Kamis, 29 Desember 2011

“Pecah & Retak Berarti Membeli”



Jalan-jalan di belantara mall negara
mereka berdua tampak akrab di mata citra
Jurnalistik dan Politik
teman sejawat tak sejalan
bekerja untuk yang bayar
berbau darah kental partai
bukan lagi untuk negara
saling mengangkangi kepentingan publik
menggelitik bukan lagi orang per orang
kode etik berjamaah
mereka yang meretakkan
rakyat juga yang bayar

Satu lagi politikus berpolitik tikus
menunggangi kuda-kuda
masing-masing punya warna
yang dulu: merah, kuning, hijau, dilangit yang biru
si biru memayungi di atas putih kehitaman
ujung payung menyangkut di leher bendahara
sementara merah dan biru baru berwacana
menusuk melalui jurnalistik

si merah berhidung putih memilih jadi oposisi
opo sing ngisi
hidung berasap memanas-manasi
politik tikus mengalahkan politikus
kerah putih dasi belang-belang agen ganda
dari gedung putih kirim utusan sawo matang
mengalahkan apel Washington dan Malang
belum lagi kiriman itu sampai telah pecah ditengah jalan
mereka yang memecahkan
rakyat juga yang harus bayar

-o0o-
Catatan akhir tahun
Jakarta di guyur berita
Dari dusun yang dilanda bencana sampai petaka kerusuhan
Menandai hari, kado, 28122011


4 komentar:

  1. bahasa yang tinggi, keren tulisannya..

    nice blog..

    mohon bantuannya juga untuk berkomentar di sini ;
    http://ariefungu.blogspot.com/2011/12/merevisi-uud-1945-mengenai-kewenangan.html

    BalasHapus
  2. baiklah sob

    thanks yah udah singgah

    BalasHapus
  3. Puisi yg nyentil...untunglah saya bukan politikus.. tapi kenapa saya harus ikut bayar ya? :D

    Sesekali puisi2nya dikupas dong mas..dibahas maksud perkata biar saya juga bisa belajar bikin puisi bagus kayak ini. Salam

    BalasHapus
  4. siap mas Nufus, nanti aku buatkan satu kolom buat ngejewantahkan tulisan ini jadi sederhana

    BalasHapus