Selasa, 28 Februari 2012

"Melamun"


Minggu pagi tahun 1985
pada jambu bol tumbuh sebatang
tepat bersebelahan rumah
menempel sebagian dahannya pada asbes bergelombang seperti awan yang ku pandang
diketinggian tiga kurang
menyembunyikan diri dari sunyi ruang
rebah meratapi birunya langit bersih
melamun akan tak kuasa pada rasa sedih
ketakutan rasa sakit di dalam dirimu
yang selama ini kau pendam
dan sekarang terkapar bungkam
dalam bilik perawatan panjang
perlahan air bening mengalir
datangnya dari sudut dalam merambah menembus kedua bola mata

Minggu pagi tahun 1986
setelah perjalanan panjang menghantar dirimu
di tempat peristirahatan panjang Balongkore
kembalikan ingatan ku pada sebuah peristirahatan Sekuriti Camp
aku terbayang-bayang luangnya, leganya, lapangnya
setelah itu berlari kebun belakang
terpaku sejenak di tepian kolam
beranjak perlahan di titian kecil menuju tempat duduk panjang
sebuah gazebo di tengah kolam seindah Firdaus
sebuah bale-bale milikmu
lalu beranjak pada sebuah batang umbi karet tua
berdampingan bambu kuning yang juga seumur
diatasnya rumah pohon buah tangan abangku
memanjang dari batang umbi karet sampai ke batang-batang bambu
mengakhiri lamunan akan perpisahan panjang
dengan semua yang kalian bangun
dengan kekuatan punggung dan bahu
tak kuasa aku membendung haru

Minggu pagi tahun 1989
pada ruang dua kali dua di kediaman Dock Yard
satu pintu tanpa atap dan jendela
dibawah lantai menembus cahaya dan pandangku
mengalir air berwarna bak air teh
air tanah gambut bercampur getah damar kering
bercampur kompos hutan Bukit Datuk
atau bercampur fosil Bukit Timah dan bahkan minyak bumi Bukit Jin
kehilangan sentuhan akhir mu
pada bangunan ini
selain bangunan utama dari hasil hati dan fikir mu
kokoh tanpa kalap
tapi ruang ini ruang melamun
tembus kelangit ke tujuh
tiap pagi singgah disini
hanya untuk membuang ambisi
sambil mengikuti hanyut bersama arus lelebut
tepian kali kecil berwarna bening kecoklatan
dengan harum buah cempedak dan berisik mesin diesel
lalu rimbunnya daun cincau
pintu dari seng bertuliskan ruang bermenung
disana aku terpidana

Minggu pagi 1994
pada riak bening air sungai Kayu Tanam
diiringi batang-batang kayu manis
ke tempat yang lebih terbuka
bebatuan aneka warna
lebih ketengah dasar tanah lembut kemerahan
bermaksud bersihkan diri
sebersih langit pagi
bersama angin gunung Singgalang dan Merapi
kabut dari Bukit Tinggi menyertai
lagi-lagi seindah karya musikmu
mengalun indah membelah kawah
mengulur waktu dengan mudah
terlena dalam gundah

Minggu pagi 2000
ke Jakarta
kembali ke realita cinta
tidak ada langit biru
bangun pagi nafas debu menggebu
riuh melata dan gemuruh merata
aku tak bisa melamunkan kamu ayahku
disini aku tak diberi waktu
sesak rasanya kenyataan
hanya berusaha bisa
sekuat tenaga
bersama kasih sayang orang yang tersisa
dan akan nantinya bersama yang lainnya
.... ssssssss
sunyi itu hanya diatas jam dua
beberapa saat saja
huk huk huk
... hening

-o0o-
Menandai hari
21022012
Hari Cermin

2 komentar: