing yang tangguh untuk kamu bisa membuktikan bahwa kamu bisa mengasuh dan
mendidik sebaik mereka atau bahkan melebihi mereka.
Bayangkan!!!!
Ketika kamu kecil mengatakan hal yang tak mungkin tetapi bagi mereka itu adalah
cita-citamu. Lalu kamu mengatakan keinginan besar mu kepada beliau, tetapi
mereka menganggap itu adalah amanah yang harus mereka permudahkan jalan bagimu.
Lalu kamu bercerita hasrat besar mu pada beliau, tetapi mereka mengorbankan
waktu dan hartanya buat mewujudkan dongeng mu itu.
So...
Jika mereka bukan pesaing yang tangguh buat kamu, berarti kamu hanya melihat
yang baik buat dirimu saja, bukan terbaik buat anakmu dan kakek-neneknya.
Sesuatu
Apabila
orang lain mengharapkan sesuatu darimu, itu karena kamu memiliki sesuatu itu. Apabila
dirimu sendiri yang merasa lebih, sebenarnya kamu berada dalam kekurangan. Sebaliknya
bila dirimu merasa kurang, sebenarnya kamu berada dalam kelebihan. Mengapa
orang lain bisa mengharapkanmu sementara kamu masih merasa kurang.
Anakku
yang juga jadi sahabatku, pandangan orang lain terkadang melihat dari sisi yang
kau anggap lebih itu sebenarnya kurang, juga sebaliknya yang kau anggap kurang
itu sebenarnya lebih.
Janganlah kau merendahkan dirimu. Apalagi orang lain
merendahkan dirimu. Seteguh apa yang telah kedua orangtuamu ajarkan tentang
keimanan, wawasan, martabat dan harkat dirimu sebagai manusia yang baik.
Apabila di hatimu telah tumbuh semua itu maka kamu akan melihat keikhlasan kami
melepaskan pabila saatnya tiba. Dengarkan kata ini dan ingat sampai kapapun,
“Kami ikhlas melepaskanmu anakku sayang, pergilah...
Apa yang datang dari luar itu hanyalah godaan, kritik, saran, pandangan dan
ujian buatmu. Tetapi yang datang dari dalam adalah keteguhanmu, imanmu dan
amalan baikmu. Lakukan sesuatu dengan menyebut nama Tuhan mu yang telah
menciptakan mu.
Pergilah...”
-o0o-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar