Jumat, 17 Februari 2012

“Reformasi”


Reformasi bukan debat di televisi
adalah pengumpulan semua visi dalam satu misi lahir kembali
reformasi untuk satu abad nanti
bukan acara unjuk gigi tetua yang menggunakan senyum cemerlang gigi palsu dan bedak pemutih wajah
pemuda-pemudi yang datang dengan pembaharuan
bukan para muda yang memanfaatkan sorotan tetua lalu dimanfaat
bukan simbiosis mutualis tapi tumbuh dengan sistemis yang berkeadilan
dengan ambisi perubahan yang berbeda dari mereka tetua tapi benar dan tepat
langkah yang pasti
langkah yang berani

Reformasi bukan debat para lawyer dan banker dalam kasus dokter
tentang radang paru-paru dan kanker otak ganas
yang oleh mereka mempercepat pensiun dini adalah yang terbaik
kehadiran para muda yang dinanti akan bicara politik untuk kemakmuran rakyat dan keadilan yang beradab tanpa perdebatan sulit
dalam pilihan-pilihan kebaikan
menghilangkan celah-celah kecurangan
menutup peluang para makelar
semua terlahir percaya diri dan madani

Reformasi itu tidak ada lagu Indonesia Raya penutup acara radio dan tv
karena kami akan menyiarkan dua kali sehari
tepat jarum pendek tepat menunjukan angka dua belas  
tak harus berdiri tapi duduklah di sofa kalian sambil menegakkan dagu tinggi-tinggi
akan bermartabat
akan bermanfaat
tanpa seragam dan atribut bendera partai
tanpa harus mandi siang atau dini hari
dengan radio mobilisasi
dengan tv di kamar mandi
bukan basa basi dan bualisasi
ini harga diri

Reformasi bukan bicara sakit hati dan benci
karena catatan sejarah akan selalu ada keberpihakan
pada yang menakuti dan yang ditakuti
ada catatan langit disebutkan bahwa sejarah akan selalu berulang
malam ke siang, siang ke malam, begitu seterusnya proses kelahiran dan kematian
para muda lah yang mengambil kemudi perubahan
tak usah merisaukan kemakmuran jaman silam
kembali merenda kemenangan masa depan
bangun kembali nusantara baru dengan gelar-gelar lama
yaitu
nusa peri indah
pulau melati pujaan bangsa
rayuan kelapa
negeri kopi
jantung dan paru-paru dunia
negeri khatulistiwa
negri kepulauan
benteng laut dan samudera  
akan diperdengarkan oleh para muda dengan sebait syair, “sejak dulu kala”

Reformasi bukan sekedar reboisasi atau program imunisasi
program keluarga berencana yang dulu menekankan anak
seharusnya sekarang menekankan bapak
terbiasa melihat bapak-bapak pendahulu beranak pinak
sekarang para janda mengasuh anak
tak ada lagi korban kurang gizi
atau bunuh diri
semua terhormat karena keluarga yang bermartabat
semua terpandang dari keturunan yang bermanfaat
bagi sesama para muda
buat sesama para muda

Reformasi adalah cahaya rembulan dan air sungai bening nan sejuk
dapat dinikmati dengan diam
atau mengalunkan keroncong berkolaborasi dengan piyama batik para penyanyi dangdut dan klasik
mencintai produk dalam negri dari kursi dewan sampai boneka jelangkung
menghargai barongsai sampai leak
menganggumi perkusi, kecapi, gendang atau musik berisik
jamu gendong, ramuan madura atau herbal dari para tabib dan habib
resep warteg atau rumah makan salero bundo
menikmati semua tanpa perdebatan rumit
tanpa perusakan dan intimidasi
apalagi sampai kecolongan hak cipta
tanpa tipu muslihat kaum patriat
tanpa merisaukan golongan darah ningrat

Reformasi semua dipandang sebagai warga republik
republik yang publik lahir kembali
yang teguh memegang janji bumi pertiwi
bertanah air Indonesia
bukan partai, bukan golongan, bukan kaum elit dan ekonomi sulit
karena petani butuh tampilan baru yang modern
karena buruh butuh tampilan baru yang sederajat
bukan hanya persamaan gender tapi persamaan kesempatan
bukan keputusan hakim tapi juri dari para ahli
semua itu baru reformasi
semua itu baru republik
semua itu butuh para muda

-o0o-
Menandai hari 17022012


Tidak ada komentar:

Posting Komentar