Hijrahnya Nabi Muhammad melakukan hijrah, pindah ke Madinah, untuk meninggalkan keburukan terhadap dirinya yang dilakukan sebangsanya, juga untuk meninggalkan kesedihan karena ditinggal wafat pamannya.
Dua hal yang berbeda, yakni meninggalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan untuk melangkah ke masa hadapan yang jauh lebih baik dari yang kita harap-harapkan. Menurut Yoshichi, saat jarum jam dinding berputar ke kiri, orang akan menganggapnya rusak dan membuangnya. Manusia pun tidak boleh menengok ke belakang, terus maju dan maju, melangkah ke depan! Meninggalkan tempat kerja, meninggalkan sekolah dan kampus, meninggalkan kampung halaman, terlalu banyak sudah yang aku tinggalkan.
Hidup itu terlalu “Menarik”, setidaknya buatku demikian. Daripada pasrah akan hidup lebih baik selalu mencoba hal yang bodoh. Karena aku baru menyadari semua hal yang bodoh aku lakukan di masa lalu itu telah membuatku tersenyum sampai hari nanti aku mati. Terlalu banyak, banyak sekali, kebodohan yang disengaja mau pun yang tidak disengaja (yakni bodoh benaran, betul-betul bodoh).
Yang tidak sengaja bodoh yaitu saat menjatuhkan kelereng di depan pintu aula kelas, lalu secara bersamaan cewek yang aku taksir lewat, terpeleset dan jatuh dipelukan. Dia marah besar kepadaku, tetapi aku merasa tersanjung dan bersyukur pada Tuhan atas rahmatNya dan jawaban sebuah doa.
Atau kelakuan bodoh betulan. Yakni setelah sepuluh tahun kemudian aku bertemunya lagi. Bukan kata-kata sanjungan yang keluar dari mulutku tetapi malah kata ejekan tentangnya masa kecil dulu, hal yang membuatnya malu. Kemudian dia pergi dan tak pernah menampakkan lubang hidungnya lagi, sampai suatu saat orang bule menciptakan “Facebook”, aku dapat melihat lubang hidungnya lagi, zoom in zoom out berkali-kali.
Ada Untungnya, berhentilah mengeluh "panaas" atau "hujaaan". Musim panas berhutang budi pada musim penghujan, demikian juga sebaliknya. Bukankah sekecilnya nyamuk ada manfaatnya, begitu juga panas dan hujan. Buatku kehadiran kau saat kecil adalah penyedap rasa yang menyempurnakan sajian. Tetapi aku selalu mengeluhkannya. Kenapa kau bukan jodohku. Kalau Anang Ashanty sanggup menyanyikan duet, “Jodohku... mau ku dirimu..” Kalau aku bisa nyanyi solo saja sudah untung.
Dan ada “4G” lainnya yang menyusul:
1. Gendut, hindari gendut karena orang gendut sangat jarang sekali memenangi persaingan perebutan jodoh, apalagi buruk penampilan dan buruk rupa. Alangkah baiknya jika baik budi tetapi ganteng.
2. Gembel, hindari miskin dan ketidakmampuan financial, karena orang kaya jauh lebih terpandang dari pada miskin yang jarang dipandang.
3. Gaptek, alias gagap tenknologi, bodoh atau kurang canggih terhadap kemajuan jaman.
4. Gayus, alias koruptor, alias gaya makyus tapi rakus, selain dosa dan masuk neraka, juga sangat tidak baik hidup rakus.
Kelewat Mewah. "Di dunia ini, banyak orang yang meski sakit tidak mau mati. Bunuh diri sungguh kelewat mewah," begitu menurut Yoshichi Shimada. Mengumpulkan sebuah kemewahan hidup, yang dipunguti hari per hari, baru akan terwujud pabila saat semua sudah dapat dirasakan, dicicipi, dinikmati dan kemudian dibuang kembali kedalam safety-tank. Kemewahan yang mewah bila semua yang kita makan bisa kita buang kembali esok hari. Tidak menyakitkan. Bayangkan anda belum pup sejak bayi.
Kesederhanaan adalah hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Tetapi selain itu aku menyisihkan dia diantara makanan dan kehidupanku. Aku selalu menyempatkan diri sebelum menyantap makanan yang ada dihadapanku dengan sebait doa agar suatu saat aku bisa makan semeja dengan dirimu. Tetapi lagi-lagi, doa kalian dan dirinya telah mengalahkan doa-doaku.
Ahaaaayyaya.
-O-
Jalan-jalan minggu pagi..
BalasHapusada secangir coklat panas nih di blog ini *kayaknya sih coklat panas*
seneng deh baca tulisan-tulisan ini.. lugas dan enteng aja.. tapi ada amanatnya.. Sip mas bro.
thanks ya Fitri sudah singgah di warung coklat
BalasHapussiiiip juga deh buat mu