Reformasi
bukan debat di televisi
adalah pengumpulan semua visi dalam satu misi lahir
kembali
reformasi untuk satu abad nanti
bukan acara unjuk gigi tetua yang menggunakan senyum
cemerlang gigi palsu dan bedak pemutih wajah
pemuda-pemudi yang datang dengan pembaharuan
bukan para muda yang memanfaatkan sorotan tetua lalu
dimanfaat
bukan simbiosis mutualis tapi tumbuh dengan sistemis
yang berkeadilan
dengan ambisi perubahan yang berbeda dari mereka tetua
tapi benar dan tepat
langkah yang pasti
langkah yang berani
Reformasi
bukan debat para lawyer dan banker dalam kasus dokter
tentang
radang paru-paru dan kanker otak ganas
yang
oleh mereka mempercepat pensiun dini adalah yang terbaik
kehadiran
para muda yang dinanti akan bicara politik untuk kemakmuran rakyat dan
keadilan yang beradab tanpa perdebatan sulit
dalam
pilihan-pilihan kebaikan
menghilangkan
celah-celah kecurangan
menutup
peluang para makelar
semua
terlahir percaya diri dan madani
Reformasi itu tidak ada lagu Indonesia Raya penutup
acara radio dan tv
karena
kami akan menyiarkan dua kali sehari
tepat
jarum pendek tepat menunjukan angka dua belas
tak harus berdiri tapi duduklah di sofa kalian sambil
menegakkan dagu tinggi-tinggi
akan bermartabat
akan bermanfaat
tanpa seragam dan atribut bendera partai
tanpa harus mandi siang atau dini hari
dengan radio mobilisasi
dengan tv di kamar mandi
bukan basa basi dan bualisasi
ini harga diri
Reformasi bukan bicara sakit hati dan benci
karena
catatan sejarah akan selalu ada keberpihakan
pada
yang menakuti dan yang ditakuti
ada
catatan langit disebutkan bahwa sejarah akan selalu
berulang
malam ke siang, siang ke malam, begitu seterusnya
proses kelahiran dan kematian
para muda lah yang mengambil kemudi perubahan
tak usah merisaukan kemakmuran jaman silam
kembali merenda kemenangan masa depan
bangun
kembali nusantara baru dengan gelar-gelar lama
yaitu
nusa
peri indah
pulau
melati pujaan bangsa
rayuan
kelapa
negeri
kopi
jantung
dan paru-paru dunia
negeri
khatulistiwa
negri
kepulauan
benteng
laut dan samudera
akan
diperdengarkan oleh para muda dengan sebait syair, “sejak dulu kala”
Reformasi bukan sekedar reboisasi atau program
imunisasi
program
keluarga berencana yang dulu menekankan anak
seharusnya
sekarang menekankan bapak
terbiasa melihat bapak-bapak pendahulu beranak
pinak
sekarang para janda mengasuh anak
tak
ada lagi korban kurang gizi
atau
bunuh diri
semua
terhormat karena keluarga yang bermartabat
semua terpandang dari keturunan yang bermanfaat
bagi sesama para muda
buat sesama para muda
Reformasi adalah cahaya rembulan dan air sungai bening nan sejuk
dapat
dinikmati dengan diam
atau
mengalunkan keroncong berkolaborasi dengan piyama batik para penyanyi dangdut
dan klasik
mencintai
produk dalam negri dari kursi dewan sampai boneka jelangkung
menghargai
barongsai sampai leak
menganggumi
perkusi, kecapi, gendang atau musik berisik
jamu
gendong, ramuan madura atau herbal dari para tabib dan habib
resep warteg atau rumah makan salero bundo
menikmati
semua tanpa perdebatan rumit
tanpa
perusakan dan intimidasi
apalagi
sampai kecolongan hak cipta
tanpa tipu muslihat kaum patriat
tanpa merisaukan golongan darah ningrat
Reformasi semua dipandang sebagai warga republik
republik yang publik lahir kembali
yang teguh memegang janji bumi pertiwi
bertanah air Indonesia
bukan
partai, bukan golongan, bukan kaum elit dan ekonomi sulit
karena petani butuh tampilan baru yang modern
karena buruh butuh tampilan baru yang sederajat
bukan
hanya persamaan gender tapi persamaan kesempatan
bukan keputusan hakim tapi juri dari para ahli
semua itu baru reformasi
semua itu baru republik
semua itu butuh para muda
-o0o-
Menandai hari 17022012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar