Senin, 06 Februari 2012

“SEkaTenAN Tenan”

Gaz mendengkur disebelah Gus di dalam becaknya masing-masing
tukang becak kagetan selama gunungan berlangsung
menertawai Muh dan Nah yang berebut berkah di sela-sela pemungut berkah
Lah ikutan latah datang dari kampung
tadinya niat nontoni pesawat take off
sementara Min digendong disusui melotot
susunya emak Gah asin bercampur peluh Min terus netek
diantara mereka hanya Sus yang jeprat-jepret
ada roh halus diantara mereka yang berebut berkah
jangan lupakan, ada setan bertanduk tujuh
keberadaan Num si copet gesit meraup laba
diam-diam dia melepaskan kentut tapi mereka kadung takut
takut ndak kebagian berkah
takut ngomong dan salah tuduh kentut itu milik siapa
aku kebayang setiap acara besar
selalu ada yang nunggu ang pao
selalu ada yang ngantri kurbanan
selalu ada yang nunggu zakat fitrah
selalu ada yang ngantri besekan
selalu ada yang nunggu sedekah
selalu ada yang ngantri saweran
selalu ada yang nunggu berkah
gunungan diantara bukit barisan
berkahnya bukan rahmatMu
sedekahnya bukan anugerahMu
Zai hanya menghantarkan aku sebagai guide
takut dituduh ia keburu menjelaskan, “hanya mengantar!”
dan Zai memaksa aku pergi
jauh dari keadaban ini
aku terpaku menatap langit panasnya berapi-api
sedangkan kemarin dingin lembab berair
hanya untuk upacara ini
katanya seseorang tengah “milad” tapi Zai takut kualat
aku setujui kepergian Zai dari sini sambil membawa aku dengan arti
sebelum pergi aku titip salam sama Sultan
sampaikan pada yang punya hajat
dirgahayu dan mulyo
salam

-o0o-
Menandai hari, di dekat Masjid Agung Surakarta 05022012

2 komentar: