Uang dan harta
dapat menciptakan jurang yang dalam antara kaya dan miskin tetapi cinta dan
kasih bisa menjembatani keduanya. Karena cinta tidak memiliki syarat apa pun
untuk saling memberi dan mengisi.
-o0o-
Saat itu seorang anggota dewan negeri garuda
berkunjung ke negeri bambu dalam rangka studi banding (tauk apa yang mau dibandingin?).
Lalu ia disambut oleh anggota dewan disana. Ternyata anggota dewan kita itu
diundang bertamu
ke rumah anggota dewan negeri sumpit ini. Anggota dewan kita terkagum-kagum
melihat kekayaan orang ini, lalu ia bertanya perihal kekayaan. Orang yang
bermata sipit ini lalu menunjuk ke sebuah jembatan megah, sambil berkata,
“Haiya, kau lihat jembatan itu. Yah jembatan megah
itu.?” Orang dewan kita menjawab dengan anggukan kepala. Terheran-heran ia pula
bertanya.
“Oh jembatan penuh lampu kerlap-kerlip itu. Lalu apa
hubungannya dengan anda?”
“Nah, 20% dari proyek itu buat
saya…” dengan wajah sumringah orang dewan kita terkagum-kagum.
Singkat cerita. Beberapa
bulan, dalam ukuran setahun lebih sedikit, kemudian anggota dewan negri bambu yang
mendapat undangan bertamu kerumah anggota dewan kita. Tak kalah kagum pula
warga tirai bambu itu melihat kekayaan anggota dewan kita. Padahal sewaktu ke
negerinya, orang ini belum sekaya itu. Tak kalah penasarannya, orang berkulit
kuning itu bertanya kepada orang berkulit sawo matang (agak coklat ke
putihan-putihan, bukan putih kecoklat-coklatan itu panu namanya). Tak kalah
mewah rumah anggota dewan kita dibanding rumah anggota dewan dari negeri kungfu
itu.
Karena penasaran
sang tamu bertanya kepada anggota dewan kita perihal kekayaannya. Lalu anggota
dewan kita menunjuk ke arah kali kotor.
“Haiya lu orang dapat proyek apa bisa sekaya ini?” tanyanya.
“Sobaaat. Kau lihat jembatan di
kali itu? Lihat lah!” jawab anggota dewan kita.
“Haiya, mana? Mana? Mana? Aku tidak melihat ada jembatan
satu pun di atas kali itu!” Orang tirai bambu ini semakin penasaran saja.
“Nah, 100% dari proyek itu buat saya…..”
-o0o-
Suatu masa di
akhirat, Tuhan memerintahkan malaikat membangun jembatan diatas kali yang
mengaliri neraka dan surga. Kemudian
malaikat pun menyegerakan memerintah penghuni surga dan penghuni neraka untuk
membangun sendiri jembatan-jembatan tersebut. Maka penghuni surga dan neraka
menyambut hangat keinginan malaikat tersebut. Dalam beberapa hari keduanya sibuk
membangun jembatan-jembatan tersebut.
Ketika kepala
malaikat datang melakukan pengecekan, dilihatnya penghuni surga belum
menyelesaikan satu pun pembangunan jembatannya, sementara penghuni neraka telah
menyelesaikan dua jembatan. Kepala malaikat bertanya kepada malaikat pengawas.
“Kenapa penghuni surga belum juga menyelesaikan satu
jembatan pun?” Tanya kepala malaikat sambil senyam senyum tanpa rasa amarah
sedikit pun. Lalu malaikat pengawas menjawab dengan wajah tersenyum juga.
“Oh itu karena warga penghuni surga kebanyakannya ahli
ibadah, jarang sekali menjadi pekerja kasar, sebagiannya pedagang.”
“Kenapa pula penghuni neraka telah menyelesaikan dua
jembatan?” Tanya kepala malaikat lagi.
“Oh itu karena penghuni neraka kebanyakan
orang PU dan makelar proyek.”
-o0o-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar