Senin, 19 Maret 2012

“Asmara Kecil Lampu Damar”


Puan Joyah belingsatan rindu
telah lama malam-malamnya beku
setiap menjelang pagi suhu turun angin pun sungkan berlalu
memilih berhembus turun perlahan bila lewat dikediamanmu

Terkisahkan perginya sang kekasih
membawa cinta dan buaian kasih
membumbung tinggi lagu perih
disaat tengah mekar-mekarnya melati dan ros putih
bunga kesukaan tuan Ramtik yang welas asih
bersamaan musim petik ke haribaan Illahi kau tuaikan sedih
malam-malam puan pun penuh lirih

Telah tuan Ramtik berikan sebuah rumah mewah
telah puan Joyah terima perhiasan sebagai hadiah
telah pula dihibahkan ribuan hektar ladang dan sawah
berikut kali-kali kecil beserta titian muhibah
dan padang rumput hijau nan indah
tapi tak dapat puan Joyah berkisah
tentang rindu dendam yang berpasrah
setelah tersadar sunyi yang kini singgah
lagi, malam-malam puan penuhi gundah

Temaram malam hening khusyuk
syair Bandi si pengemudi pedati merdu datang merasuk
laksana pendekar dengan jurus mabuk
wajah Bandi tak tampan dan juga jauh dari buruk
dan kudanya tak pernah berbau busuk
menyelaraskan keindahan dan wewangian yang masyuk
membangkitkan semangat yang hampir lapuk

Bandi perjaka bersuara tampan
tergambar syair dan lagunya bak tangguhnya pejantan
yang melestarikan lestari alam dalam puji-pujian
menyenandung kata-kata indah buaian

Tengah malam puan Joyah tangisnya terusik
dengan kata penuh makna lantun Bandi lembut menghardik
bagai seuntai bulu angsa mengelitik
bukan maksud mendidik
tapi mengena hati puan Joyah yang rapuh dan antik
indah bagai nyanyian gelatik
tak kuasa mata puan Joyah menitik
suara itu bak lantunan petuah tuan Ramtik

Berlarian Joyah mencari
melirik bola mata bening kesana kemari
kemana gerangan suara gerak pedati
kemana pula datangnya syair sejati
hanya sekilas ia menghampiri
dan hanya sejenak syair itu terakhiri
tapi kata-kata penuh arti
telah membukakan hati

Pencarian panjang puan pun membuah
telah mempertemukan dua wadah
antara Bandi dan Joyah
melahirkan sebuah kisah
walau umur terbentang memisah
tetapi Illahi pertemukan sudah
Bandi meniti ribuan petuah
dan Joyah mewariskan ratusan hadiah
bersama membangun anugerah
dalam kebahagian terkira banyaknya jumlah
antara wasilah dan hikmah
kepada lainnya berbagi berkah
melahirkan lestari yang bertambah indah

Bandi dan Joyah memiliki kekayaan
makna dan kenyataan
kelahiran dan kematian
pertemuan dan perpisahan
arti dan syair kehidupan

Rindu dan dendam
anugerah dan bencana
tapi tak ada sedikitpun benci
hanya perih menyendiri
menanti titah Illahi

-o0o-
menandai hari
19 Maret 2012, pukul 13:35 ·

Tidak ada komentar:

Posting Komentar