Kamis, 15 September 2011

(Hahay Story 056) SEBUAH DONGENG KECIL TENTANG ANAK KECIL


Meskipun kebaikan kecil itu telah lama dilakukan bersama dan nyaman di posisi itu, tetapi meninggalkannya untuk kebaikan yang lebih besar adalah bentuk resolusi terbaik. Karena kebaikan besar akan melingkupi kebaikan kecil-kecil lainnya. Hijrahnya Nabi Muhammad melakukan hijrah, pindah ke Madinah, untuk meninggalkan keburukan terhadap dirinya yang dilakukan sebangsanya, juga untuk meninggalkan kesedihan karena ditinggal wafat pamannya.
Dua hal yang berbeda, yakni meninggalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan untuk melangkah ke masa hadapan yang jauh lebih baik dari yang kita harap-harapkan. Menurut Yoshichi, saat jarum jam dinding berputar ke kiri, orang akan menganggapnya rusak dan membuangnya. Manusia pun tidak boleh menengok ke belakang, terus maju dan maju, melangkah ke depan! Meninggalkan tempat kerja, meninggalkan sekolah dan kampus, meninggalkan kampung halaman, terlalu banyak sudah yang aku tinggalkan.
Hidup itu terlalu “Menarik”, setidaknya buatku demikian. Daripada pasrah akan hidup lebih baik selalu mencoba hal yang bodoh. Karena aku baru menyadari semua hal yang bodoh aku lakukan di masa lalu itu telah membuatku tersenyum sampai hari nanti aku mati. Terlalu banyak, banyak sekali, kebodohan yang disengaja mau pun yang tidak disengaja (yakni bodoh benaran, betul-betul bodoh).
Yang tidak sengaja bodoh yaitu saat menjatuhkan kelereng di depan pintu aula kelas, lalu secara bersamaan cewek yang aku taksir lewat, terpeleset dan jatuh dipelukan. Dia marah besar kepadaku, tetapi aku merasa tersanjung dan bersyukur pada Tuhan atas rahmatNya dan jawaban sebuah doa.
Atau kelakuan bodoh betulan. Yakni setelah sepuluh tahun kemudian aku bertemunya lagi. Bukan kata-kata sanjungan yang keluar dari mulutku tetapi malah kata ejekan tentangnya masa kecil dulu, hal yang membuatnya malu. Kemudian dia pergi dan tak pernah menampakkan lubang hidungnya lagi, sampai suatu saat orang bule menciptakan “Facebook”, aku dapat melihat lubang hidungnya lagi, zoom in zoom out berkali-kali.
Kemarau ini. Panas yang berkepanjangan ini menilik dari dua tahun lalu, kemungkinan akan lebih panjang lagi. Dapat diprediksi dari musim penghujan tahun lalu yang hampir 12 bulan. Seharusnya pemerintah sudah tahu dan bisa memprediksinya. Ada Untungnya, berhentilah mengeluh "panaas" atau "hujaaan". Musim panas berhutang budi pada musim penghujan, demikian juga sebaliknya. Bukankah sekecilnya nyamuk ada manfaatnya, begitu juga panas dan hujan. Buatku kehadiran kau saat kecil adalah penyedap rasa yang menyempurnakan sajian. Tetapi aku selalu mengeluhkannya. Kenapa kau bukan jodohku. Kalau Anang Ashanty sanggup menyanyikan duet, “Jodohku... mau ku dirimu..” Kalau aku bisa nyanyi solo saja sudah untung.  
Kelewatan. Jika tempat tempuh yang kita tuju sudah kelewatan maka kita dapat memutar arah dan kembali, tetapi tidak untuk waktu yang telah terlewati. Walaupun kita kembali ke tempat yang sama tetapi saat indah bersama sewaktu kecil dulu sudah tidak sama lagi.  Betapa bahagianya masa kanak-kanak, remaja dan bersekolah. Apakah anak-anak dan remaja sekarang menyadari betapa bahagianya masa-masa saat bersama teman-teman dan bersekolah. Tentu semua terlewati dengan datar-datar saja, sampai saat nanti mereka tumbuh menua dan menyadari betapa banyak waktu yang terlewati begitu saja tanpa dapat ditarik kembali. Lalu berkata tenang dan setengah berbisik, "Kangen juga kembali ke sekolah."
Di sekolah ku, dahulu! Aku suka tempat itu. Aku suka pelajaran itu. Aku suka olahraga itu. Tetapi semua tidak penting, terpenting saat itu adalah aku suka kamu. Tak peduli kamu tidak suka akan kehadiran ku. Aku terlalu banyak menjahili dirimu, terlebih saat pertama kali kau mengenakan bh. Tanpa sengaja aku memutuskan tali bh milikmu dan aku berhasil ditampar kepala sekolah. Semua itu karena salah tingkah ku yang berlebihan dan kelewatan.
Berjuta mimpi-mimpi yang ku ciptakan saat itu. Aku sedari kecil memimpikan kehadiran ayah (maklum aku sudah yatim sejak penghujung SD). Atau mimpi jadi insinyur (melihat hebatnya MC Gyfer). Atau mimpi jadi penulis (seperti Steven S, yang menulis cerita hebat tentang anak-anak). Atau mimpi jadi petualang sejati (seperti Indiana Jones). Begitu banyak mimpiku. Kalau pun semua mimpi itu tidaklah terkabul, bagaimana pun juga cuma mimpi. Bukankah mimpi tak harus kita beli, cukup menengadahkan tangan ke langit, meminta pada yang Maha Kuasa, sedikit usaha yang terus-menerus, sambil menunggu kepastian jawaban Tuhan.
Diantara berjuta-juta mimpi-mimpi anak-anak yang di kirim ke langit, sebagian besar adalah milik ku. Aku juga sangat memimpikan dapat terus bersama dia. Baik itu dalam wujud anak-anak, remaja, atau pun dewasa. Bayangkan semua mimpi itu berurut semenjak aku masih di taman kanak-kanak. Tapi Tuhan mengerti maksud baik dari doa dan mimpi-mimpi orang lain yang tidak menghendaki hal itu terjadi. Jumlah mereka lebih banyak, sedangkan aku sendirian.
Tetapi semakin lama semakin aku menua, semakin tipis kemungkinan hal itu terwujud. Aku bukan tipe orang yang tidak sabar. Aku terus menantikan hal itu terwujud. Walau pun akhirnya Tuhan mengabulkannya bukan di dunia ini lagi, tapi mungkin di dunia paralel, atau dunia maya yang di isi oleh para perentas komputer.
Mengurangi kenikmatan. Semakin bertambah umur maka semakin berkurang kemampuan fisik, tetapi tekad dan semangat tetap bertambah. Ada nasehat dari paman ku, “3G” yang harus dikurangkan dari makanan dan minuman:
1.    Gula, mengurangi manisnya karena nanti diabet.
2.    Garam, mengurangi asinnya karena nanti darting.
3.    Gurih, mengurangi penyedapnya seperti mecin, lada, atau penyedap buatan lainnya.
Dan ada “4G” lainnya yang menyusul:
1.    Gendut, hindari gendut karena orang gendut sangat jarang sekali memenangi persaingan perebutan jodoh, apalagi buruk penampilan dan buruk rupa. Alangkah baiknya jika baik budi tetapi ganteng.
2.    Gembel, hindari miskin dan ketidakmampuan financial, karena orang kaya jauh lebih terpandang dari pada miskin yang jarang dipandang.
3.    Gaptek, alias gagap tenknologi, bodoh atau kurang canggih terhadap kemajuan jaman.
4.    Gayus, alias koruptor, alias gaya makyus tapi rakus, selain dosa dan masuk neraka, juga sangat tidak baik hidup rakus.
Kelewat Mewah.  "Di dunia ini, banyak orang yang meski sakit tidak mau mati. Bunuh diri sungguh kelewat mewah," begitu menurut Yoshichi Shimada. Mengumpulkan sebuah kemewahan hidup, yang dipunguti hari per hari, baru akan terwujud pabila saat semua sudah dapat dirasakan, dicicipi, dinikmati dan kemudian dibuang kembali kedalam safety-tank. Kemewahan yang mewah bila semua yang kita makan bisa kita buang kembali esok hari. Tidak menyakitkan. Bayangkan anda belum pup sejak bayi.
Kesederhanaan adalah hidup untuk makan dan makan untuk hidup. Tetapi selain itu aku menyisihkan dia diantara makanan dan kehidupanku. Aku selalu menyempatkan diri sebelum menyantap makanan yang ada dihadapanku dengan sebait doa agar suatu saat aku bisa makan semeja dengan dirimu. Tetapi lagi-lagi, doa kalian dan dirinya telah mengalahkan doa-doaku. 
Ahaaaayyaya.
-O-

2 komentar:

  1. Jalan-jalan minggu pagi..
    ada secangir coklat panas nih di blog ini *kayaknya sih coklat panas*

    seneng deh baca tulisan-tulisan ini.. lugas dan enteng aja.. tapi ada amanatnya.. Sip mas bro.

    BalasHapus
  2. thanks ya Fitri sudah singgah di warung coklat
    siiiip juga deh buat mu

    BalasHapus