Selasa, 21 Juni 2011

(Hahay Story 052) PENGADILAN PENCURI PERHIASAN (kisah Ali Baba)


Suatu hari di kerajaan dimana Ali Baba menetap untuk sementara, telah terjadi kehebohan. Putri sang raja merasa kehilangan perhiasan emasnya, merasa telah ada yang berani mencuri, dan itu dari kalangan pekerja dalam istana sendiri. Sang Raja tidak bisa membuktikan siapa pelakunya. Maka berkat usulan penasehat sang Raja diutuslah orang untuk memanggil Ali Baba orang yang terkenal banyak akalnya.
Kedatangan Ali Baba disambut langsung oleh petingi-petinggi kerajaan yang putus asa tidak mampu menangkap maling di Istana Kerajaannya sendiri. Si Ali Baba langsung mengerti duduk perkaranya dan memanggil semua isi penghuni istana termasuk Raja dan Ratu sekeluarga. Lalu disana Ali Baba menebarkan rumor, gossip dan isu kosong, bahwa pencuri itu tangannya akan berbau busuk jika memegang ekor kuda, bahkan kuda tersebut pada saat ekornya tersentuh tangan si pencuri maka kuda itu akan lari terbirit-birit.
Raja yang tak enak hati merasa ikut tertuduh oleh ucapan Ali Baba, ia memerintahkan untuk membawa kuda yang paling liar sekali pun untuk membuktikan ucapan si Ali tersebut. Maka Ali mendatangkan kuda terliar dengan menutupkan kepala kuda dengan kain hitam agar kuda tidak dapat melihat siapa saja yang memegang ekornya. Kuda paling hitam dan berekor sangat tebal.
Satu per satu anggota Kerajaan yang tinggal di Istana memegang ekor kuda. Tetapi tak satu pun yang berhasil membuat kuda itu lari terbirit-birit. Maka raja pun murka terhadap si Ali. Lalu Ali Baba pun membantah, “Aku bisa membuktikan siapa pencuri itu sebenarnya, dengan cara kalian menunjukkan telapak tangan kalian kepadaku.” Balas Si Ali ikut-ikutan murka.
Satu per satu Ali mendatangi dan memperhatikan telapak tangan anggota Kerajaan yang tinggal di istana. Tiba-tiba Ali menunjuk salah seorang dayang-dayang sebagai pencurinya. Dan Ali pun berkata, “Diantara kalian hanya perempuan ini lah yang tidak menyentuh ekor kuda itu. Aku telah melumuri minyak zaitun ke dalam rambut ekor kuda. Maka yang telapak tangannya tidak berminyak maka dialah yang takut kalau kuda itu akan lari terbirit-birit.” Mendengar ucapan Ali Baba, sang dayang ketakutan, dan mengakui perbuatannya. Kemudian sang dayang mengembalikan perhiasan tersebut.
Sang Raja berterimakasih pada Ali Baba, tetapi Ali Baba menginginkan raja agar memaafkan sang dayang karena sang dayang hidupnya penuh penderitaan dan miskin, anak dan suaminya yang sakit-sakitan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar